FAO: Suka Tidak Suka, Sistem Digital Jadi Masa Depan Pertanian Dunia
Rabu, 28 September 2022 - 07:19 WIB
JAKARTA - Direktur Jendral Food And Agriculture Organization (FAO) , Qu Dongyu menyebut sistem digital merupakan masa depan pertanian . Sehingga terangnya perlu adanya kerjasama antar negara untuk mewujudkankan hal tersebut.
Sebab melalui sistem digital ini menjadikan sistem pertanian yang berkelanjutan, selain itu dengan infrastruktur digital juga dapat meminimalisir kekurangan pangan di antara negara.
Selain itu melalui sistem digitalisasi juga membuat peluang bisnis dan lapangan kerja yang lebih luas untuk generasi mendatang. Maka dari itu digitalisasi menjadi yang tidak dapat dielakkan.
“Sistem digital adalah masa depan pertanian dunia. Suka atau tidak suka, kita saat ini berada di fase transisi sektor pertanian,” kata Qu Dongyu dalam pernyataan tertulisnya.
Qu menegaskan, kembali dukungannya terhadap upaya Indonesia untuk mengembangkan strategi e-agrikultur nasional termasuk panduan integritas data pertanian dalam penggunaan informasi geospasial.
“Digitalisasi memainkan peran penting dalam mempercepat kemajuan menuju pencapaian Sustainable Development Goals dengan mendiversifikasi pendapatan dan membuka lapangan kerja dan peluang bisnis di dalam dan di luar pertanian, terutama bagi generasi baru petani dan kaum muda,” ungkapnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengungkapkan, partisipasi anak muda bisa menjadikan sektor pertanian, termasuk di wilayah pedesaan menjadi lebih produktif dan menarik.
“Kami saat ini berupaya untuk bisa memahami karakteristik kelompok anak muda, termasuk perempuan dalam menciptakan lingkungan yang kondusif, serta mencarikan metode terbaik untuk mengasah bakat mereka dalam Bertani,” tambah Dedi.
Dedi pun menyebutkan pihaknya akan memaksimalkan Global Forum sebagai wadah untuk berbagi kebijakan, program pengembangan, serta strategi dan program dalam transformasi pertanian digital untuk mengakselerasi kewirausahaan muda dan perempuan.
Lihat Juga: Prabowo Janji RI Swasembada Pangan 5 Tahun Lagi, Pakar Sarankan Genjot Komoditas non-Padi
Sebab melalui sistem digital ini menjadikan sistem pertanian yang berkelanjutan, selain itu dengan infrastruktur digital juga dapat meminimalisir kekurangan pangan di antara negara.
Selain itu melalui sistem digitalisasi juga membuat peluang bisnis dan lapangan kerja yang lebih luas untuk generasi mendatang. Maka dari itu digitalisasi menjadi yang tidak dapat dielakkan.
“Sistem digital adalah masa depan pertanian dunia. Suka atau tidak suka, kita saat ini berada di fase transisi sektor pertanian,” kata Qu Dongyu dalam pernyataan tertulisnya.
Qu menegaskan, kembali dukungannya terhadap upaya Indonesia untuk mengembangkan strategi e-agrikultur nasional termasuk panduan integritas data pertanian dalam penggunaan informasi geospasial.
“Digitalisasi memainkan peran penting dalam mempercepat kemajuan menuju pencapaian Sustainable Development Goals dengan mendiversifikasi pendapatan dan membuka lapangan kerja dan peluang bisnis di dalam dan di luar pertanian, terutama bagi generasi baru petani dan kaum muda,” ungkapnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengungkapkan, partisipasi anak muda bisa menjadikan sektor pertanian, termasuk di wilayah pedesaan menjadi lebih produktif dan menarik.
“Kami saat ini berupaya untuk bisa memahami karakteristik kelompok anak muda, termasuk perempuan dalam menciptakan lingkungan yang kondusif, serta mencarikan metode terbaik untuk mengasah bakat mereka dalam Bertani,” tambah Dedi.
Dedi pun menyebutkan pihaknya akan memaksimalkan Global Forum sebagai wadah untuk berbagi kebijakan, program pengembangan, serta strategi dan program dalam transformasi pertanian digital untuk mengakselerasi kewirausahaan muda dan perempuan.
Lihat Juga: Prabowo Janji RI Swasembada Pangan 5 Tahun Lagi, Pakar Sarankan Genjot Komoditas non-Padi
(akr)
tulis komentar anda