Indonesia Tegaskan Prioritas Pemenuhan Pangan bagi Rakyat di Tengah Pandemi
Rabu, 08 Juli 2020 - 12:57 WIB
JAKARTA - Dampak pandemi COVID-19 dirasakan secara global dan memengaruhi kondisi ekonomi, ancaman krisis pangan, serta meningkatnya kemiskinan. FAO melansir bahwa tantangan saat ini terletak pada bagaimana kemampuan masyarakat mengakses pangan.
MeresponS hal itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi menegaskan bahwa, Indonesia memprioritaskan untuk menjaga pemenuhan kebutuhan dasar dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Agung selaku Ketua Delegasi RI dalam Sidang FAO Council ke-164 yang dilaksanakan secara virtual pada Selasa (7/7/2020).
Untuk menekan dampak pandemi di seluruh sistem pangan dan tetap menyediakan pangan bagi 267 juta orang, Indonesia fokus menjaga rantai pasok dengan meningkatkan kapasitas produksi pangan, memperkuat cadangan pangan, meningkatkan sistem logistik pangan nasional.
“Pasokan pangan yang stabil sangat penting bagi Indonesia sebagai negara kepulauan, untuk memastikan kelancaran distribusi pangan dari produsen ke konsumen, termasuk melalui optimalisasi e-commerce,” papar Agung.
Lebih lanjut dijelaskan Agung, juga dilakukan upaya melindungi petani dan nelayan melalui penyediaan program bantuan sosial dan subsidi bunga kredit.
“Tujuan utama dari skema program ini adalah untuk meringankan beban biaya konsumsi rumah tangga dari keluarga kurang mampu, termasuk petani miskin dan nelayan serta untuk memberikan stimulus untuk modal kerja,” ujar Agung.
Selain itu, juga diupayakan untuk mempromosikan diversifikasi pangan lokal dengan memanfaatkan pekarangan dan lahan marginal untuk memproduksi pangan lokal sehat dan bergizi. Pada tahun 2020, lebih dari 3 ribu kelompok masyarakat diberdayakan untuk mengoptimalkan lahan pekarangan sebagai bagian dari kontribusi Indonesia terhadap Dekade Pertanian Keluarga.
Agung juga meminta FAO agar memberikan lebih banyak perhatian untuk membantu negara-negara berkembang dalam menangani dampak Pandemi Covid-19 yang berdampak pada sistem pangan.
Sidang FAO Council ke-164 diikuti oleh lebih dari 300 peserta dari 49 negara anggota FAO council, dan dilaksanakan secara virtual, berlangsung dari tanggal 6 s.d 10 Juli 2020.
MeresponS hal itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi menegaskan bahwa, Indonesia memprioritaskan untuk menjaga pemenuhan kebutuhan dasar dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Agung selaku Ketua Delegasi RI dalam Sidang FAO Council ke-164 yang dilaksanakan secara virtual pada Selasa (7/7/2020).
Untuk menekan dampak pandemi di seluruh sistem pangan dan tetap menyediakan pangan bagi 267 juta orang, Indonesia fokus menjaga rantai pasok dengan meningkatkan kapasitas produksi pangan, memperkuat cadangan pangan, meningkatkan sistem logistik pangan nasional.
“Pasokan pangan yang stabil sangat penting bagi Indonesia sebagai negara kepulauan, untuk memastikan kelancaran distribusi pangan dari produsen ke konsumen, termasuk melalui optimalisasi e-commerce,” papar Agung.
Lebih lanjut dijelaskan Agung, juga dilakukan upaya melindungi petani dan nelayan melalui penyediaan program bantuan sosial dan subsidi bunga kredit.
“Tujuan utama dari skema program ini adalah untuk meringankan beban biaya konsumsi rumah tangga dari keluarga kurang mampu, termasuk petani miskin dan nelayan serta untuk memberikan stimulus untuk modal kerja,” ujar Agung.
Selain itu, juga diupayakan untuk mempromosikan diversifikasi pangan lokal dengan memanfaatkan pekarangan dan lahan marginal untuk memproduksi pangan lokal sehat dan bergizi. Pada tahun 2020, lebih dari 3 ribu kelompok masyarakat diberdayakan untuk mengoptimalkan lahan pekarangan sebagai bagian dari kontribusi Indonesia terhadap Dekade Pertanian Keluarga.
Agung juga meminta FAO agar memberikan lebih banyak perhatian untuk membantu negara-negara berkembang dalam menangani dampak Pandemi Covid-19 yang berdampak pada sistem pangan.
Sidang FAO Council ke-164 diikuti oleh lebih dari 300 peserta dari 49 negara anggota FAO council, dan dilaksanakan secara virtual, berlangsung dari tanggal 6 s.d 10 Juli 2020.
(ars)
tulis komentar anda