Lewat Inovasi, Delos Bantu Petambak Udang Tembus Pasar Ekspor
Senin, 04 Juli 2022 - 16:30 WIB
JAKARTA - Startup aquatech Delos terus menunjukkan komitmennya mendukung usaha petambak undang untuk meningkatkan produksi. Melalui inovasi terbaru yakni AquaLink, perusahaan rintisan tersebut terus memperluas pendampingan hingga membantu memperluas penjualan ke pasar ekspor.
"Melalui inovasi baru tersebut Delos akan mengkonsolidasikan value chain dari hulu ke hilir, mulai dari pemilihan bahan baku seperti benur dan pakan, pemrosesan, pemasaran, jalur ekspor, hingga penjualan langsung ke pasar luar negeri seperti Jepang dan Amerika, yang tentunya bernilai lebih tinggi," ujar CEO Delos Guntur Mallarangeng, baru-baru ini.
Menurut dia, Delos telah mampu memberikan solusi berbasis data untuk masalah sehari-hari yang dihadapi petambak udang, dan sejauh ini Delos telah terbukti berhasil mengoptimalisasikan pengelolaan dan meningkatkan daya guna tambak. Adapun jangkauan mitra petambak Delos kini semakin luas tersebar di berbagai pulau di Indonesia.
"Saat ini, banyak permintaan dari berbagai wilayah agar kami membantu mereka. Masih ada ribuan hektar tambak potensial yang dapat dikembangkan," kata dia.
Menurut dia harga jual udang menjadi tinggi ketika sudah berada di pasar luar negeri. Hal ini menjadi salah satu alasan petambak udang perlu memperhatikan supply chain atau rantai pasok yang terintegrasi ke pasar luar negeri, meskipun biaya operasional dan risiko panennya tergolong tinggi. "Adanya perubahan kecil dalam kualitas air atau pakan saja dapat berdampak besar pada hasil panen," kata dia.
Dia mengatakan kehadiran Delos mampu menghasilkan produktivitas panen 2-3 kali rata-rata industri serta dapat memberikan solusi dengan mengimplementasikan sistem pengelolaan tambak modern dan solusi rantai pasokan untuk meningkatkan produktivitas. Selain produktivitas, rantai pasok (supply chain) yang terintegrasi ke pasar luar negeri masih menjadi masalah mendasar bagi industri akuakultur Indonesia.
AquaLink sebagai sebuah produk integrasi supply chain, yang akan menghubungkan petambak udang dengan rantai pasokan dunia untuk memfasilitasi penjualan hasil panen dengan harga dan sistem pembayaran yang terbaik. Guntur optimistis Indonesia dapat bersaing di industri makanan laut internasional asalkan petambak udang di Indonesia sudah dapat mengkonsolidasikan mulai dari proses awal, pemilihan benur, pakan, dan panen yang baik, serta pengemasan hingga ekspor ke Amerika dan Eropa. "Kami memiliki cita-cita mempunyai merk udang sendiri, made in Indonesia yang bisa bersaing di luar negeri," kata dia.
Sebagai informasi, AquaLink merupakan bagian dari strategi untuk memacu pertumbuhan industri akuakultur dengan mengembangkan dan memodernisasikan teknologi akuakultur Indonesia untuk bersaing dengan pemain-pemain industri akuakultur.
"Melalui inovasi baru tersebut Delos akan mengkonsolidasikan value chain dari hulu ke hilir, mulai dari pemilihan bahan baku seperti benur dan pakan, pemrosesan, pemasaran, jalur ekspor, hingga penjualan langsung ke pasar luar negeri seperti Jepang dan Amerika, yang tentunya bernilai lebih tinggi," ujar CEO Delos Guntur Mallarangeng, baru-baru ini.
Baca Juga
Menurut dia, Delos telah mampu memberikan solusi berbasis data untuk masalah sehari-hari yang dihadapi petambak udang, dan sejauh ini Delos telah terbukti berhasil mengoptimalisasikan pengelolaan dan meningkatkan daya guna tambak. Adapun jangkauan mitra petambak Delos kini semakin luas tersebar di berbagai pulau di Indonesia.
"Saat ini, banyak permintaan dari berbagai wilayah agar kami membantu mereka. Masih ada ribuan hektar tambak potensial yang dapat dikembangkan," kata dia.
Menurut dia harga jual udang menjadi tinggi ketika sudah berada di pasar luar negeri. Hal ini menjadi salah satu alasan petambak udang perlu memperhatikan supply chain atau rantai pasok yang terintegrasi ke pasar luar negeri, meskipun biaya operasional dan risiko panennya tergolong tinggi. "Adanya perubahan kecil dalam kualitas air atau pakan saja dapat berdampak besar pada hasil panen," kata dia.
Dia mengatakan kehadiran Delos mampu menghasilkan produktivitas panen 2-3 kali rata-rata industri serta dapat memberikan solusi dengan mengimplementasikan sistem pengelolaan tambak modern dan solusi rantai pasokan untuk meningkatkan produktivitas. Selain produktivitas, rantai pasok (supply chain) yang terintegrasi ke pasar luar negeri masih menjadi masalah mendasar bagi industri akuakultur Indonesia.
AquaLink sebagai sebuah produk integrasi supply chain, yang akan menghubungkan petambak udang dengan rantai pasokan dunia untuk memfasilitasi penjualan hasil panen dengan harga dan sistem pembayaran yang terbaik. Guntur optimistis Indonesia dapat bersaing di industri makanan laut internasional asalkan petambak udang di Indonesia sudah dapat mengkonsolidasikan mulai dari proses awal, pemilihan benur, pakan, dan panen yang baik, serta pengemasan hingga ekspor ke Amerika dan Eropa. "Kami memiliki cita-cita mempunyai merk udang sendiri, made in Indonesia yang bisa bersaing di luar negeri," kata dia.
Sebagai informasi, AquaLink merupakan bagian dari strategi untuk memacu pertumbuhan industri akuakultur dengan mengembangkan dan memodernisasikan teknologi akuakultur Indonesia untuk bersaing dengan pemain-pemain industri akuakultur.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda