Menggali dan Memaksimalkan Potensi Kerja Sama Indonesia-Filipina
Selasa, 15 November 2022 - 16:07 WIB
Pada International Business Forum ini juga dibahas berbagai tantangan pasca-pandemi Covid-19 di dunia usaha, serta upaya solusi terbaik menghadapinya. "ASEAN harus pulih dengan kuat bersama-sama, dan pulih secara berkelanjutan. Itu sebabnya kita berkumpul di sini untuk bertukar pandangan dan mencari solusi untuk melakukannya," ungkap pria asal Sumatera Barat itu.
Dengan bangkit lebih kuat, ekonomi akan makin baik. Irman menyebutkan, Indonesia memiliki torehan penting terkait bangkit dari pandemi. “Ketika Covid-19 berada pada puncaknya, FDI Indonesia dari beberapa negara Asia meningkat secara substansial. Itulah yang dilakukan investor dari Singapura, China, Hong Kong, dan Korea Selatan dalam ribuan proyek."
Irman mengingatkan, pada saat pasar Eurasia terganggu, pasar Eropa dan Amerika terguncang, ASEAN adalah pilihan yang aman. Dan sekarang adalah waktu terbaik untuk membangkitkan interaksi bisnis dan ekonomi di kawasan. "Karena setelah tahun 2030 pasar ASEAN akan terdiri dari 750 juta orang dengan PDB kumulatif sebesar USD6,6 triliun, dan nilai perdagangan lebih dari USD4,5 triliun. Ini akan menjadi kenyataan hanya dalam satu dekade dari sekarang," tegas pria lulusan University of Bridgeport, Connecticut, Amerika Serikat ini.
“Pada saat itu ASEAN akan menjadi pasar terbesar ketiga di dunia setelah China dan India, dan menjadi kelompok ekonomi terbesar ke-6 dunia; juga grup perdagangan terbesar ke-4 secara global. Dan Indonesia merupakan ekonomi terbesar di ASEAN, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan pasar ASEAN, baik dari sisi produksi maupun konsumsi,” sambungnya.
Sementara itu, Congressman Lordan Suan, yang hadir pada International Business Forum tersebut mengungkapkan Filipina terutama kawasan Cagayan de Oro, Mindanao juga membutuhkan investasi dari negara-negara di ASEAN termasuk Indonesia.
“Saya sangat terhormat berada di forum ini, dimana bisa membuka peluang investasi, pasca-pandemi Covid-19,” ujar Suan, yang mewakili Cagayan de Oro, 1st District. Dia menyebutkan, hadirnya investor dari Indonesia, akan membantu dalam menggerakan ekonomi.
“Saya memberikan gambaran tentang Cagayan de Oro dan juga Mindanao secara umum, dimana mayoritas orang Indonesia menetap di Filipina. Sangat berharap akan hadirnya lebih banyak inventor dari negara-negara di ASEAN. Untuk, Cagayan de Oro, untuk Mindanao, dan untuk Filipina,” sambung Suan.
Peserta International Business Forum, Farida M Biruar dari Bangsamoro Autonomous Region in Muslim Mindanao (BARMM) menyebutkan pihaknya membuka peluang bagi investor atau pengusaha Indonesia untuk bekerja sama. Terutama pada industri halal. Hadir pula dalam acara tersebut pebisnis papan atas Filipina lainnya seperti Victor Lim sebagai President VECO Paper, Chairman dan CEO Sterling Paper Henry Lim Bon Liong, Dean Amado D Valdez, President Kaltimex Rural Energy Corporation Oscar Torralba, serta pengusaha lain di berbagai bidang.
Hadir pula pejabat serta anggota Federation of Filipino-Chinese Chambers of Commerce and Industry, Korean Chamber of Commerce Philippines, European Chamber of Commerce of the Philippines, National Press Club of the Philippines. Dari Indonesia, turut hadir Pitan Daslani, pengamat Hubungan Internasional.
Dengan bangkit lebih kuat, ekonomi akan makin baik. Irman menyebutkan, Indonesia memiliki torehan penting terkait bangkit dari pandemi. “Ketika Covid-19 berada pada puncaknya, FDI Indonesia dari beberapa negara Asia meningkat secara substansial. Itulah yang dilakukan investor dari Singapura, China, Hong Kong, dan Korea Selatan dalam ribuan proyek."
Irman mengingatkan, pada saat pasar Eurasia terganggu, pasar Eropa dan Amerika terguncang, ASEAN adalah pilihan yang aman. Dan sekarang adalah waktu terbaik untuk membangkitkan interaksi bisnis dan ekonomi di kawasan. "Karena setelah tahun 2030 pasar ASEAN akan terdiri dari 750 juta orang dengan PDB kumulatif sebesar USD6,6 triliun, dan nilai perdagangan lebih dari USD4,5 triliun. Ini akan menjadi kenyataan hanya dalam satu dekade dari sekarang," tegas pria lulusan University of Bridgeport, Connecticut, Amerika Serikat ini.
“Pada saat itu ASEAN akan menjadi pasar terbesar ketiga di dunia setelah China dan India, dan menjadi kelompok ekonomi terbesar ke-6 dunia; juga grup perdagangan terbesar ke-4 secara global. Dan Indonesia merupakan ekonomi terbesar di ASEAN, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan pasar ASEAN, baik dari sisi produksi maupun konsumsi,” sambungnya.
Sementara itu, Congressman Lordan Suan, yang hadir pada International Business Forum tersebut mengungkapkan Filipina terutama kawasan Cagayan de Oro, Mindanao juga membutuhkan investasi dari negara-negara di ASEAN termasuk Indonesia.
Baca Juga
“Saya sangat terhormat berada di forum ini, dimana bisa membuka peluang investasi, pasca-pandemi Covid-19,” ujar Suan, yang mewakili Cagayan de Oro, 1st District. Dia menyebutkan, hadirnya investor dari Indonesia, akan membantu dalam menggerakan ekonomi.
“Saya memberikan gambaran tentang Cagayan de Oro dan juga Mindanao secara umum, dimana mayoritas orang Indonesia menetap di Filipina. Sangat berharap akan hadirnya lebih banyak inventor dari negara-negara di ASEAN. Untuk, Cagayan de Oro, untuk Mindanao, dan untuk Filipina,” sambung Suan.
Peserta International Business Forum, Farida M Biruar dari Bangsamoro Autonomous Region in Muslim Mindanao (BARMM) menyebutkan pihaknya membuka peluang bagi investor atau pengusaha Indonesia untuk bekerja sama. Terutama pada industri halal. Hadir pula dalam acara tersebut pebisnis papan atas Filipina lainnya seperti Victor Lim sebagai President VECO Paper, Chairman dan CEO Sterling Paper Henry Lim Bon Liong, Dean Amado D Valdez, President Kaltimex Rural Energy Corporation Oscar Torralba, serta pengusaha lain di berbagai bidang.
Hadir pula pejabat serta anggota Federation of Filipino-Chinese Chambers of Commerce and Industry, Korean Chamber of Commerce Philippines, European Chamber of Commerce of the Philippines, National Press Club of the Philippines. Dari Indonesia, turut hadir Pitan Daslani, pengamat Hubungan Internasional.
Lihat Juga :
tulis komentar anda