Ganjar Minta Impor Beras Dikaji Ulang, Hargai Jerih Payah Petani
Rabu, 14 Desember 2022 - 10:30 WIB
JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo berharap wacana impor beras dari pemerintah pusat bisa ditunda. Menurutnya impor beras ini bisa membuat harga hasil panen di petani jatuh.
Pernyataan itu dilontarkan Ganjar menanggapi kebijakan impor beras yang dilakukan pemerintah pusat. Ganjar meminta agar kebijakan tersebut dipertimbangkan ulang mengingat jerih payah para petani. "Hitung juga ketika petani hari ini menanam pertimbangkanlah jerih payah mereka. Jangan sampai nanti beras impor masuk, petani pas panen harganya jatuh lagi," kata Ganjar di kantornya, Selasa (13/12/2022).
Di sisi lain, Ganjar juga menyebut saat ini pupuk sedang sulit karena subsidinya tidak bisa seratus persen. Termasuk obat-obatan yang juga naik harganya. "Kalau kemudian hasil panennya tidak terbeli dengan harga yang wajar itu artinya seluruh biaya produksi plus keuntungan yang diterima maka petani merugi hari ini," ucapnya.
Merujuk pada hal tersebut, Ganjar mendorong pemerintah mempertimbangkan kembali kebijakannya. Menurutnya, lebih baik pemerintah menghitung ulang ketersediaan atau stok beras yang ada. "Hati-hati betul dengan data yang baik agar dari Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, termasuk Badan Pangan Nasional mereka menghitung dan memberikan informasi itu kepada masyarakat," ujarnya.
Perhitungan harus dilakukan dengan baik. Misalnya jika kebijakan impor terlaksana, berasnya kapan tiba di Indonesia. Kemudian pemerintah juga mesti menghitung masa panen dari padi yang ditanam para petani. “Saya lebih setuju sebenarnya bisa menjamin mereka, petani ini untuk dijamin harga jualnya sehingga Bulog bisa dikasih kapasitas yang lebih besar dan kemudian petani bisa mendapat keuntungan yang wajar,” tegasnya.
Terlepas dari isu impor beras, Ganjar menilai ini momentum yang tepat untuk mengembangkan diversifikasi pangan Indonesia. Faktanya, kata Ganjar, saat ini Indonesia bisa tidak bergantung pada beras. "Kalau kita bicara beras analog kita sudah bisa buat, terus kita punya umbi-umbian yang cukup banyak dan masih bisa diolah maka ini momentum termasuk sagu. Ini momentum untuk kita bisa tidak bergantung hanya dengan beras karena impor ini selalu menarik untuk para pedagang," ucap Ganjar.
Adapun Ganjar menegaskan stok beras di Jawa Tengah aman dan terus dipantau. Ganjar memahami jika pemerintah punya perhitungan khususnya terkait kekhawatiran jika terjadi bencana dan sebagainya. "Maka menurut saya, hitung dong dengan baik, terbukalah kepada publik agar publik tidak curiga," tandasnya.
Pernyataan itu dilontarkan Ganjar menanggapi kebijakan impor beras yang dilakukan pemerintah pusat. Ganjar meminta agar kebijakan tersebut dipertimbangkan ulang mengingat jerih payah para petani. "Hitung juga ketika petani hari ini menanam pertimbangkanlah jerih payah mereka. Jangan sampai nanti beras impor masuk, petani pas panen harganya jatuh lagi," kata Ganjar di kantornya, Selasa (13/12/2022).
Di sisi lain, Ganjar juga menyebut saat ini pupuk sedang sulit karena subsidinya tidak bisa seratus persen. Termasuk obat-obatan yang juga naik harganya. "Kalau kemudian hasil panennya tidak terbeli dengan harga yang wajar itu artinya seluruh biaya produksi plus keuntungan yang diterima maka petani merugi hari ini," ucapnya.
Merujuk pada hal tersebut, Ganjar mendorong pemerintah mempertimbangkan kembali kebijakannya. Menurutnya, lebih baik pemerintah menghitung ulang ketersediaan atau stok beras yang ada. "Hati-hati betul dengan data yang baik agar dari Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, termasuk Badan Pangan Nasional mereka menghitung dan memberikan informasi itu kepada masyarakat," ujarnya.
Perhitungan harus dilakukan dengan baik. Misalnya jika kebijakan impor terlaksana, berasnya kapan tiba di Indonesia. Kemudian pemerintah juga mesti menghitung masa panen dari padi yang ditanam para petani. “Saya lebih setuju sebenarnya bisa menjamin mereka, petani ini untuk dijamin harga jualnya sehingga Bulog bisa dikasih kapasitas yang lebih besar dan kemudian petani bisa mendapat keuntungan yang wajar,” tegasnya.
Terlepas dari isu impor beras, Ganjar menilai ini momentum yang tepat untuk mengembangkan diversifikasi pangan Indonesia. Faktanya, kata Ganjar, saat ini Indonesia bisa tidak bergantung pada beras. "Kalau kita bicara beras analog kita sudah bisa buat, terus kita punya umbi-umbian yang cukup banyak dan masih bisa diolah maka ini momentum termasuk sagu. Ini momentum untuk kita bisa tidak bergantung hanya dengan beras karena impor ini selalu menarik untuk para pedagang," ucap Ganjar.
Adapun Ganjar menegaskan stok beras di Jawa Tengah aman dan terus dipantau. Ganjar memahami jika pemerintah punya perhitungan khususnya terkait kekhawatiran jika terjadi bencana dan sebagainya. "Maka menurut saya, hitung dong dengan baik, terbukalah kepada publik agar publik tidak curiga," tandasnya.
(nng)
tulis komentar anda