Cakep! Mentan: Ketika Harga Komoditas Pertanian Naik, Impor Bukan Solusi
Jum'at, 16 Desember 2022 - 16:35 WIB
JAKARTA - Menteri Pertaniannya Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pertanian memberikan kontribusi yang cukup besar dalam menjalankan roda perekonomian. Di dalam sektor pertanian tersedia lapangan kerja cukup luas.
Oleh karena itu pertanian di Indonesia harus di didukung untuk mendorong perekonomian nasional. Salah satu caranya dengan membatasi komoditas impor jika bisa diproduksi di dalam negeri.
"Paling penting kita berani mengatakan sepanjang rakyat masih bisa menanamnya di sini berhentilah pada importasi, berani tidak kita mengatakan," ujar Mentan SYL dalam diskusi publik bersama Indef, Jumat (16/12/2022).
Menurut Mentan ketika ada harga komoditas yang mengalami kenaikan, impor bukan menjadi sebuah solusi untuk mendukung para petani. Kebijakan tersebut dinilai berorientasi pada konsumen, tapi merugikan petani.
"Pertanian berada pada pendekatan yang untuk makan, lapangan kerja, dia akan memutar ekonomi, sektor industri lain, karena semua berasal dari tanaman, ditambah dengan Perikanan. Itu semua ada di Indonesia," sambung Mentan.
Oleh sebab itu Mentan berharap ketika ada polemik sedikit terhadap kenaikan harga beras, Mentan berharap masyarakat bisa memaklumi. Sebab ada musim tanam dan musim panen untuk komoditas tersebut sehingga tidak setiap saat kondisi cadangan beras bisa terus stabil.
"Kalau semua harus mencari yang instan gimana, pertanian itu kan memutar lapangan kerja, memutar perkonomian. Kalau harga beras naik katakanlah Rp2.000, petani dapat uang, dia membayar uang sekolah dan membeli baju," lanjutnya.
Mentan mengatakan harga komoditas impor memang lebih murah jika dibandingkan dengan harga komoditas di sini jika tidak dalam musim panen. Namun, impor membuat produk dalam negeri tidak terserap di pasar.
"Ini menjadi tantangan baru yang harusnya menyadari kita bahwa resources dan kekuatan utama dari negara ini ada di pertanian, dia juga menjadi kekuatan (ekonomi) yang ada," pungkas Mentan.
Oleh karena itu pertanian di Indonesia harus di didukung untuk mendorong perekonomian nasional. Salah satu caranya dengan membatasi komoditas impor jika bisa diproduksi di dalam negeri.
"Paling penting kita berani mengatakan sepanjang rakyat masih bisa menanamnya di sini berhentilah pada importasi, berani tidak kita mengatakan," ujar Mentan SYL dalam diskusi publik bersama Indef, Jumat (16/12/2022).
Menurut Mentan ketika ada harga komoditas yang mengalami kenaikan, impor bukan menjadi sebuah solusi untuk mendukung para petani. Kebijakan tersebut dinilai berorientasi pada konsumen, tapi merugikan petani.
"Pertanian berada pada pendekatan yang untuk makan, lapangan kerja, dia akan memutar ekonomi, sektor industri lain, karena semua berasal dari tanaman, ditambah dengan Perikanan. Itu semua ada di Indonesia," sambung Mentan.
Oleh sebab itu Mentan berharap ketika ada polemik sedikit terhadap kenaikan harga beras, Mentan berharap masyarakat bisa memaklumi. Sebab ada musim tanam dan musim panen untuk komoditas tersebut sehingga tidak setiap saat kondisi cadangan beras bisa terus stabil.
"Kalau semua harus mencari yang instan gimana, pertanian itu kan memutar lapangan kerja, memutar perkonomian. Kalau harga beras naik katakanlah Rp2.000, petani dapat uang, dia membayar uang sekolah dan membeli baju," lanjutnya.
Mentan mengatakan harga komoditas impor memang lebih murah jika dibandingkan dengan harga komoditas di sini jika tidak dalam musim panen. Namun, impor membuat produk dalam negeri tidak terserap di pasar.
"Ini menjadi tantangan baru yang harusnya menyadari kita bahwa resources dan kekuatan utama dari negara ini ada di pertanian, dia juga menjadi kekuatan (ekonomi) yang ada," pungkas Mentan.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda