Rupiah Loyo Lawan Dolar AS, Ekonomi RI di Kuartal IV-2022 Berpotensi Melambat
Senin, 12 Desember 2022 - 17:42 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup melemah 44 point di level Rp 15.627 atas dolar Amerika Serikat (USD) dalam perdagangan sore ini, Senin (12/12/2022). Pelemahan mata uang rupiah diyakini bisa menjadi sinyal adanya perlambatan pada pertumbuhan ekonomi nasional .
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah ini karena pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal Keempat 2022 berpotensi melambat. Angkanya bisa di bawah 5 persen secara tahunan (YoY).
"Proyeksi pertumbuhan ekonomi Kuartal Keempat ini dipengaruhi oleh semakin beratnya tantangan perekonomian pada akhir tahun, terutama dari sisi global," jelas Ibrahim dalam keterangannya.
Sebagai informasi berdasarkan data JISDOR BI pada awal pekan hari ini, nilai tukar rupiah terpantau bertengger di posisi Rp15.642/USD. Kinerja kurs rupiah itu melemah dari sesi akhir pekan kemarin yakni Rp15.587 per USD.
Diterangkan juga Ibrahim bahwa, perlambatan ekonomi global makin berdampak ke dalam negeri. Ini bisa terlihat dari, pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang diperkirakan masih akan terus terjadi.
Adapun pemburukan dari dampak Pandemi Covid-19 terhadap perekonomian yang belum berakhir ini semakin diperparah dengan lonjakan inflasi yang tinggi, pengetatan likuiditas dan suku bunga yang tinggi, stagflasi, gejolak geopolitik, climate change, serta krisis yang terjadi pada sektor energi, pangan, dan finansial.
Menurut Ibrahim, ketidakpastian yang tinggi akibat dari kondisi ini juga telah menempatkan perekonomian global berada dalam pusaran badai yang sempurna, the perfect storm, sehingga mengakibatkan munculnya ancaman resesi global pada 2023.
Di samping itu, ia memprediksi, untuk perdagangan besok, Selasa (13/12) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.610 - Rp 15.670.
Baca Juga
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah ini karena pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal Keempat 2022 berpotensi melambat. Angkanya bisa di bawah 5 persen secara tahunan (YoY).
"Proyeksi pertumbuhan ekonomi Kuartal Keempat ini dipengaruhi oleh semakin beratnya tantangan perekonomian pada akhir tahun, terutama dari sisi global," jelas Ibrahim dalam keterangannya.
Sebagai informasi berdasarkan data JISDOR BI pada awal pekan hari ini, nilai tukar rupiah terpantau bertengger di posisi Rp15.642/USD. Kinerja kurs rupiah itu melemah dari sesi akhir pekan kemarin yakni Rp15.587 per USD.
Diterangkan juga Ibrahim bahwa, perlambatan ekonomi global makin berdampak ke dalam negeri. Ini bisa terlihat dari, pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang diperkirakan masih akan terus terjadi.
Adapun pemburukan dari dampak Pandemi Covid-19 terhadap perekonomian yang belum berakhir ini semakin diperparah dengan lonjakan inflasi yang tinggi, pengetatan likuiditas dan suku bunga yang tinggi, stagflasi, gejolak geopolitik, climate change, serta krisis yang terjadi pada sektor energi, pangan, dan finansial.
Menurut Ibrahim, ketidakpastian yang tinggi akibat dari kondisi ini juga telah menempatkan perekonomian global berada dalam pusaran badai yang sempurna, the perfect storm, sehingga mengakibatkan munculnya ancaman resesi global pada 2023.
Di samping itu, ia memprediksi, untuk perdagangan besok, Selasa (13/12) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.610 - Rp 15.670.
(akr)
tulis komentar anda