Bisnis Batu Bara Diprediksi Masih Membara di 2023, Ini Penyebabnya

Senin, 26 September 2022 - 19:37 WIB
Bisnis pertambangan batu bara hingga tahun depan diprediksi masih akan cemerlang. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo atau HT optimistis bisnis pertambangan batu bara hingga tahun depan masih akan cemerlang. Hal ini ditopang oleh tren kenaikan harga batu bara yang masih berlangsung.

Selain itu, masih tingginya tensi antara Australia dan China, serta perang antara Rusia dan Ukraina yang belum usai juga menjadi faktor bertahannya tren harga batu bara yang tinggi.

"Ke depan, harga batu bara masih akan bertahan lama karena faktor-faktor tersebut," ujarnya dalam Webinar Jasa Utama Capital Sekuritas (JUCS), Senin (26/9/2022).





Untuk itu, Hary menargetkan bisnis inti MNC Group yang bergerak di bidang penambangan batu bara yakni PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) dapat semakin meningkatkan produktivitasnya.

Dia menambahkan, IATA dapat memproduksi sebanyak 10 juta metrik ton pada 2023 mendatang. Perseroan akan menambah jalan untuk aktivitas penambangan. Juga, akan menambah sistem conveyor untuk memudahkan pengangkatan batu bara.

Selain itu, IATA juga berencana menambah menambah tiga divisi operasional dalam menjalankan bisnisnya yakni divisi trading, divisi kontraktor, dan divisi infrastruktur. "Konsep besar IATA akan dibangun menjadi basis energi dalam arti yang luas," ungkap Hary.



Laba bersih perseroan tercatat sebesar USD32,19 juta pada semester I/2022 atau meningkat 735,49% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar USD3,85 juta.

Perolehan tersebut berasal dari anak usaha BCR yaitu PT Putra Muba Coal (PMC) dan PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC), yang masing-masing menargetkan produksi sebanyak 4,5 juta MT dan 1,8 juta MT untuk tahun 2022, meningkat dari 2 juta MT dan 590 ribu MT di 2021.

Selain PMC dan BSPC, anak perusahaan BCR lainnya PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE) telah memulai produksi batu bara pada Juli 2022. "Ke depan, kami harapkan divisi trading, infrastruktur dan kontraktor juga harus menghasilkan," tutup Hary.
(ind)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More