Mewaspadai Efek Tak Terduga Pembatasan Harga dan Larangan Minyak Rusia Oleh Eropa
Rabu, 30 November 2022 - 17:51 WIB
"Itu semua diperdagangkan dengan harga diskon yang beragam. Dan mereka akan mencoba untuk saling melemahkan untuk memindahkan barel-barel itu. Saya cenderung berpikir semakin banyak barel dengan harga diskon yang tersedia, semakin ini menekan WTI dan Brent," sambungnya.
WTI adalah singkatan dari West Texas Intermediate, patokan AS untuk harga minyak mentah. Sedangkan Brent merupakan patokan untuk minyak global.
Pertanyaan kuncinya adalah apakah minyak Rusia yang dilarang Eropa akan pergi ke negara lain, atau ditarik dari pasar sepenuhnya. Lalu apakah sanksi itu bakal memaksa Rusia untuk memperlambat produksi minyak?.
Berdasarkan catatan, Rusia mengekspor sekitar 1,5 juta barel minyak mentah per hari ke Eropa dengan kapal sebelum perang Ukraina pecah. Saat ini Rusia mengekspor sekitar 600.000 barel ke Eropa, dan telah mampu mengalihkan sebagian besar sisanya ke Asia dari Eropa.
Lalu selanjutnya apakah negara-negara Asia dapat menyerap 600.000 sisanya. Jika tidak bisa, maka ada kemungkinan besar harga minyak akan naik setelah 5 Desember 2022, karena permintaan akan melebihi pasokan.
Jika mereka bisa, maka jumlah barel yang sama akan mengambang di seluruh dunia, hanya saja dengan harga lebih rendah.
Bila importir minyak besar seperti China dan India dapat menyusun sistem untuk menerima pengiriman minyak Rusia, mereka "jauh lebih mungkin untuk mengejar barel kotor itu" daripada membeli minyak mentah Brent dengan harga lebih tinggi, kata Babin.
Ketika sanksi meningkat, maka ada kemungkinan lebih banyak pembeli mungkin mendapatkan pilihan itu. Dan penjual Brent dan WTI mungkin semakin harus bersaing dengan barel "kotor" itu. Maka bukan tidak mungkin harga minyak mentah dunia bakal melonjak ke depannya.
WTI adalah singkatan dari West Texas Intermediate, patokan AS untuk harga minyak mentah. Sedangkan Brent merupakan patokan untuk minyak global.
Pertanyaan kuncinya adalah apakah minyak Rusia yang dilarang Eropa akan pergi ke negara lain, atau ditarik dari pasar sepenuhnya. Lalu apakah sanksi itu bakal memaksa Rusia untuk memperlambat produksi minyak?.
Berdasarkan catatan, Rusia mengekspor sekitar 1,5 juta barel minyak mentah per hari ke Eropa dengan kapal sebelum perang Ukraina pecah. Saat ini Rusia mengekspor sekitar 600.000 barel ke Eropa, dan telah mampu mengalihkan sebagian besar sisanya ke Asia dari Eropa.
Lalu selanjutnya apakah negara-negara Asia dapat menyerap 600.000 sisanya. Jika tidak bisa, maka ada kemungkinan besar harga minyak akan naik setelah 5 Desember 2022, karena permintaan akan melebihi pasokan.
Jika mereka bisa, maka jumlah barel yang sama akan mengambang di seluruh dunia, hanya saja dengan harga lebih rendah.
Bila importir minyak besar seperti China dan India dapat menyusun sistem untuk menerima pengiriman minyak Rusia, mereka "jauh lebih mungkin untuk mengejar barel kotor itu" daripada membeli minyak mentah Brent dengan harga lebih tinggi, kata Babin.
Ketika sanksi meningkat, maka ada kemungkinan lebih banyak pembeli mungkin mendapatkan pilihan itu. Dan penjual Brent dan WTI mungkin semakin harus bersaing dengan barel "kotor" itu. Maka bukan tidak mungkin harga minyak mentah dunia bakal melonjak ke depannya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda