Bansos Jadi Biang Kerok Harga Telur Mahal, Mendag Zulhas Jelaskan Rentetannya
Jum'at, 26 Agustus 2022 - 07:40 WIB
JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan ( Mendag Zulhas ) menjelaskan secara detail terkait bantuan sosial ( bansos ) pemerintah jadi penyebab naiknya harga telur ayam di pasaran.
Ia mengatakan lonjakan harga telur yang terjadi saat ini lantaran anggaran bansos yang digulirkan Kementerian Sosial ke pemerintah daerah yang semestinya diberikan tiga bulan namun kali ini digabung menjadi satu kali.
Anggaran yang diberikan itu, dibelanjakan sembako, termasuk di dalamnya ada telur. Sementara, kata Zulhas, pemerintah daerah yang dapat anggaran tersebut hanya diberi waktu selama lima hari untuk membeli sembako yang nantinya dibagikan kepada rakyat.
"Ini uangnya banyak, cairnya digabung, hanya diberi waktu lima hari. Jadi ada permintaan lima hari, mendadak, akibatnya kurang pasokan. Biasanya kalau kurang pasokan harganya naik," terang Zulhas di Komplek Istana Negara, Kamis (25/8/2022).
Oleh karena itu, tutur Mendag Zulhas, peternak telah meminta kepada Kemensos agar bansos itu bisa dicairkan setiap bulan saja supaya permintaan tidak langsung melonjak.
"Tadi saran dari pengusaha telur itu kalau bansos bisa gak tiap bulan, karena nelur kan nggak bisa cepat, gak bisa sekali nelur 5. Jadi kalau bisa tiap bulan, jadi kalau dibelanjakan nggak ada permintaan yang mendadak banyak," ujarnya.
Ia berharap kenaikan harga telur ayam ini tidak berlangsung lama. Dia memprediksi dua minggu ke depan sudah kembali ke harga normal sehingga masyarakat tak lagi resah.
"Mudah mudahan paling lambat dua minggu sudah normal, walaupun nanti juga kita akan tambah untuk ayam yang petelur itu," pungkas Mendag Zulhas.
Baca Juga
Ia mengatakan lonjakan harga telur yang terjadi saat ini lantaran anggaran bansos yang digulirkan Kementerian Sosial ke pemerintah daerah yang semestinya diberikan tiga bulan namun kali ini digabung menjadi satu kali.
Anggaran yang diberikan itu, dibelanjakan sembako, termasuk di dalamnya ada telur. Sementara, kata Zulhas, pemerintah daerah yang dapat anggaran tersebut hanya diberi waktu selama lima hari untuk membeli sembako yang nantinya dibagikan kepada rakyat.
"Ini uangnya banyak, cairnya digabung, hanya diberi waktu lima hari. Jadi ada permintaan lima hari, mendadak, akibatnya kurang pasokan. Biasanya kalau kurang pasokan harganya naik," terang Zulhas di Komplek Istana Negara, Kamis (25/8/2022).
Oleh karena itu, tutur Mendag Zulhas, peternak telah meminta kepada Kemensos agar bansos itu bisa dicairkan setiap bulan saja supaya permintaan tidak langsung melonjak.
"Tadi saran dari pengusaha telur itu kalau bansos bisa gak tiap bulan, karena nelur kan nggak bisa cepat, gak bisa sekali nelur 5. Jadi kalau bisa tiap bulan, jadi kalau dibelanjakan nggak ada permintaan yang mendadak banyak," ujarnya.
Ia berharap kenaikan harga telur ayam ini tidak berlangsung lama. Dia memprediksi dua minggu ke depan sudah kembali ke harga normal sehingga masyarakat tak lagi resah.
"Mudah mudahan paling lambat dua minggu sudah normal, walaupun nanti juga kita akan tambah untuk ayam yang petelur itu," pungkas Mendag Zulhas.
(uka)
tulis komentar anda