Harga Minyak Dunia Sulit Diprediksi, Kenaikan Harga BBM Dinilai Wajar
Sabtu, 10 September 2022 - 10:30 WIB
JAKARTA - Penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) dinilai wajar di tengah fluktuasi harga minyak global yang sulit diprediksi. Tak hanya Indonesia, negara lain juga melakukan kebijakan yang sama.
"Penyesuaian harga BBM adalah wajar dilakukan sejalan dengan tantangan ekonomi yang dihadapi setiap negara," ujar pemerhati isu streagis dan politik internasional Prof. Imron Cotan, di Jakarta, Sabtu (10/9/2022).
Terkait substansi kebijakan penyesuaian harga BBM, menurut Imron Cotan yang juga mantan Duta Besar RI untuk Australia dan Tiongkok ini, dapat dipahami dengan melihat situasi geopolitik global yang belum menunjukkan arah yang jelas karena konflik Rusia-Ukraina yang tak kunjung mereda.
Salah satunya konflik di Eropa telah melengkapi disrupsi rantai pasok pangan dan energi global yang sebelumnya sudah terganggu karena pandemi Covid-19. Langkah penyesuaian harga energi telah diambil sebagian besar negara di Dunia, sehingga langkah Indonesia saat ini sebenarnya wajar dan memiliki alasan yang kuat. Begitu juga apabila terjadi perbedaan pendapat terhadap setiap kebijakan wajar di negara demokrasi.
"Perbedaan pendapat atas penyesuaian harga BBM tersebut sebaiknya disalurkan via perangkat demokrasi yang tersedia, yaitu parpol, DPR, atau media massa," kata dia.
Menurut dia, Pemerintah juga menyiapkan sejumlah program untuk memitigasi potensi risiko dari kebijakan penyesuaian harga BBM. Terutama dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat rentan dan tak mampu. Salah satunya adalah penambahan bantalan sosial sebesar Rp24,17 triliun yang mulai disalurkan.
Sebagai informasi, Pemerintah resmi menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi pertalite dan solar, selain juga pertamax, per 3 September 2022 pukul 14.30 WIB. Pengumuman kenaikan disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo didampingi sejumlah menteri, di Istana Negara, Sabtu (3/9/2022).
Disebutkan langkah menaikkan harga BBM ini adalah keputusan yang terpaksa harus diambil dalam situasi sulit. Harga per liter pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000, solar dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800, dan pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500.
"Penyesuaian harga BBM adalah wajar dilakukan sejalan dengan tantangan ekonomi yang dihadapi setiap negara," ujar pemerhati isu streagis dan politik internasional Prof. Imron Cotan, di Jakarta, Sabtu (10/9/2022).
Terkait substansi kebijakan penyesuaian harga BBM, menurut Imron Cotan yang juga mantan Duta Besar RI untuk Australia dan Tiongkok ini, dapat dipahami dengan melihat situasi geopolitik global yang belum menunjukkan arah yang jelas karena konflik Rusia-Ukraina yang tak kunjung mereda.
Salah satunya konflik di Eropa telah melengkapi disrupsi rantai pasok pangan dan energi global yang sebelumnya sudah terganggu karena pandemi Covid-19. Langkah penyesuaian harga energi telah diambil sebagian besar negara di Dunia, sehingga langkah Indonesia saat ini sebenarnya wajar dan memiliki alasan yang kuat. Begitu juga apabila terjadi perbedaan pendapat terhadap setiap kebijakan wajar di negara demokrasi.
"Perbedaan pendapat atas penyesuaian harga BBM tersebut sebaiknya disalurkan via perangkat demokrasi yang tersedia, yaitu parpol, DPR, atau media massa," kata dia.
Menurut dia, Pemerintah juga menyiapkan sejumlah program untuk memitigasi potensi risiko dari kebijakan penyesuaian harga BBM. Terutama dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat rentan dan tak mampu. Salah satunya adalah penambahan bantalan sosial sebesar Rp24,17 triliun yang mulai disalurkan.
Sebagai informasi, Pemerintah resmi menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi pertalite dan solar, selain juga pertamax, per 3 September 2022 pukul 14.30 WIB. Pengumuman kenaikan disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo didampingi sejumlah menteri, di Istana Negara, Sabtu (3/9/2022).
Disebutkan langkah menaikkan harga BBM ini adalah keputusan yang terpaksa harus diambil dalam situasi sulit. Harga per liter pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000, solar dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800, dan pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500.
(nng)
tulis komentar anda