Kejar Target Pendapatan Rp1,7 Triliun, Surveyor Indonesia Genjot Transformasi Digital
Rabu, 27 Juli 2022 - 21:01 WIB
JAKARTA - Anggota Holding BUMN Jasa Survei atau ID Survey, PT Surveyor Indonesia terus menerapkan transformasi di segala lini aktivitas perusahaan. Salah satunya transformasi di aspek digitalisasi.
Direktur Utama Surveyor Indonesia M Haris Witjaksono menyampaikan, transformasi yang dilakukan menyasar pada sejumlah sisi, mulai dari perbaikan proses bisnis, peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM), hingga akselerasi digitalisasi.
"Transformasi sudah kita mulai sejak pandemi yang mengubah cara kerja model. Dengan digitalisasi, kita mendorong desentralisasi, kompetensi dari pusat ke cabang," ungkap Haris, Rabu (27/7/2022).
Haris menyebut peningkatan kompetensi di cabang-cabang cukup efektif dalam memangkas biaya operasional yang cukup tinggi akibat pandemi.
Haris mengatakan sistem kerja yang efektif juga menjadi perhatian Kementerian BUMN yang menargetkan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Surveyor Indonesia turun dari 97% pada 2020 dan 95,3% pada 2021 menjadi 92,4% pada tahun ini.
"Alhamdulillah capaian pendapatan kita tahun lalu mencapai Rp1,6 triliun atau di atas RKAP yang sebesar Rp1,55 triliun, jadi kita Rp50 miliar melebihi dari target yang ditetapkan," urainya.
Meski begitu, sambung Haris, pemegang saham meminta pendapatan Surveyor Indonesia tumbuh sekitar 15-20% atau menjadi Rp1,735 triliun untuk tahun ini.
Baca Juga: Aplikasi Ini Sanggup Dongkrak Pendapatan Asli Daerah
Untuk mencapai target tersebut, lanjut Haris, perusahaan bakal mengoptimalkan sejumlah portofolio pelayanan baru yang akan diluncurkan pada hari ulang tahun Surveyor Indonesia pada 1 Agustus mendatang.
"Jadi ada dua fokus ke depan, pertama perbaikan proses bisnis lewat digitalisasi dan membangun portofolio baru dengan peluncuran sejumlah pelayanan baru sehingga target pendapatan Rp1,735 triliun dapat tercapai dan harapannya bisa melampaui target tersebut," tuturnya.
Direktur Utama Surveyor Indonesia M Haris Witjaksono menyampaikan, transformasi yang dilakukan menyasar pada sejumlah sisi, mulai dari perbaikan proses bisnis, peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM), hingga akselerasi digitalisasi.
"Transformasi sudah kita mulai sejak pandemi yang mengubah cara kerja model. Dengan digitalisasi, kita mendorong desentralisasi, kompetensi dari pusat ke cabang," ungkap Haris, Rabu (27/7/2022).
Haris menyebut peningkatan kompetensi di cabang-cabang cukup efektif dalam memangkas biaya operasional yang cukup tinggi akibat pandemi.
Haris mengatakan sistem kerja yang efektif juga menjadi perhatian Kementerian BUMN yang menargetkan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Surveyor Indonesia turun dari 97% pada 2020 dan 95,3% pada 2021 menjadi 92,4% pada tahun ini.
"Alhamdulillah capaian pendapatan kita tahun lalu mencapai Rp1,6 triliun atau di atas RKAP yang sebesar Rp1,55 triliun, jadi kita Rp50 miliar melebihi dari target yang ditetapkan," urainya.
Meski begitu, sambung Haris, pemegang saham meminta pendapatan Surveyor Indonesia tumbuh sekitar 15-20% atau menjadi Rp1,735 triliun untuk tahun ini.
Baca Juga: Aplikasi Ini Sanggup Dongkrak Pendapatan Asli Daerah
Untuk mencapai target tersebut, lanjut Haris, perusahaan bakal mengoptimalkan sejumlah portofolio pelayanan baru yang akan diluncurkan pada hari ulang tahun Surveyor Indonesia pada 1 Agustus mendatang.
"Jadi ada dua fokus ke depan, pertama perbaikan proses bisnis lewat digitalisasi dan membangun portofolio baru dengan peluncuran sejumlah pelayanan baru sehingga target pendapatan Rp1,735 triliun dapat tercapai dan harapannya bisa melampaui target tersebut," tuturnya.
(ind)
tulis komentar anda