3 Negara Afrika yang Gagal Bayar Utang ke China, Nomor 2 Sempat Terancam Kehilangan Asetnya

Rabu, 03 Agustus 2022 - 16:38 WIB
loading...
3 Negara Afrika yang Gagal Bayar Utang ke China, Nomor 2 Sempat Terancam Kehilangan Asetnya
Sedikitnya ada tiga negara Afrika yang gagal membayar utang ke China. Salah satunya Uganda. Foto DOK SINDOnews
A A A
JAKARTA - Sedikitnya ada tiga negara Afrika yang gagal membayar utang ke China. Pada perkembangannya, China dikenal sebagai kreditur tunggal terbesar di dunia. Mereka tidak sungkan untuk memberikan pinjaman besar kepada negara-negara yang menginginkannya.

Hanya saja, dalam praktik pinjamannya ini, China sering dikritik karena membuat negara-negara yang berhutang kesulitan melunasinya. Tak jarang sebagian pengamat menyebutnya sebagai ‘Jebakan Utang China’.

Baca juga : Negara-negara Ini Disebut-sebut Jadi Korban Jebakan Utang China

Adapun sebagian besar negara yang mendapat pinjaman dari Beijing adalah negara berpenghasilan rendah dan negara berkembang, termasuk di kawasan Afrika. Tak jarang, beberapa diantaranya kesulitan membayar hutang dan mengharuskannya menunggak.

Berikut beberapa negara Afrika yang gagal bayar utang ke China :

1. Zimbabwe

Zimbabwe merupakan negara di kawasan Afrika Tenggara yang terletak antara Sungai Zambezi dan Limpopo. Negara ini berbatasan langsung dengan Afrika Selatan di Selatan, serta Zambia di bagian Utara.

Dalam hal ekonomi, Zimbabwe tengah tercekik utang internasional karena harus melunasi pinjaman besar-besaran dari China. Seperti yang diketahui, Beijing mendanai proyek-proyek infrastruktur Zimbabwe di akhir masa pemerintahan Robert Mugabe.

Sebut saja seperti perluasan Bandara Internasional, perluasan Stasiun Termal Hwange, pembangunan bendungan, dan proyek lainnya. Dikutip dari The East African, Zimbabwe telah gagal membayar pinjaman aktif dari China.

Hal ini tentunya mempengaruhi pencairan dana proyek-proyek yang sedang berjalan. Dalam salah satu laporan, pencairan pinjaman terkendala karena akumulasi tunggakan pinjaman China Eximbank pada proyek seperti Bandara Internasional Victoria Falls ($54 Juta), perluasan jaringan NetOne ($61 Juta), dan masih banyak lainnya.

Melihat dari riwayatnya, ini bukan pertama kali Zimbabwe berurusan dengan utang China. Sebelumnya pada 2006, Zimbabwe menerima pinjaman $200 Juta dari China Eximbank untuk pembelian peralatan pertanian. Sebagai jaminan, mereka menempatkan cadangan Platinum Selous dan Northfields dalam kontraknya.

2. Uganda

Negara di kawasan Afrika Timur ini juga pernah berurusan dengan utang China. Pada 17 November 2015, pemerintah Uganda yang dipimpin Presiden Yoweri Museveni menandatangani perjanjian dengan Export-Import Bank of China (Exim Bank).

Adapun perjanjian tersebut berupa pinjaman sebesar $207 Juta dari China untuk Uganda. Dikutip dari Uscnpm, kontrak ini menetapkan jangka waktu 20 tahun tahun dengan masa tenggang 7 tahun.

Sebagai jaminan, satu-satunya Bandara Internasional di Uganda turut dilampirkan dalam kontrak. Aset tersebut kabarnya digunakan sebagai jaminan jika pelunasan hutang tersendat.

Menghadapi krisis, pada tahun 2021 Presiden Museveni mengupayakan negosiasi ulang terkait klausul kontrak pinjaman, sayangnya China menolaknya. Ketika pelunasan hutangnya tersendat, muncul spekulasi bahwa Beijing telah mengambil alih bandara internasional di Uganda.

Hal ini dibantah oleh Otoritas Penerbangan Sipil Uganda (UCAA). Selain itu, kedutaan China di Uganda juga membantah isu tersebut. Menurutnya, tuduhan tak berdasar itu berusaha memperkeruh hubungan China dengan negara-negara berkembang.

Bank Exim dalam hal ini tidak menyita atau mengendalikan Bandara Internasional Uganda, melainkan hanya ikut mengawasi masalah anggarannya saja.

Baca juga : Terjebak Utang China, Sri Lanka Pinjam ke IMF dan Bank Dunia

3. Zambia

Pada 2020 lalu, Zambia mengalami kebuntuan untuk melunasi hutangnya ke China. Negara ini telah gagal membayar bunga atas utang senilai $42,5 juta yang jatuh tempo pada Oktober 2020.

Pemerintah Zambia dalam hal ini beralasan kesulitan likuiditas yang diperparah munculnya pandemi Covid-19. Utang luar negeri Zambia pada Juni 2020 mencapai $12 Miliar.

Dikutip dari Nikkei Asia, data Bank Dunia menunjukan utang Zambia ke China mencapai $3,4 Miliar. Angka tersebut berlipat dari besaran utang di akhir 2015.

Keterlambatan pembayaran ini membuat perwakilan Zambia melakukan pertemuan dengan China Development Bank untuk menunda pembayaran utang sementara. Selain pandemi Covid-19, penyebab krisis Zambia adalah ketergantungan ekonominya kepada ekspor tembaga.
(bim)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1496 seconds (0.1#10.140)