Bahlil Ungkap Ada yang Tak Lazim dalam Pemerintahan Presiden Jokowi, Apa Tuh?
Kamis, 08 Desember 2022 - 20:36 WIB
Namun hebatnya, pertumbuhan ekonomi nasional masih menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Inflasi Indonesia berada di bawah 6%, pertumbuhan domestik juga bagus, konsumsi domestik pun demikian.
"Ini mencerminkan bahwa kepemimpinan pak Jokowi dalam mengarahkan kabinetnya untuk membuat kebijakan itu benar-benar tepat sasaran," tukas Bahlil.
Selain itu Bahlil juga menilai, kekuatan kepemimpinan Jokowi terlihat dari membangkitkan negara saat dalam keadaan krisis.
Dia menerangkan, Presiden Jokowi memiliki ramuan rumus yang out of the box. Misalnya dalam menekan laju inflasi. Saat inflasi naik, Jokowi mengarahkan anak buahnya untuk membantu mengendalikan inflasi.
Seperti mengecek komoditas mana yang berkontribusi besar terhadap naiknya inflasi. Sehingga dari situ ditemukan titik persoalan dan dicarikan jalan keluarnya. Dengan begitu hasilnya inflasi bisa di tekan.
"Inflasi selama ini dikawal oleh Bank Indonesia. Palingan mainnya itu di suku bunga. Tapi apa yang dilakukan pak Jokowi dalam mengendalikan inflasi? dia mengecek komoditas mana yang paling banyak memberikan kontribusi inflasi. Kemarin itu komoditas bawang dan cabai," ungkap Bahlil.
"Kemudian pak Jokowi mengadopsi caranya, yaitu ambil komoditas dari tempat yang surplus ke tempat yang defisit dengan memberikan subsidi logistik. Ini merupakan rumus baru. Ini rumus yang tidak lazim yang dilakukan oleh kepala negara sebelumnya," jelasnya.
Terakhir yang menarik perhatian Bahlil adalah cara presiden dalam menciptakan lapangan kerja di Indonesia. Bahlil menyebut, belum ada Presiden yang menemukan cara ini. Yaitu mendorong para Menterinya untuk menggaet investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Hal ini dalam rangka penciptaan lapangan kerja baru.
"Presiden Jokowi dalam mengarahkan kepada kami harus membuka investasi. Dan kami diminta untuk melayani investor dengan baik dalam rangka menciptakan lapangan kerja. Saya juga senang dengan penciptaan lapangan kerja yang sudah 60%," tutupnya.
"Ini mencerminkan bahwa kepemimpinan pak Jokowi dalam mengarahkan kabinetnya untuk membuat kebijakan itu benar-benar tepat sasaran," tukas Bahlil.
Selain itu Bahlil juga menilai, kekuatan kepemimpinan Jokowi terlihat dari membangkitkan negara saat dalam keadaan krisis.
Dia menerangkan, Presiden Jokowi memiliki ramuan rumus yang out of the box. Misalnya dalam menekan laju inflasi. Saat inflasi naik, Jokowi mengarahkan anak buahnya untuk membantu mengendalikan inflasi.
Seperti mengecek komoditas mana yang berkontribusi besar terhadap naiknya inflasi. Sehingga dari situ ditemukan titik persoalan dan dicarikan jalan keluarnya. Dengan begitu hasilnya inflasi bisa di tekan.
"Inflasi selama ini dikawal oleh Bank Indonesia. Palingan mainnya itu di suku bunga. Tapi apa yang dilakukan pak Jokowi dalam mengendalikan inflasi? dia mengecek komoditas mana yang paling banyak memberikan kontribusi inflasi. Kemarin itu komoditas bawang dan cabai," ungkap Bahlil.
"Kemudian pak Jokowi mengadopsi caranya, yaitu ambil komoditas dari tempat yang surplus ke tempat yang defisit dengan memberikan subsidi logistik. Ini merupakan rumus baru. Ini rumus yang tidak lazim yang dilakukan oleh kepala negara sebelumnya," jelasnya.
Terakhir yang menarik perhatian Bahlil adalah cara presiden dalam menciptakan lapangan kerja di Indonesia. Bahlil menyebut, belum ada Presiden yang menemukan cara ini. Yaitu mendorong para Menterinya untuk menggaet investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Hal ini dalam rangka penciptaan lapangan kerja baru.
"Presiden Jokowi dalam mengarahkan kepada kami harus membuka investasi. Dan kami diminta untuk melayani investor dengan baik dalam rangka menciptakan lapangan kerja. Saya juga senang dengan penciptaan lapangan kerja yang sudah 60%," tutupnya.
(akr)
tulis komentar anda