Ajak Masyarakat Investasi SR017, Alternatif Passive Income yang 100% Dijamin Negara
Jum'at, 02 September 2022 - 18:45 WIB
JAKARTA - Aplikasi investasi reksa dana dan Surat Berharga Negara (SBN) untuk pemula, Bibit.id, berkesempatan untuk hadir menyapa langsung investor, masyarakat, dan insan pers di Kota Denpasar, Bali. Dalam kegiatan yang bertajuk “Edukasi dan Media Gathering Peluncuran SBN Syariah Seri SR017 di Bibit”, Bibit berkolaborasi dengan Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan Universitas Udayana.
Hadir mewakili Bibit adalah Raymond Iriantho selaku Financial Mentor, sementara Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan Universitas Udayana diwakili oleh Agus Prasetya Laksono selaku Kasubduit Pengelolaan Proyek dan Aset Surat Berharga Syariah Negara, Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu RI, dan Dr Luh Gede Sri Artini, S.E., M.Si. selaku dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
Sebagai informasi, pemerintah telah merilis Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk ritel seri SR017 dengan masa penawaran mulai tanggal 19 Agustus sampai 14 September 2022.
“Sebagai mitra distribusi penjualan Surat Berharga Negara yang secara resmi ditunjuk oleh Kemenkeu RI, Bibit siap membantu masyarakat Indonesia dalam pembelian/pemesanan SR017,” ujar Raymond Iriantho dalam sesi talkshow.
“SBN Syariah ritel seri SR017 ini ditawarkan kepada investor dengan imbal hasil atau kupon tetap sebesar 5,90% per tahun, tenor tiga tahun, dan dapat diperjualkan di pasar sekunder,” tambah Agus Prasetya Laksono.
Agus mengatakan, masyarakat Indonesia yang berasal dari berbagai latar belakang keuangan dapat berinvestasi di SR017 karena pembelian/pemesanan minimal untuk SR017 adalah Rp1 juta dan kelipatan Rp1 juta dengan maksimum Rp5 miliar.
Di sisi lain, Product Marketing Lead Bibit, Ken Kirana mengatakan, bahwa SR017 bisa menjadi salah satu alternatif investasi masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang dibayangi inflasi yang tinggi serta ancaman resesi karena imbal hasilnya yang stabil (fixed rate).
“Masyarakat yang ingin mencari alternatif passive income yang 100% dijamin oleh negara bisa melirik SR017. Imbal hasilnya tetap, lebih besar dari rata-rata bunga deposito bank BUMN, dan pajak yang dikenakan juga hanya 10%, berbeda dengan deposito yang terkena pajak 20%,” jelas Ken.
Hadir mewakili Bibit adalah Raymond Iriantho selaku Financial Mentor, sementara Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan Universitas Udayana diwakili oleh Agus Prasetya Laksono selaku Kasubduit Pengelolaan Proyek dan Aset Surat Berharga Syariah Negara, Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu RI, dan Dr Luh Gede Sri Artini, S.E., M.Si. selaku dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
Sebagai informasi, pemerintah telah merilis Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk ritel seri SR017 dengan masa penawaran mulai tanggal 19 Agustus sampai 14 September 2022.
“Sebagai mitra distribusi penjualan Surat Berharga Negara yang secara resmi ditunjuk oleh Kemenkeu RI, Bibit siap membantu masyarakat Indonesia dalam pembelian/pemesanan SR017,” ujar Raymond Iriantho dalam sesi talkshow.
“SBN Syariah ritel seri SR017 ini ditawarkan kepada investor dengan imbal hasil atau kupon tetap sebesar 5,90% per tahun, tenor tiga tahun, dan dapat diperjualkan di pasar sekunder,” tambah Agus Prasetya Laksono.
Agus mengatakan, masyarakat Indonesia yang berasal dari berbagai latar belakang keuangan dapat berinvestasi di SR017 karena pembelian/pemesanan minimal untuk SR017 adalah Rp1 juta dan kelipatan Rp1 juta dengan maksimum Rp5 miliar.
Di sisi lain, Product Marketing Lead Bibit, Ken Kirana mengatakan, bahwa SR017 bisa menjadi salah satu alternatif investasi masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang dibayangi inflasi yang tinggi serta ancaman resesi karena imbal hasilnya yang stabil (fixed rate).
“Masyarakat yang ingin mencari alternatif passive income yang 100% dijamin oleh negara bisa melirik SR017. Imbal hasilnya tetap, lebih besar dari rata-rata bunga deposito bank BUMN, dan pajak yang dikenakan juga hanya 10%, berbeda dengan deposito yang terkena pajak 20%,” jelas Ken.
tulis komentar anda