Kemitraan Jadi Kunci Kembangkan Panas Bumi di Indonesia
Kamis, 15 September 2022 - 20:51 WIB
JAKARTA - Indonesia berpotensi menjadi salah satu negara terdepan dalam pengembangan potensi panas bumi di dunia. Dengan potensi sumber daya panas bumi mencapai 23.965,5 Megawatt (MW), bukan tidak mungkin Indonesia bisa menjadi pusat pengembangan panas bumi global.
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy ( PGE ) Ahmad Yuniarto mengungkapkan, hal itu cukup beralasan dengan potensi panas bumi yang dimiliki negeri ini. Tinggal lagi, kata dia, inisiatif untuk mengembangkan salah satu sumber energi baru terbarukan ini.
Menurut Yuniarto, panas bumi sekarang dan ke depannya tidak hanya dipandang sebagai salah satu alternatif pembangkit listrik. Lebih dari itu, industri hilir panas bumi menurutnya sudah menjadi keniscayaan untuk dikembangkan.
Namun, untuk memonetisasi potensi panas bumi secara efisien menurutnya dibutuhkan pengembangan industri serta turunannya melalui penerapan teknologi. Selanjutnya, dibutuhkan pula langkah kemitraan.
"Teknologi digital membantu kita menjadi lebih efisien dalam setiap aspek penilaian sumber daya panas bumi yang berbeda," kata Yuniarto saat berbicara pada The 8th Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition 2022 di Jakarta, Kamis (15/9/2022).
Terkait kemitraan, Yuniarto menjelaskan bahwa hal itu adalah salah satu langkah terbaik untuk mengembangkan panas bumi hingga ke industri turunannya. Karena itu pula, kata dia, PGE saat ini terus mencari mitra untuk pengembangan panas bumi ke industri turunannya.
"Kami mencari mitra potensial yang dapat mendukung kami dalam mengakses inovasi dan teknologi," ujarnya. PGE, kata Yuniarto, memiliki target kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) bertambah 600 MW dalam lima tahun mendatang.
Namun, menuju target itu diakuinya tidak akan mudah. Untuk itu, PGE memiliki sejumlah prinsip utama untuk tumbuh dan menekan risiko tinggi di industri panas bumi. Prinsip tersebut adalah fokus mengembangkan bisnis utama PGE, memanfaatkan teknologi, membangun kerja sama strategis, pembiayaan yang kompetitif, serta mendesain ulang keekonomian panas bumi.
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy ( PGE ) Ahmad Yuniarto mengungkapkan, hal itu cukup beralasan dengan potensi panas bumi yang dimiliki negeri ini. Tinggal lagi, kata dia, inisiatif untuk mengembangkan salah satu sumber energi baru terbarukan ini.
Menurut Yuniarto, panas bumi sekarang dan ke depannya tidak hanya dipandang sebagai salah satu alternatif pembangkit listrik. Lebih dari itu, industri hilir panas bumi menurutnya sudah menjadi keniscayaan untuk dikembangkan.
Namun, untuk memonetisasi potensi panas bumi secara efisien menurutnya dibutuhkan pengembangan industri serta turunannya melalui penerapan teknologi. Selanjutnya, dibutuhkan pula langkah kemitraan.
"Teknologi digital membantu kita menjadi lebih efisien dalam setiap aspek penilaian sumber daya panas bumi yang berbeda," kata Yuniarto saat berbicara pada The 8th Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition 2022 di Jakarta, Kamis (15/9/2022).
Terkait kemitraan, Yuniarto menjelaskan bahwa hal itu adalah salah satu langkah terbaik untuk mengembangkan panas bumi hingga ke industri turunannya. Karena itu pula, kata dia, PGE saat ini terus mencari mitra untuk pengembangan panas bumi ke industri turunannya.
"Kami mencari mitra potensial yang dapat mendukung kami dalam mengakses inovasi dan teknologi," ujarnya. PGE, kata Yuniarto, memiliki target kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) bertambah 600 MW dalam lima tahun mendatang.
Namun, menuju target itu diakuinya tidak akan mudah. Untuk itu, PGE memiliki sejumlah prinsip utama untuk tumbuh dan menekan risiko tinggi di industri panas bumi. Prinsip tersebut adalah fokus mengembangkan bisnis utama PGE, memanfaatkan teknologi, membangun kerja sama strategis, pembiayaan yang kompetitif, serta mendesain ulang keekonomian panas bumi.
tulis komentar anda