Anggota DPR Soroti Kontrak Beli Nikel Tesla dari Perusahaan China Rp74 Triliun
Rabu, 10 Agustus 2022 - 20:10 WIB
JAKARTA - Pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut bahwa Tesla telah menekan kontrak pembelian nikel di Indonesia mendapat sorotan anggota DPR. Pasalnya, transaksi yang terjadi adalah pihak Tesla dengan perusahaan China yang berdiri di Indonesia, bukan dengan perusahaan Indonesia langsung.
"Faktanya Tesla bertransaksi dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co dan CNGR Advanced Material Co. Keduanya perusahaan China yang berdiri di Indonesia,” kata Mulyanto, anggota Komisi VII DPR, dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (10/8/2022).
Menurutnya material yang dijual-belikan dalam kontrak tersebut merupakan sumber daya alam Indonesia (nikel). Namun karena sudah menjadi wilayah pengelolaan perusahaan China, maka Indonesia tidak dapat mengambil nilai lebih lagi.
"Kecuali kalau Tesla bangun pabrik baterai atau mobil listrik di kita. Ini akan berbeda nilai tambahnya bagi kita," sambungnya.
Mulyanto menambahkan, pemerintah harus betul-betul segera membuat pabrik untuk hilirasi nikel, sehingga sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia bisa mempunyai nilai tambah yang lebih besar buat bangsa dan negara ini secara langsung.
Anggota legislatif Fraksi PKS itu minta Menko Marves untuk segera menjelaskan kenapa Tesla lebih memilih bertransaksi dengan perusahaan China daripada dengan Pemerintah Indonesia selaku pemilik wilayah eksplorasi nikel yang dijual-belikan.
Seperti diketahui, perusahaan milik Elon Mask itu sudah meneken kontrak dengan perusahaan pengolah nikel di Indonesia. Nilai transaksinya sebesar USD5 miliar atau sekitar Rp74,3 triliun.
Kontrak antara Tesla dengan perusahaan pengolah nikel yang beroperasi di kawasan Morowali, Sulawesi Tengah, itu akan berlaku selama lima tahun. Nikel tersebut nantinya akan menjadi bahan yang digunakan Tesla untuk baterai lithium kendaraannya.
"Faktanya Tesla bertransaksi dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co dan CNGR Advanced Material Co. Keduanya perusahaan China yang berdiri di Indonesia,” kata Mulyanto, anggota Komisi VII DPR, dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (10/8/2022).
Menurutnya material yang dijual-belikan dalam kontrak tersebut merupakan sumber daya alam Indonesia (nikel). Namun karena sudah menjadi wilayah pengelolaan perusahaan China, maka Indonesia tidak dapat mengambil nilai lebih lagi.
"Kecuali kalau Tesla bangun pabrik baterai atau mobil listrik di kita. Ini akan berbeda nilai tambahnya bagi kita," sambungnya.
Mulyanto menambahkan, pemerintah harus betul-betul segera membuat pabrik untuk hilirasi nikel, sehingga sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia bisa mempunyai nilai tambah yang lebih besar buat bangsa dan negara ini secara langsung.
Anggota legislatif Fraksi PKS itu minta Menko Marves untuk segera menjelaskan kenapa Tesla lebih memilih bertransaksi dengan perusahaan China daripada dengan Pemerintah Indonesia selaku pemilik wilayah eksplorasi nikel yang dijual-belikan.
Seperti diketahui, perusahaan milik Elon Mask itu sudah meneken kontrak dengan perusahaan pengolah nikel di Indonesia. Nilai transaksinya sebesar USD5 miliar atau sekitar Rp74,3 triliun.
Baca Juga
Kontrak antara Tesla dengan perusahaan pengolah nikel yang beroperasi di kawasan Morowali, Sulawesi Tengah, itu akan berlaku selama lima tahun. Nikel tersebut nantinya akan menjadi bahan yang digunakan Tesla untuk baterai lithium kendaraannya.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda