Ketergantungan Eropa ke Rusia, Rogoh Rp1.485 Triliun Buat Impor Migas hingga Batu Bara

Senin, 10 Oktober 2022 - 11:26 WIB
Eropa terus membayar lebih mahal ke Rusia untuk mendapatkan gas seperti yang terjadi pada paruh pertama tahun 2021 seiring terjadinya lonjakan harga, namun kawasan justru menerima volume yang lebih sedikit. Foto/Dok
JAKARTA - Negara-negara Uni Eropa (UE) telah mengimpor batu bara, minyak, dan gas Rusia senilai lebih dari 100 miliar euro atau setara dengan Rp1.485 triliun (Kurs Rp14.850 per USD) sejak perang Ukraina pecah pada bulan Februari, lalu.



Konsumsi bahan bakar fosil di Benua Biru terus meningkat sepanjang tahun 2022, berdasarkan data kelompok penelitian independen yang berbasis di Helsinki.

Sementara Eropa terus membayar lebih mahal ke Rusia untuk mendapatkan gas seperti yang terjadi pada paruh pertama tahun 2021 seiring terjadinya lonjakan harga, kawasan justru menerima volume yang lebih sedikit. Hal ini disampaikan oleh Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (Crea).



Selain itu konsumsi gas pada paruh pertama tahun 2022 diperkirakan menyusut secara keseluruhan sebesar 11%, seiring peningkatan penggunaan produk minyak sebesar 8%, batu bara 7%, dan lignit sebesar 12%, berdasarkan data dari lembaga pemerintah Eurostat.



Akibatnya, crea memperkirakan emisi karbon diproyeksi meningkat sekitar 2% pada paruh pertama tahun ini. Secara global, ada peningkatan pembangkit batu bara dan gas pada bulan Juli dan Agustus ketika gelombang panas mendorong permintaan listrik, seperti dilaporkan lembaga think-tank Ember baru-baru ini.

"Kami tidak dapat memastikan apakah kami telah mencapai puncak batu bara dan gas di sektor listrik. Emisi sektor listrik global masih mendorong level tertinggi sepanjang masa ketika mereka harus turun dengan sangat cepat. Dan bahan bakar fosil pada saat yang sama mendorong kita ke dalam krisis iklim juga menyebabkan krisis energi global." kata Analis Listrik Senior di Ember, MaƂgorzata Wiatros-Motyka.

UE sendiri tetap menjadi importir bahan bakar fosil terbesar dari Rusia meskipun volume secara keseluruhan telah berkurang setengahnya sejak awal invasi.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More