Sri Mulyani Yakin Semangat Gotong Royong Bisa Atasi Tantangan Global
Selasa, 06 September 2022 - 19:58 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa dalam APBN Tahun Anggaran (TA) 2022, pemerintah masih berfokus pada percepatan pemulihan ekonomi serta penguatan reformasi APBN dan reformasi struktural. Reformasi APBN bertujuan meningkatkan kualitas belanja (spending better) yang berfokus pada pelaksanaan program prioritas untuk menjaga kesehatan masyarakat dan sustainabilitas fiskal dalam jangka menengah dan jangka panjang.
"Kita sadari bersama bahwa kerja keras belum selesai. Kini kita menyaksikan bahwa risiko yang kita hadapi telah bergeser dari pandemi ke gejolak ekonomi global. Inflasi global melonjak akibat supply disruption karena pandemi dan perang, dikombinasi dengan excessive stimulus fiskal dan moneter sebelum dan selama pandemi di negara maju," ujar Sri dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-4 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2022-2023 di Jakarta, Selasa (6/9/2022).
Kondisi ini, sebut dia, disusul dengan kebijakan pengetatan likuiditas dan kenaikan suku bunga menyebabkan volatilitas pasar keuangan global, capital outflow, pelemahan nilai tukar dan lonjakan biaya utang (cost of fund). Kondisi ini diikuti oleh koreksi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi global.
"Ini mengakibatkan potensi terjadinya stagflasi yaitu pelemahan ekonomi global disertai inflasi tinggi. Hal ini merupakan kombinasi yang rumit dalam proses pengambilan kebijakan untuk pemulihan ekonomi. Dalam kondisi sulit, seringkali kita dihadapkan pada pilihan-pilihan kebijakan yang tidak mudah tetapi harus dilakukan," ungkap Sri.
Namun, dia optimistis bahwa dengan jiwa gotong-royong dan semangat kebersamaan, bahu-membahu bekerja sama maka Indonesia akan melalui masa sulit ini dengan sebaik-baiknya.
"Pemerintah dan DPR terus menjaga komitmen bersama untuk terus bekerja keras memberikan yang terbaik baik rakyat, melindungi masyarakat miskin dan rentan, menjaga pemulihan ekonomi, serta melakukan konsolidasi fiskal untuk menjaga APBN tetap sehat sebagai instrumen kebijakan yang efektif bagi pembangunan nasional," pungkas Sri.
"Kita sadari bersama bahwa kerja keras belum selesai. Kini kita menyaksikan bahwa risiko yang kita hadapi telah bergeser dari pandemi ke gejolak ekonomi global. Inflasi global melonjak akibat supply disruption karena pandemi dan perang, dikombinasi dengan excessive stimulus fiskal dan moneter sebelum dan selama pandemi di negara maju," ujar Sri dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-4 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2022-2023 di Jakarta, Selasa (6/9/2022).
Kondisi ini, sebut dia, disusul dengan kebijakan pengetatan likuiditas dan kenaikan suku bunga menyebabkan volatilitas pasar keuangan global, capital outflow, pelemahan nilai tukar dan lonjakan biaya utang (cost of fund). Kondisi ini diikuti oleh koreksi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi global.
"Ini mengakibatkan potensi terjadinya stagflasi yaitu pelemahan ekonomi global disertai inflasi tinggi. Hal ini merupakan kombinasi yang rumit dalam proses pengambilan kebijakan untuk pemulihan ekonomi. Dalam kondisi sulit, seringkali kita dihadapkan pada pilihan-pilihan kebijakan yang tidak mudah tetapi harus dilakukan," ungkap Sri.
Namun, dia optimistis bahwa dengan jiwa gotong-royong dan semangat kebersamaan, bahu-membahu bekerja sama maka Indonesia akan melalui masa sulit ini dengan sebaik-baiknya.
"Pemerintah dan DPR terus menjaga komitmen bersama untuk terus bekerja keras memberikan yang terbaik baik rakyat, melindungi masyarakat miskin dan rentan, menjaga pemulihan ekonomi, serta melakukan konsolidasi fiskal untuk menjaga APBN tetap sehat sebagai instrumen kebijakan yang efektif bagi pembangunan nasional," pungkas Sri.
(uka)
tulis komentar anda