Krisis Properti China Jadi Ancaman Baru Pertumbuhan Ekonomi Global

Kamis, 06 Oktober 2022 - 11:53 WIB
Sektor properti sendiri berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) China yakni hingga 30%. Maka kesengsaraan pasar properti menjadi ancaman pada pertumbuhan ekonomi global. Foto/Dok
BEIJING - Lemahnya aktivitas real estate dan sentimen negatif di sektor perumahan tidak diragukan lagi bakal memperlambat pertumbuhan ekonomi, kondisi ini sedang terjadi pada industri properti China . Banyak pengembang tidak bisa melanjutkan pembangunan diakibatkan oleh pembatasan pinjaman kepada lembaga keuangan.



Para pembeli rumah telah menolak untuk melakukan pembayaran hipotek pada bangunan yang belum selesai dan beberapa ragu rumah mereka akan pernah selesai. Permintaan untuk rumah baru juga mengalami penurunan dan itu telah mengurangi kebutuhan impor komoditas yang digunakan dalam konstruksi



Krisis properti yang terjadi di Negeri Tirai Bambu merupakan turunan dari kebijakan yang disebut "tiga garis merah". Tujuannya untuk mengempeskan gelembung proper di China yang sudah terjadi selama beberapa dekade belakangan.

Kebijakan itu memiliki tujuan ganda, pertama mengurangi ketergantungan ekonomi yang berlebihan pada properti dan meredam spekulasi yang membuat harga rumah di luar jangkauan banyak orang di kelas menengah.



Managing Director Teneo, Perushaan Analisis Risiko, Gabriel Wildau mengatakan krisis properti yang terjadi di China merupakan ulah dari kebijakan pemerintah.

“Tekanan akut yang dialami pasar saat ini adalah akibat langsung dari pembatasan pinjaman yang sangat kejam kepada pengembang yang diberlakukan sekitar satu setengah tahun yang lalu.” kata Gabriel dikutip AlJazeera, Kamis (6/10/2022).

Melalui kebijakan "tiga garis merah" pengembang diharuskan untuk memenuhi penanda kesehatan keuangan yang ketat, termasuk batas 100 persen pada utang bersih terhadap ekuitas, untuk meminjam dari bank dan lembaga keuangan lainnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More