Bulog Kesulitan Cari Beras saat Stok Tersisa 651.000 Ton, Buwas: Barangnya Tidak Ada
Rabu, 16 November 2022 - 15:39 WIB
JAKARTA - Ketersediaan beras sebagai kebutuhan pokok masyarakat kian menipis jelang akhir tahun. Di sisi lain, upaya Perum Bulog menambah stok beras dari petani lokal dan mitra juga mengalami kendala.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, pasokan beras dalam negeri saat ini sudah minim. Padahal, dalam momentum hari raya natal dan tahun baru (Nataru) sudah dekat.
Berdasarkan data yang dihimpun Bapanas, ketersediaan beras di Perum Bulog hingga 13 November 2022 hanya sebesar 651.000 ton. Angka ini terpaut jauh dari kebutuhan beras rumah tangga yang mencapai 2,5 juta ton per bulan.
"Tentunya ini sangat rendah dibandingkan kebutuhan bulanan sebesar 2,5 juta ton. Kondisi itu memerlukan perhatian khusus. Untuk itu diperlukan top up 1,2 juta sampai akhir tahun 2022," ujarnya saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR RI di Jakarta, Rabu (16/11/2022).
Dia menekankan bahwa beras berperan penting dalam kontribusi inflasi pangan dalam negeri. Oleh karena itu dibutuhkan kerja sama antar pemerintah, baik pusat maupun daerah.
"Pada bulan September 2022, kontribusi beras terhadap inflasi nasional 4% dan di Oktober 2022 sebesar 3%. Sehingga, perlu perhatian pemerintah pusat dan daerah," tandasnya.
Senada, Direktur Utama Bulog Budi Waseso atau Buwas membenarkan ihwal kondisi stok beras yang minim. Dia menyebut jumlah stok beras nasional yang ada di gudang Bulog saat ini hanya tersisa 651.000 ton.
Buwas juga mengungkapkan, target untuk bisa memenuhi kebutuhan beras nasional sebanyak 1,2 juta hingga akhir tahun 2022 besar kemungkinan tidak akan tercapai mengingat hingga saat ini tidak ada stok lebih di gudang Bulog.
"Sekarang saja, kami sebelumya sudah memiliki komitmen pengadaan 500.000 ton sampai Desember 2022 dengan para mitra. Tapi, sampai saat ini, kami hanya bisa mendapatkan 92.000 ton. Karena memang tidak ada barangnya," tuturnya.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, pasokan beras dalam negeri saat ini sudah minim. Padahal, dalam momentum hari raya natal dan tahun baru (Nataru) sudah dekat.
Berdasarkan data yang dihimpun Bapanas, ketersediaan beras di Perum Bulog hingga 13 November 2022 hanya sebesar 651.000 ton. Angka ini terpaut jauh dari kebutuhan beras rumah tangga yang mencapai 2,5 juta ton per bulan.
"Tentunya ini sangat rendah dibandingkan kebutuhan bulanan sebesar 2,5 juta ton. Kondisi itu memerlukan perhatian khusus. Untuk itu diperlukan top up 1,2 juta sampai akhir tahun 2022," ujarnya saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR RI di Jakarta, Rabu (16/11/2022).
Dia menekankan bahwa beras berperan penting dalam kontribusi inflasi pangan dalam negeri. Oleh karena itu dibutuhkan kerja sama antar pemerintah, baik pusat maupun daerah.
"Pada bulan September 2022, kontribusi beras terhadap inflasi nasional 4% dan di Oktober 2022 sebesar 3%. Sehingga, perlu perhatian pemerintah pusat dan daerah," tandasnya.
Senada, Direktur Utama Bulog Budi Waseso atau Buwas membenarkan ihwal kondisi stok beras yang minim. Dia menyebut jumlah stok beras nasional yang ada di gudang Bulog saat ini hanya tersisa 651.000 ton.
Buwas juga mengungkapkan, target untuk bisa memenuhi kebutuhan beras nasional sebanyak 1,2 juta hingga akhir tahun 2022 besar kemungkinan tidak akan tercapai mengingat hingga saat ini tidak ada stok lebih di gudang Bulog.
"Sekarang saja, kami sebelumya sudah memiliki komitmen pengadaan 500.000 ton sampai Desember 2022 dengan para mitra. Tapi, sampai saat ini, kami hanya bisa mendapatkan 92.000 ton. Karena memang tidak ada barangnya," tuturnya.
(ind)
tulis komentar anda