Kisah Sri Mulyani jadi Direktur IMF 2002-2004, Ada Andil Megawati

Senin, 19 September 2022 - 06:35 WIB
“Di situlah saya mulai mengenal mengenai yang disebut institusi IMF dan World Bank, istilahnya mereka adalah The Bretton Woods Institutions,” sambung perempuan kelahiran Bandar Lampung, 26 Agustus 1962.

Sebagai Direktur Eksekutif IMF yang mewakili negara ASEAN, Sri Mulyani bertugas memperjuangkan aspirasi dan kebijakan yang dapat memengaruhi 12 negara di Asia Tenggara.

"Saya mewakili Indonesia dan 11 negara lain. Tujuannya untuk memperjuangkan suara-suara dari anggota IMF terutama pada saat kita bicara tentang program, isu-isu dan kebijakan yang bisa memengaruhi negara," tutur peraih penghargaan Euromoney Finance Minister of the Year dari majalah Euromoney pada 2006.



Berlanjut di masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dimulai pada 20 Oktober 2004 hingga 2014, Sri Mulyani selain ditunjuk menjadi Menteri PPN/Kepala Bappenas pada 2004 dan Menteri Keuangan pada 2005, dia juga sempat berkarir di Bank Dunia (World Bank).

Seperti diketahui, Sri Mulyani melepas jabatannya sebagai Menteri Keuangan masa pemerintahan SBY dan lantas bergabung dengan Bank Dunia.

Peraih gelar Master dan Doktor bidang ekonomi di University of Illinois Urbana-Champaign, Amerika Serikat, itu menduduki jabatan sebagai Managing Director dan Chief Operating Officer (COO) Bank Dunia pada 2010-2016.

"Saya menjadi Managing Director World Bank adalah pada saat saya di bawah Presiden SBY. Jadi, tentu ini adalah suatu kesempatan sesudah saya mengemban tugas waktu itu secara publik, yaitu mulai dari Sekretaris Dewan Ekonomi Nasional waktu Ibu Mega menjadi Wapres, lalu menjadi Menteri Bappenas dan Menteri Keuangan," beber Ani yang pada 2008 dinobatkan sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia oleh majalah Forbes dan menjadi Menteri Keuangan terbaik di Asia.

Bendahara negara itu mengaku berkiprah di Bank Dunia dan IMF jauh lebih mudah, terutama dalam konteks kesetaraan gender. Pasalnya, kedua institusi internasional itu memang mengakomodasi kaum hawa untuk menduduki jabatan strategis. Ani bilang, mereka juga memperjuangkan kesetaraan gender.

“Jadi, mereka membutuhkan perempuan kayak saya sebagai face of the World Bank, sekaligus untuk menunjukkan bahwa perempuan itu bisa menduduki,” tandas peraih Finance Minister of The Year 2019 dari majalah keuangan The Banker.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More