Lawan Tengkulak, Uma Inovasi Selangit Angkat Ekonomi Petani Kopi Sumsel
Rabu, 28 September 2022 - 17:23 WIB
JAKARTA - Sentuhan kreatif anak muda tak hanya mampu menjadi motor penggerak ekonomi , namun juga membebaskan warga dari jerat tengkulak yang menghisap jerih payah petani. Hal itu dibuktikan Kelompok Tani Uma Inovasi Selangit, dari Desa Karangpanggung, Kecamatan Selangit, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan.
Seperti namanya, inovasi menjadi alat utama kelompok tani yang dimotori sejumlah anak muda ini untuk mendongkrak kesejahteraan petani. Uma Inovasi Selangit sukses mengenalkan kopi Selangit sebagai alternatif di tengah dominasi cita rasa kopi khas Semendo dan Pagaralam di Sumatera Selatan (Sumsel). Di bawah bendera Uma Inovasi Selangit, kopi Selangit kini mulai dikenal tidak hanya di Sumsel, tetapi juga di level nasional.
Tak hanya itu, Uma Inovasi Selangit juga jadi pintu meningkatkan kesejahteraan para petani. Uma Inovasi Selangit melakukan hal itu dengan memutus rantai distribusi kopi yang selama ini dikuasai oleh para tengkulak. Menggagas lini distribusi hingga ke hilir, Uma Inovasi Selangit mampu menyerap kopi petani dengan harga yang layak.
"Kami membeli kopi dari petani dengan harga masuk akal, itu adalah cara agar para petani tidak lagi terjebak oleh para tengkulak," ungkap Risela, salah seorang pengelola Uma Inovasi Selangit, saat ditemui di booth PT Pertamina Hulu Energi (PHE) pada 46th IPA Exhibition and Convention 2022 di Jakarta, belum lama ini.
Risela mengatakan, Uma Inovasi Selangit membeli kopi dari petani dengan harga yang layak, bergantung pada musim. Saat musim kemarau misalnya, harga kopi dalam bentuk biji dibeli Rp25 ribu per kg. Sementara kopi merah dibeli Rp30 ribu-Rp35 ribu per kg. Tak hanya itu, kelompok tani ini juga rajin mengedukasi para petani guna meningkatkan kualitas kopi.
Menurut Risela, volume kopi yang dipasok oleh para petani di bawah koordinasi Uma Inovasi Selangit kini terus meningkat mengikuti permintaan dari konsumen. Jika dulu paling banyak permintaan hanya 50 kg, kini rata-rata Uma Inovasi Selangit bisa menyerap biji kopi mencapai 500 kg setiap bulan.
Peningkatan produksi olahan kopi yang juga ikut mengerek permintaan kopi ke petani menurutnya tidak lepas dari peningkatan kualitas pengolahan kopi. Nilai kopi Selangit jauh meningkat setelah Pertamina EP Pendopo Field, bagian dari Zona 4 Regional 1 Sumatera PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), ikut terlibat membina Uma Inovasi Selangit pada akhir 2018. Saat itu, Pertamina EP Pendopo Field melakukan penguatan kelompok melalui pelatihan budidaya kopi dan pelatihan roasting class dan cuping.
Setahun kemudian, Pertamina EP Pendopo Field melakukan penguatan peralatan produksi kopi seperti alat roasting, giling seduh dan peningkatan kapasitas melalui pelatihan kelembagaan. "Selain soft skill, Pertamina juga memberikan bantuan peralatan juga diberikan seperti alat sortir biji kopi, peralatan roasting kopi berkapasitas 15 kg, dan peralatan seduh kopi lengkap,” ujar Risela.
Seperti namanya, inovasi menjadi alat utama kelompok tani yang dimotori sejumlah anak muda ini untuk mendongkrak kesejahteraan petani. Uma Inovasi Selangit sukses mengenalkan kopi Selangit sebagai alternatif di tengah dominasi cita rasa kopi khas Semendo dan Pagaralam di Sumatera Selatan (Sumsel). Di bawah bendera Uma Inovasi Selangit, kopi Selangit kini mulai dikenal tidak hanya di Sumsel, tetapi juga di level nasional.
Tak hanya itu, Uma Inovasi Selangit juga jadi pintu meningkatkan kesejahteraan para petani. Uma Inovasi Selangit melakukan hal itu dengan memutus rantai distribusi kopi yang selama ini dikuasai oleh para tengkulak. Menggagas lini distribusi hingga ke hilir, Uma Inovasi Selangit mampu menyerap kopi petani dengan harga yang layak.
"Kami membeli kopi dari petani dengan harga masuk akal, itu adalah cara agar para petani tidak lagi terjebak oleh para tengkulak," ungkap Risela, salah seorang pengelola Uma Inovasi Selangit, saat ditemui di booth PT Pertamina Hulu Energi (PHE) pada 46th IPA Exhibition and Convention 2022 di Jakarta, belum lama ini.
Risela mengatakan, Uma Inovasi Selangit membeli kopi dari petani dengan harga yang layak, bergantung pada musim. Saat musim kemarau misalnya, harga kopi dalam bentuk biji dibeli Rp25 ribu per kg. Sementara kopi merah dibeli Rp30 ribu-Rp35 ribu per kg. Tak hanya itu, kelompok tani ini juga rajin mengedukasi para petani guna meningkatkan kualitas kopi.
Menurut Risela, volume kopi yang dipasok oleh para petani di bawah koordinasi Uma Inovasi Selangit kini terus meningkat mengikuti permintaan dari konsumen. Jika dulu paling banyak permintaan hanya 50 kg, kini rata-rata Uma Inovasi Selangit bisa menyerap biji kopi mencapai 500 kg setiap bulan.
Peningkatan produksi olahan kopi yang juga ikut mengerek permintaan kopi ke petani menurutnya tidak lepas dari peningkatan kualitas pengolahan kopi. Nilai kopi Selangit jauh meningkat setelah Pertamina EP Pendopo Field, bagian dari Zona 4 Regional 1 Sumatera PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), ikut terlibat membina Uma Inovasi Selangit pada akhir 2018. Saat itu, Pertamina EP Pendopo Field melakukan penguatan kelompok melalui pelatihan budidaya kopi dan pelatihan roasting class dan cuping.
Setahun kemudian, Pertamina EP Pendopo Field melakukan penguatan peralatan produksi kopi seperti alat roasting, giling seduh dan peningkatan kapasitas melalui pelatihan kelembagaan. "Selain soft skill, Pertamina juga memberikan bantuan peralatan juga diberikan seperti alat sortir biji kopi, peralatan roasting kopi berkapasitas 15 kg, dan peralatan seduh kopi lengkap,” ujar Risela.
tulis komentar anda