3 Negara Afrika yang Gagal Bayar Utang ke China, Nomor 2 Sempat Terancam Kehilangan Asetnya

Rabu, 03 Agustus 2022 - 16:38 WIB
Sebut saja seperti perluasan Bandara Internasional, perluasan Stasiun Termal Hwange, pembangunan bendungan, dan proyek lainnya. Dikutip dari The East African, Zimbabwe telah gagal membayar pinjaman aktif dari China.

Hal ini tentunya mempengaruhi pencairan dana proyek-proyek yang sedang berjalan. Dalam salah satu laporan, pencairan pinjaman terkendala karena akumulasi tunggakan pinjaman China Eximbank pada proyek seperti Bandara Internasional Victoria Falls ($54 Juta), perluasan jaringan NetOne ($61 Juta), dan masih banyak lainnya.

Melihat dari riwayatnya, ini bukan pertama kali Zimbabwe berurusan dengan utang China. Sebelumnya pada 2006, Zimbabwe menerima pinjaman $200 Juta dari China Eximbank untuk pembelian peralatan pertanian. Sebagai jaminan, mereka menempatkan cadangan Platinum Selous dan Northfields dalam kontraknya.

2. Uganda

Negara di kawasan Afrika Timur ini juga pernah berurusan dengan utang China. Pada 17 November 2015, pemerintah Uganda yang dipimpin Presiden Yoweri Museveni menandatangani perjanjian dengan Export-Import Bank of China (Exim Bank).

Adapun perjanjian tersebut berupa pinjaman sebesar $207 Juta dari China untuk Uganda. Dikutip dari Uscnpm, kontrak ini menetapkan jangka waktu 20 tahun tahun dengan masa tenggang 7 tahun.

Sebagai jaminan, satu-satunya Bandara Internasional di Uganda turut dilampirkan dalam kontrak. Aset tersebut kabarnya digunakan sebagai jaminan jika pelunasan hutang tersendat.

Menghadapi krisis, pada tahun 2021 Presiden Museveni mengupayakan negosiasi ulang terkait klausul kontrak pinjaman, sayangnya China menolaknya. Ketika pelunasan hutangnya tersendat, muncul spekulasi bahwa Beijing telah mengambil alih bandara internasional di Uganda.

Hal ini dibantah oleh Otoritas Penerbangan Sipil Uganda (UCAA). Selain itu, kedutaan China di Uganda juga membantah isu tersebut. Menurutnya, tuduhan tak berdasar itu berusaha memperkeruh hubungan China dengan negara-negara berkembang.

Bank Exim dalam hal ini tidak menyita atau mengendalikan Bandara Internasional Uganda, melainkan hanya ikut mengawasi masalah anggarannya saja.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More