Pertamina EP Berdayakan Masyarakat Subang dan Karawang lewat Program Pesona dan Jejak Setapak
Sabtu, 08 Oktober 2022 - 19:53 WIB
Sementara itu, program Jejak Setapak PEP Subang Field dikembangkan di Kelurahan Plawad, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang. PEP Subang Field telah mengembangkan program ini sejak 2019 lewat pembentukan kelompok. Pengelolaan program Jejak Setapak yang sebelumnya dilakukan secara terpisah oleh mitra binaan di sektor pertanian dan akuaponik, kini sudah terintegrasi melalui Koperasi Paguyuban Saripati Tani.
Ndirga menyebutkan, latar belakang program Jejak Setapak adalah realita Karawang sebagai lumbung padi nasional terancam akibat luas lahan yang menurun setiap tahun. Selain itu ada ancaman kerusakan lahan akibat penggunaan pupuk kimia dan pestisida. Mengutip data Food and Agricultural Organization (FAO), 69% tanah pertanian di Indonesia dikategorikan sudah rusak parah. "Kami juga melihat urgensi regenerasi petani, apalagi menurut data Kementerian Pertanian, petani muda Indonesia hanya 8% dari total petani yang mencapai 33,4 juta orang," ujarnya.
Saat ini Jejak Setapak memasuki fase pemantapan program, yaitu wirausaha sebelum PEP Subang Field menerapkan exit program pada 2023 dengan harapan mitra binaan jadi mandiri dan menempatkan program Jejak Setapak sebagai sentra studi di Karawang. "Berbagai inovasi dan kontribusi telah dilakukan untuk program Jejak Setapak, di antaranya integrasi budidaya perikanan dan padi, sertifikasi organik oleh INOFICE, akuaponik, biofilter, dan penyediaan Solar System Water Circulation," paparnya.
Sekretaris Koperasi Sari Pati Tani Hendra Wijaya mengatakan, Jejak Setapak saat ini fokus pada pemberdayaan pada tiga sektor, yaitu pertanian organik, akuaponik, dan UKM yang melibatkan ibu-ibu. Total ada 56 orang yang tergabung dalam program ini. "Ada 37 orang yang tergabung dalam Paguyuban Saripati Tani, 9 pemuda di akuaponik, dan 10 ibu-ibu yang mengelola usaha kuliner memanfaatkan produk beras dari pertanian organik yang dikembangkan Jejak Setapak," jelasnya.
H. Sartim, Ketua Koperasi dan Paguyuban (Kelompok Tani) Saripati Tani menambahkan, inovasi pertanian organik menjadi andalan pada program Jejak Setapak. Saat ini Saripati Tani mengelola 6,7 ha lahan pertanian organik dengan mengaplikasikan sistem organik pemanfaatan botol plastik 10 kg.
Sartim menyebutkan, produk pertanian organik Sari Pati Tani memiliki keunggulan, baik secara ekonomi maupun lingkungan. Pasalnya, pertanian organik dapat meregenerasi kesuburan tanah secara alami dan dapat menopang kegiatan pertanian dalam jangka panjang.
Secara ekonomi, pertanian beras organik juga memiliki keunggulan berupa harga yang lebih tinggi. Hal ini karena kandungan gizi dan mineral yang terkandung dalam produk beras organik dinilai lebih baik daripada beras non-organik. "Peningkatan gaya hidup sehat yang marak diterapkan turut meningkatkan nilai tawar beras organik sebagai pilihan produk yang lebih sehat," katanya.
Hendra menambahkan, omzet petani dalam program Jejak Setapak mencapai Rp240 juta per panen. Sedangkan omzet pemuda yang mengelola akuaponik sebesar Rp5,9 juta per bulan. "Alhamdulillah, program Jejak Setapak PEP Subang Field ini telah membantu ekonomi masyarakat Kelurahan Plawad," ujarnya.
Ndirga menyebutkan, latar belakang program Jejak Setapak adalah realita Karawang sebagai lumbung padi nasional terancam akibat luas lahan yang menurun setiap tahun. Selain itu ada ancaman kerusakan lahan akibat penggunaan pupuk kimia dan pestisida. Mengutip data Food and Agricultural Organization (FAO), 69% tanah pertanian di Indonesia dikategorikan sudah rusak parah. "Kami juga melihat urgensi regenerasi petani, apalagi menurut data Kementerian Pertanian, petani muda Indonesia hanya 8% dari total petani yang mencapai 33,4 juta orang," ujarnya.
Saat ini Jejak Setapak memasuki fase pemantapan program, yaitu wirausaha sebelum PEP Subang Field menerapkan exit program pada 2023 dengan harapan mitra binaan jadi mandiri dan menempatkan program Jejak Setapak sebagai sentra studi di Karawang. "Berbagai inovasi dan kontribusi telah dilakukan untuk program Jejak Setapak, di antaranya integrasi budidaya perikanan dan padi, sertifikasi organik oleh INOFICE, akuaponik, biofilter, dan penyediaan Solar System Water Circulation," paparnya.
Sekretaris Koperasi Sari Pati Tani Hendra Wijaya mengatakan, Jejak Setapak saat ini fokus pada pemberdayaan pada tiga sektor, yaitu pertanian organik, akuaponik, dan UKM yang melibatkan ibu-ibu. Total ada 56 orang yang tergabung dalam program ini. "Ada 37 orang yang tergabung dalam Paguyuban Saripati Tani, 9 pemuda di akuaponik, dan 10 ibu-ibu yang mengelola usaha kuliner memanfaatkan produk beras dari pertanian organik yang dikembangkan Jejak Setapak," jelasnya.
H. Sartim, Ketua Koperasi dan Paguyuban (Kelompok Tani) Saripati Tani menambahkan, inovasi pertanian organik menjadi andalan pada program Jejak Setapak. Saat ini Saripati Tani mengelola 6,7 ha lahan pertanian organik dengan mengaplikasikan sistem organik pemanfaatan botol plastik 10 kg.
Sartim menyebutkan, produk pertanian organik Sari Pati Tani memiliki keunggulan, baik secara ekonomi maupun lingkungan. Pasalnya, pertanian organik dapat meregenerasi kesuburan tanah secara alami dan dapat menopang kegiatan pertanian dalam jangka panjang.
Secara ekonomi, pertanian beras organik juga memiliki keunggulan berupa harga yang lebih tinggi. Hal ini karena kandungan gizi dan mineral yang terkandung dalam produk beras organik dinilai lebih baik daripada beras non-organik. "Peningkatan gaya hidup sehat yang marak diterapkan turut meningkatkan nilai tawar beras organik sebagai pilihan produk yang lebih sehat," katanya.
Hendra menambahkan, omzet petani dalam program Jejak Setapak mencapai Rp240 juta per panen. Sedangkan omzet pemuda yang mengelola akuaponik sebesar Rp5,9 juta per bulan. "Alhamdulillah, program Jejak Setapak PEP Subang Field ini telah membantu ekonomi masyarakat Kelurahan Plawad," ujarnya.
(fai)
tulis komentar anda