Profil William Soeryadjaya, Pengusaha Indonesia Pendiri Astra International
Senin, 19 Desember 2022 - 17:21 WIB
JAKARTA - Sosok William Soeryadjaya dikenal luas sebagai pengusaha sukses asal Indonesia. Dari bisnis yang dijalankannya, dia menjadi pendiri PT Astra International .
Dalam riwayatnya, pria kelahiran 20 Desember 1922 ini dikenal sebagai pekerja keras dan tekun. Menjadi yatim piatu saat berusia 12 tahun, William sempat mengalami pasang surut dalam kehidupan.
Baca juga : 5 Pengusaha Properti Dunia Terkaya
Sempat berhenti sekolah, dia memutar otak untuk bisa meraup penghasilan demi menghidupi dirinya serta adik-adiknya. Pada akhirnya, William Soeryadjaya mengawalinya dengan berjualan kertas di Cirebon.
Merasa kurang mencukupi, akhirnya pria asal Majalengka ini beralih menjadi pedagang tenun di Majalaya. Seiring waktu, dia memiliki tabungan yang digunakannya untuk lanjut pendidikan ke luar negeri.
William meniti ilmu di Middlebare Vakschool V/d Leder & Schoen Industrie Waalwijk, Belanda, sebuah sekolah industri yang mengajarkan proses pembuatan barang dari bahan kulit.
Sekitar tahun 1949, William Soeryadjaya kembali ke Indonesia. Setelahnya, dia memberanikan diri untuk membuka sebuah bisnis di sektor penyamakan kulit.
Seiring waktu, bisnis yang dijalaninya ini mengalami jatuh bangun. Kemudian, sekitar tahun 1957, William bersama adiknya Tjia Kian Tie serta sahabatnya Lim Peng Hong mendirikan PT. Astra.
Awalnya, bisnis tersebut hanya beroperasi di sektor perdagangan hasil pertanian saja. Seiring waktu, Astra mulai merambah bidang lain termasuk otomotif dan mengimpor truk chevrolet dari luar negeri.
Dalam riwayatnya, pria kelahiran 20 Desember 1922 ini dikenal sebagai pekerja keras dan tekun. Menjadi yatim piatu saat berusia 12 tahun, William sempat mengalami pasang surut dalam kehidupan.
Baca juga : 5 Pengusaha Properti Dunia Terkaya
Sempat berhenti sekolah, dia memutar otak untuk bisa meraup penghasilan demi menghidupi dirinya serta adik-adiknya. Pada akhirnya, William Soeryadjaya mengawalinya dengan berjualan kertas di Cirebon.
Merasa kurang mencukupi, akhirnya pria asal Majalengka ini beralih menjadi pedagang tenun di Majalaya. Seiring waktu, dia memiliki tabungan yang digunakannya untuk lanjut pendidikan ke luar negeri.
William meniti ilmu di Middlebare Vakschool V/d Leder & Schoen Industrie Waalwijk, Belanda, sebuah sekolah industri yang mengajarkan proses pembuatan barang dari bahan kulit.
Sekitar tahun 1949, William Soeryadjaya kembali ke Indonesia. Setelahnya, dia memberanikan diri untuk membuka sebuah bisnis di sektor penyamakan kulit.
Seiring waktu, bisnis yang dijalaninya ini mengalami jatuh bangun. Kemudian, sekitar tahun 1957, William bersama adiknya Tjia Kian Tie serta sahabatnya Lim Peng Hong mendirikan PT. Astra.
Awalnya, bisnis tersebut hanya beroperasi di sektor perdagangan hasil pertanian saja. Seiring waktu, Astra mulai merambah bidang lain termasuk otomotif dan mengimpor truk chevrolet dari luar negeri.
tulis komentar anda