Warning PBB, Bencana Kelaparan Bakal Tambah Buruk Tahun Depan
Minggu, 26 Juni 2022 - 07:36 WIB
BERLIN - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa dunia menghadapi bencana kelaparan yang lebih buruk tahun depan akibat kekurangan makanan di seluruh dunia.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan perang di Ukraina telah menambah gangguan pasokan pangan yang disebabkan perubahan iklim, pandemi virus corona, dan ketidaksetaraan untuk menghasilkan krisis kelaparan global yang belum pernah terjadi sebelumnya yang telah mempengaruhi ratusan juta orang.
"Ada risiko nyata bahwa banyak kelaparan akan diumumkan pada 2022. Dan 2023 bisa lebih buruk," kata dia dalam pesan video kepada pejabat dari lusinan negara kaya dan berkembang yang berkumpul di Berlin dilansir dari AP News, Minggu (26/6/2022).
PBB melaporkan bahwa panen di seluruh Asia, Afrika dan Amerika akan terpukul karena para petani di seluruh dunia berjuang untuk mengatasi kenaikan harga pupuk dan energi.
"Masalah akses pangan tahun ini bisa menjadi kekurangan pangan global tahun depan," katanya. "Tidak ada negara yang kebal terhadap dampak sosial dan ekonomi dari bencana semacam itu," sambungnya.
Dia mengatakan para perunding PBB sedang mengerjakan kesepakatan yang akan memungkinkan Ukraina mengekspor makanan, termasuk melalui Laut Hitam, dan membiarkan Rusia membawa makanan dan pupuk ke pasar dunia tanpa batasan.
Pihaknya juga menyerukan penghapusan utang bagi negara-negara miskin untuk membantu menjaga ekonomi mereka tetap bertahan dan sektor swasta untuk membantu menstabilkan pasar pangan global.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan klaim Moskow bahwa sanksi Barat yang dijatuhkan atas invasi Rusia ke Ukraina berisiko mengakibatkan kekurangan pangan karena Rusia sama sekali tidak bisa mengekspor gandum sepanjang Mei dan Juni tahun ini seperti pada bulan yang sama tahun 2021.
Dia mengungkapkan sejumlah faktor mendasari meningkatnya krisis kelaparan di seluruh dunia. "Tetapi serangan Rusia terhadap Ukraina yang mengubah gelombang menjadi tsunami," tandasnya.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan perang di Ukraina telah menambah gangguan pasokan pangan yang disebabkan perubahan iklim, pandemi virus corona, dan ketidaksetaraan untuk menghasilkan krisis kelaparan global yang belum pernah terjadi sebelumnya yang telah mempengaruhi ratusan juta orang.
"Ada risiko nyata bahwa banyak kelaparan akan diumumkan pada 2022. Dan 2023 bisa lebih buruk," kata dia dalam pesan video kepada pejabat dari lusinan negara kaya dan berkembang yang berkumpul di Berlin dilansir dari AP News, Minggu (26/6/2022).
PBB melaporkan bahwa panen di seluruh Asia, Afrika dan Amerika akan terpukul karena para petani di seluruh dunia berjuang untuk mengatasi kenaikan harga pupuk dan energi.
"Masalah akses pangan tahun ini bisa menjadi kekurangan pangan global tahun depan," katanya. "Tidak ada negara yang kebal terhadap dampak sosial dan ekonomi dari bencana semacam itu," sambungnya.
Dia mengatakan para perunding PBB sedang mengerjakan kesepakatan yang akan memungkinkan Ukraina mengekspor makanan, termasuk melalui Laut Hitam, dan membiarkan Rusia membawa makanan dan pupuk ke pasar dunia tanpa batasan.
Pihaknya juga menyerukan penghapusan utang bagi negara-negara miskin untuk membantu menjaga ekonomi mereka tetap bertahan dan sektor swasta untuk membantu menstabilkan pasar pangan global.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan klaim Moskow bahwa sanksi Barat yang dijatuhkan atas invasi Rusia ke Ukraina berisiko mengakibatkan kekurangan pangan karena Rusia sama sekali tidak bisa mengekspor gandum sepanjang Mei dan Juni tahun ini seperti pada bulan yang sama tahun 2021.
Dia mengungkapkan sejumlah faktor mendasari meningkatnya krisis kelaparan di seluruh dunia. "Tetapi serangan Rusia terhadap Ukraina yang mengubah gelombang menjadi tsunami," tandasnya.
(nng)
tulis komentar anda