Siap Diproduksi Massal, Kementan Sebut Harga Kalung Anti Corona Terjangkau

Rabu, 08 Juli 2020 - 09:05 WIB
Kalung antivirus corona siap diproduksi massal dengan harga terjangkau. FOTO/Dok.
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan kalung antivirus corona yang diracik dari tanaman eucalyptus tidak dijual. Hal itu meluruskan pemberitaan terkait inovasi berbasis eucalyptus yang banyak beredar.

"Kami tegaskan kembali, sebagai lembaga pemerintah tidak diperkenankan untuk melakukan aktivitas penjualan. Kami berinovasi sebagai kontribusi bagi negara ditengah pandemi. Latar belakangnya jelas, dengan memanfaatkan sumberdaya alam Indonesia yang luar biasa melimpah," ujar Fadjry, di Jakarta, Rabu (8/7/2020).

(BACA JUGA: DPR: Kalung Anti Corona Perlu Dibuktikan Khasiatnya)



Namun agar masyarakat dapat membeli produk berbasis eucalyptus dengan wajar, pihaknya melakukan kerja sama dengan mitra industri supaya produk hasil inovasi tersebut dapat diprodudksi secara massal. Keterlibatan industri diharapkan berdampak positif dalam mempercepat pemanfaatan produk agar sampai ke masyarakat, mengingat Balitbangtan tidak boleh berbisnis sebagai lembaga riset.

"Prototype produk eucalyptus ini adalah hasil riset kolaborasi pusat penelitian dibawah litbangtan. Begitu juga lisensinya sudah dengan salah satu mitra industri. Soal harga mereka sendiri yang tentukan. Biaya produksi juga sudah urusan mereka," tandas dia.

Terkait penyebutan nilai produk yang dilansir media, pihaknya memastikan, hanya preferensi harga yang diharapkan agar harga terjangkau oleh masyarakat. "Kami ingin harganya nanti terjangkau, tidak memberatkan masyarakat, sehingga manfaatnya dapat dirasakan berbagai kalangan," kata dia.

Disamping itu, pihaknya berharap kolaborasi yang dilakukan tersebut dapat mendorong kesejahteraan petani yang memproduksi bahan - bahan dasar dari produk inovasi berbasis eucalyptus. "Harapannya mitra kami ini dapat menyerap hasil petani kita. Seperti petani dari Lampung dan Medan yang sudah mengembangkan beberapa jenis eucalyptus. Uji efektivitas produk yang ada, harapannya mendorong agar produk ini segera produksi massal,” ungkap Fadjry.

Menurut Fadjry, saat ini pihaknya tengah melanjutkan riset eukalyptus, dan akan dilanjutkan dengan uji klinis bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan universitas. Dengan adanya kerjasama tersebut, menurut Fadjry, Kementan ingin memperkuat kolaborasi antar lembaga, agar nantinya hasil penelitian ini makin sempurna, dan makin bermanfaat.

"Jadi posisi kami sangat jelas, jangan ada yang salah persepsi, atau berpolemik lagi terkait ini, posisi kami Badan Litbang Pertanian dibawah Kementerian Pertanian adalah melakukan penelitian, serta uji laboratorium terhadap inovasi berbasis eucalyptus ini" tandas dia.
(nng)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More