Tingkatkan Kompetensi Digital, ASN Dituntut Mahir Teknologi Informasi
Selasa, 26 Juli 2022 - 17:30 WIB
"Dalam menciptakan ASN unggul di dunia birokrasi, maka dibutuhkan peran lembaga pelatihan dan biro SDM/kepegawaian untuk menawarkan berbagai program pengembangan kompetensi sesuai dengan kebutuhan dan tantangan di masa yang akan datang," ungkap dia.
Deputi Bidang Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN Muhammad Taufiq mengatakan, perlunya akselerasi digitalisasi bangkom ini didukung dengan berbagai faktor seperti kenaikan jumlah penetrasi internet yang saat ini telah mencapai 73,7 persen jumlah penduduk Indonesia.
Menurutnya, ada empat pilar utama untuk mempercepat transformasi bangkom. Pertama, desain program yang secara bertahap melalui metode pembelajaran blended learning yang memadukan pembelajaran secara klasikal dan e-learning untuk penguatan literasi digital.
"Pilar kedua adalah transformasi trainer-nya atau widyaiswara, dengan mendorong widyaiswara untuk memiliki kemampuan paripurna seperti memberikan fasilitasi, membuat bahan ajar yang interaktif, serta memberikan kontribusi untuk program-program bangkom," ujar dia.
Lalu pilar ketiga, pemanfaatan teknologi informasi dalam setiap pembelajaran dengan menggunakan portal learning management system. Terakhir, semua pilar ini akan dikunci pada quality management system sebagai penjaminan mutu dan kualita dari penyelenggaraan pelatihan.
Pada kesempatan yang sama, Chairman of SC GNIK Yunus Triyonggo menjelaskan, era disruptif saat ini mau tidak mau mendorong pola pendidikan dan pelatihan ASN harus semakin agile. LAN juga telah membangun platform e-learning yang dapat diakses dengan mudah, aman dan berbiaya murah.
"Prinsipnya dalam bangkom ASN adalah pengembangan SDM aparatur dan sarana dan prasarana yang memadai. Tentu saja hal ini didukung dengan kurikulum yang memberikan kesempatan untuk mengembangkan potensinya seluas-luasnya," kata Founder and Chief Officer Brainmatics ID and BraindevsID Romi Satria.
Deputi Bidang Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN Muhammad Taufiq mengatakan, perlunya akselerasi digitalisasi bangkom ini didukung dengan berbagai faktor seperti kenaikan jumlah penetrasi internet yang saat ini telah mencapai 73,7 persen jumlah penduduk Indonesia.
Menurutnya, ada empat pilar utama untuk mempercepat transformasi bangkom. Pertama, desain program yang secara bertahap melalui metode pembelajaran blended learning yang memadukan pembelajaran secara klasikal dan e-learning untuk penguatan literasi digital.
"Pilar kedua adalah transformasi trainer-nya atau widyaiswara, dengan mendorong widyaiswara untuk memiliki kemampuan paripurna seperti memberikan fasilitasi, membuat bahan ajar yang interaktif, serta memberikan kontribusi untuk program-program bangkom," ujar dia.
Lalu pilar ketiga, pemanfaatan teknologi informasi dalam setiap pembelajaran dengan menggunakan portal learning management system. Terakhir, semua pilar ini akan dikunci pada quality management system sebagai penjaminan mutu dan kualita dari penyelenggaraan pelatihan.
Pada kesempatan yang sama, Chairman of SC GNIK Yunus Triyonggo menjelaskan, era disruptif saat ini mau tidak mau mendorong pola pendidikan dan pelatihan ASN harus semakin agile. LAN juga telah membangun platform e-learning yang dapat diakses dengan mudah, aman dan berbiaya murah.
"Prinsipnya dalam bangkom ASN adalah pengembangan SDM aparatur dan sarana dan prasarana yang memadai. Tentu saja hal ini didukung dengan kurikulum yang memberikan kesempatan untuk mengembangkan potensinya seluas-luasnya," kata Founder and Chief Officer Brainmatics ID and BraindevsID Romi Satria.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda