Kaleidoskop 2022: Perang jadi Biang Masalah, Indonesia Malah Ketiban Berkah
Sabtu, 31 Desember 2022 - 18:59 WIB
Lonjakan inflasi ini membuat bank sentral memberlakukan kebijakan yang tidak populer yaitu menaikkan suku bunga acuan secara agresif.
Bank sentral AS The Federal Reserve atau The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 425 basis poin (bps) sejak Maret menjadi 4,25-4,50%, di mana kenaikan teranyar dilakukan pada Rabu (14/12) sebesar 50 bps.
Langkah The Fed menaikkan suku bunga ke titik tertinggi dalam 15 tahun itu menandakan pertempuran bank sentral melawan inflasi masih jauh dari selesai.
Bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) juga sudah menaikkan suku bunga acuan secara beruntun sejak Desember dari 0,10% pada Desember 2021 menjadi 3,5% pada Desember 2022.
Lonjakan inflasi dan kebijakan moneter ketat bank sentral kini memicu ancaman baru yaitu resesi. Dua motor utama ekonomi dunia yakni AS dan China sudah menunjukan perlambatan global, sementara ancaman resesi di kawasan Eropa sudah di depan mata.
Negeri Paman Sam bahkan secara teknikal sudah di jurang resesi saat mencatatkan kontraksi pertumbuhan pada kuartal I dan II tahun ini. Adapun ekonomi China melambat menjadi 3,9% yoy pada kuartal III/2022, lebih rendah dari kuartal III/2021 yang tercatat 4,9%.
Menyusul perlambatan ekonomi global, Dana Moneter Internasional atau IMF dan Bank Dunia pun melakukan revisi terhadap proyeksi pertumbuhan global. IMF bahkan sudah merevisi sebanyak tiga kali.
Dua Wajah Ekonomi Domestik Tahun Ini
Bila perang membuat banyak negara lain menderita, Indonesia justru menikmati berkah. Status net eksportir komoditas membuat Indonesia kelimpahan rezeki berupa lonjakan ekspor hingga melambungnya penerimaan negara.
Sebagai catatan, Indonesia adalah eksportir terbesar dunia untuk batu bara thermal, produsen terbesar CPO, dan juga penghasil terbesar nikel.
Bank sentral AS The Federal Reserve atau The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 425 basis poin (bps) sejak Maret menjadi 4,25-4,50%, di mana kenaikan teranyar dilakukan pada Rabu (14/12) sebesar 50 bps.
Langkah The Fed menaikkan suku bunga ke titik tertinggi dalam 15 tahun itu menandakan pertempuran bank sentral melawan inflasi masih jauh dari selesai.
Bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) juga sudah menaikkan suku bunga acuan secara beruntun sejak Desember dari 0,10% pada Desember 2021 menjadi 3,5% pada Desember 2022.
Lonjakan inflasi dan kebijakan moneter ketat bank sentral kini memicu ancaman baru yaitu resesi. Dua motor utama ekonomi dunia yakni AS dan China sudah menunjukan perlambatan global, sementara ancaman resesi di kawasan Eropa sudah di depan mata.
Negeri Paman Sam bahkan secara teknikal sudah di jurang resesi saat mencatatkan kontraksi pertumbuhan pada kuartal I dan II tahun ini. Adapun ekonomi China melambat menjadi 3,9% yoy pada kuartal III/2022, lebih rendah dari kuartal III/2021 yang tercatat 4,9%.
Menyusul perlambatan ekonomi global, Dana Moneter Internasional atau IMF dan Bank Dunia pun melakukan revisi terhadap proyeksi pertumbuhan global. IMF bahkan sudah merevisi sebanyak tiga kali.
Dua Wajah Ekonomi Domestik Tahun Ini
Bila perang membuat banyak negara lain menderita, Indonesia justru menikmati berkah. Status net eksportir komoditas membuat Indonesia kelimpahan rezeki berupa lonjakan ekspor hingga melambungnya penerimaan negara.
Sebagai catatan, Indonesia adalah eksportir terbesar dunia untuk batu bara thermal, produsen terbesar CPO, dan juga penghasil terbesar nikel.
tulis komentar anda