Langkah Erick Benahi BUMN Dinilai Sudah Sesuai Kebutuhan Bisnis
Senin, 29 Juni 2020 - 14:23 WIB
Toto menambahkan, saat ini mendesak untuk terus memperbaiki kinerja BUMN. Apalagi ada tantangan lain dimana tingkat profitabilitas rata-rata BUMN masih rendah yakni rata-rata di bawah 5%. Demikian juga angka return of asset rendah, maka ke depan BUMN harus concern meningkatkan kemampuan laba dan menggerakkan aset agar produktif.
Karena itu, kata dia, untuk sebagian BUMN yang posisinya secara internal sudah lemah merugi dan produknya relatif sudah tidak kompetitif karena sudah diambil alih pesaing swasta, Erick diharapkan tak sungkan melakukan likuidasi. "Ke depan mungkin Indonesia akan punya lebih sedikit BUMN, tapi kondisinya lebih sehat dan berdaya saing," kata Toto.
Terpisah, ekonom Piter Abdullah menilai langkah Erick dalam memilih talent di BUMN sudah sesuai, jika prioritas diberikan kepada tenaga profesional.
Tapi, Pieter memberikan sedikit catatan. Setiap penunjukan pejabat di BUMN menurutnya harus sesuai dengan karakter perusahaan dan kebutuhan bisnis di masa depan, juga memiliki wawasan yang mumpuni. Karena, karakteristik BUMN dan swasta sangat berbeda. Bisa berhasil di swasta, tapi tantangan di BUMN selalu lebih berat.
"Misal, keberhasilan dalam mengelola satu perusahaan rintisan belum tentu menjadi jaminan dan akan mampu memimpin BUMN, karena karakteristik BUMN yang unik, membutuhkan pengalaman dan wawasan," ujarnya.
Karena itu, kata dia, untuk sebagian BUMN yang posisinya secara internal sudah lemah merugi dan produknya relatif sudah tidak kompetitif karena sudah diambil alih pesaing swasta, Erick diharapkan tak sungkan melakukan likuidasi. "Ke depan mungkin Indonesia akan punya lebih sedikit BUMN, tapi kondisinya lebih sehat dan berdaya saing," kata Toto.
Terpisah, ekonom Piter Abdullah menilai langkah Erick dalam memilih talent di BUMN sudah sesuai, jika prioritas diberikan kepada tenaga profesional.
Tapi, Pieter memberikan sedikit catatan. Setiap penunjukan pejabat di BUMN menurutnya harus sesuai dengan karakter perusahaan dan kebutuhan bisnis di masa depan, juga memiliki wawasan yang mumpuni. Karena, karakteristik BUMN dan swasta sangat berbeda. Bisa berhasil di swasta, tapi tantangan di BUMN selalu lebih berat.
"Misal, keberhasilan dalam mengelola satu perusahaan rintisan belum tentu menjadi jaminan dan akan mampu memimpin BUMN, karena karakteristik BUMN yang unik, membutuhkan pengalaman dan wawasan," ujarnya.
(fai)
tulis komentar anda