Inflasi AS Bisa Berdampak ke Investasi dan Kinerja Ekspor Negara Berkembang
Selasa, 13 September 2022 - 23:49 WIB
JAKARTA - Tingkat inflasi di Amerika Serikat (AS) pada Agustus 2022 tembus 8,3%. Lonjakan indeks harga konsumen (CPI) ini masih lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 8,1%.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan bahwa inflasi AS pada bulan Agustus masih cukup tinggi.
Menurut dia, tingginya inflasi AS akan berdampak terhadap minat investor hingga kinerja ekspor di negara berkembang.
"Inflasi di AS masih cukup tinggi. Jadi, akan mempengaruhi minat investor dalam melakukan investasi di negara berkembang," ujarnya kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Selasa (13/9/2022).
Bhima mengungkapkan, kinerja ekspor yang paling terdampak oleh tingginya inflasi AS adalah sektor tekstil seperti pakaian jadi.
"Inflasi di AS akan menurunkan kinerja ekspor khususnya pakaian jadi, alas kaki, dan bahan baku industri," tuturnya.
Sebagai catatan, angka inflasi AS bulan Agustus sebesar 8,3%. Lonjakan indeks harga konsumen (CPI) tersebut lebih rendah dari bulan Juli yang sebesar 8,5%, dan 9,1% pada Juni.
Penurunan inflasi dinilai dapat membantu Federal Reserve atau The Fed mengurangi kenaikan suku bunga ke tingkat yang berpotensi mendorong ekonomi AS ke dalam resesi.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan bahwa inflasi AS pada bulan Agustus masih cukup tinggi.
Menurut dia, tingginya inflasi AS akan berdampak terhadap minat investor hingga kinerja ekspor di negara berkembang.
"Inflasi di AS masih cukup tinggi. Jadi, akan mempengaruhi minat investor dalam melakukan investasi di negara berkembang," ujarnya kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Selasa (13/9/2022).
Bhima mengungkapkan, kinerja ekspor yang paling terdampak oleh tingginya inflasi AS adalah sektor tekstil seperti pakaian jadi.
"Inflasi di AS akan menurunkan kinerja ekspor khususnya pakaian jadi, alas kaki, dan bahan baku industri," tuturnya.
Sebagai catatan, angka inflasi AS bulan Agustus sebesar 8,3%. Lonjakan indeks harga konsumen (CPI) tersebut lebih rendah dari bulan Juli yang sebesar 8,5%, dan 9,1% pada Juni.
Penurunan inflasi dinilai dapat membantu Federal Reserve atau The Fed mengurangi kenaikan suku bunga ke tingkat yang berpotensi mendorong ekonomi AS ke dalam resesi.
(ind)
tulis komentar anda