Pelabuhan Pupuk Kaltim Sukses Terapkan Konsep Ramah Lingkungan
Selasa, 03 Januari 2023 - 21:09 WIB
Selain itu Pupuk Kaltim juga menggunakan cat ramah lingkungan, mengoptimalkan pencahayaan alami serta membuat pencahayaan buatan untuk menjaga kesehatan mata dan produktif dalam penerapan green building. Selanjutnya menghindari penggunaan bahan perusak ozon dan mengganti penggunaan energi fosil dengan energi listrik (shore power), sebagai implementasi Shore Power Connection di terminal khusus.
"Pupuk Kaltim berkomitmen untuk memastikan program yang terkait dengan operasional pelabuhan berwawasan lingkungan, sudah sesuai dengan yang diminta dalam persyaratan standar green port. Termasuk pengelolaannya, terus dilaksanakan Pupuk Kaltim secara kontinu setiap tahun," terang Sidiq.
Menurut Sidiq, ada empat kriteria utama penyusunan green port yang dilaksanakan Pupuk Kaltim, yakni dari aspek manajemen sesuai PP No. 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhan, meliputi perencanaan, kebijakan, promosi, sistem manajemen serta pemberdayaan masyarakat. Selanjutnya aspek perlindungan lingkungan, mengacu kepada UU No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Sejalan dengan prinsip environment, social dan governance (ESG) dalam tata kelola perusahaan, Pupuk Kaltim memastikan implementasi aspek pelabuhan ramah lingkungan akan terus ditingkatkan melalui langkah konkret secara menyeluruh di area pelabuhan. Sehingga ke depan komitmen green port yang direalisasikan Pupuk Kaltim makin berkontribusi positif terhadap lingkungan di kawasan industri perusahaan.
"Pupuk Kaltim melakukan asesmen untuk mengukur lebih jauh tingkat pencapaian implementasi green port di seluruh area terminal khusus perusahaan,” tambah Sidiq.
Sementara itu, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengapresiasi seluruh pihak yang berhasil meraih penghargaan Green Port Award tahun ini, dan mendorong pelabuhan lainnya di Indonesia bisa memenuhi kriteria green port atau pelabuhan hijau secara bertahap. Hal ini pun diharap semakin memacu seluruh pemangku kepentingan untuk bekerja sama lebih intensif, guna mewujudkan Indonesia menuju pelabuhan berkelanjutan kelas dunia.
Menurut Luhut, implementasi green dan smart port diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah bagi pelabuhan di Indonesia, karena memegang peranan penting sebagai negara Maritim. Apalagi saat ini Indonesia menjadi satu-satunya di Asia Tenggara yang masuk dalam 20 besar negara dengan performa pelabuhan yang baik, berdasarkan median waktu tunggu kapal kontainer mencapai 24,9 jam. Posisi Indonesia ini di atas negara maju lainnya seperti Italia, Perancis, Yunani, Jerman, Amerika Serikat, Rusia, Australia dan Kanada.
“Saat ini kita telah menyelesaikan proses assesmen untuk 10 pelabuhan, dan ke depannya ada 149 pelabuhan yang didorong untuk memenuhi standard Green Port dan Smart Port, agar pelabuhan Indonesia mampu bersaing di kancah Internasional,” ujar Luhut.
"Pupuk Kaltim berkomitmen untuk memastikan program yang terkait dengan operasional pelabuhan berwawasan lingkungan, sudah sesuai dengan yang diminta dalam persyaratan standar green port. Termasuk pengelolaannya, terus dilaksanakan Pupuk Kaltim secara kontinu setiap tahun," terang Sidiq.
Menurut Sidiq, ada empat kriteria utama penyusunan green port yang dilaksanakan Pupuk Kaltim, yakni dari aspek manajemen sesuai PP No. 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhan, meliputi perencanaan, kebijakan, promosi, sistem manajemen serta pemberdayaan masyarakat. Selanjutnya aspek perlindungan lingkungan, mengacu kepada UU No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Sejalan dengan prinsip environment, social dan governance (ESG) dalam tata kelola perusahaan, Pupuk Kaltim memastikan implementasi aspek pelabuhan ramah lingkungan akan terus ditingkatkan melalui langkah konkret secara menyeluruh di area pelabuhan. Sehingga ke depan komitmen green port yang direalisasikan Pupuk Kaltim makin berkontribusi positif terhadap lingkungan di kawasan industri perusahaan.
"Pupuk Kaltim melakukan asesmen untuk mengukur lebih jauh tingkat pencapaian implementasi green port di seluruh area terminal khusus perusahaan,” tambah Sidiq.
Sementara itu, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengapresiasi seluruh pihak yang berhasil meraih penghargaan Green Port Award tahun ini, dan mendorong pelabuhan lainnya di Indonesia bisa memenuhi kriteria green port atau pelabuhan hijau secara bertahap. Hal ini pun diharap semakin memacu seluruh pemangku kepentingan untuk bekerja sama lebih intensif, guna mewujudkan Indonesia menuju pelabuhan berkelanjutan kelas dunia.
Menurut Luhut, implementasi green dan smart port diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah bagi pelabuhan di Indonesia, karena memegang peranan penting sebagai negara Maritim. Apalagi saat ini Indonesia menjadi satu-satunya di Asia Tenggara yang masuk dalam 20 besar negara dengan performa pelabuhan yang baik, berdasarkan median waktu tunggu kapal kontainer mencapai 24,9 jam. Posisi Indonesia ini di atas negara maju lainnya seperti Italia, Perancis, Yunani, Jerman, Amerika Serikat, Rusia, Australia dan Kanada.
“Saat ini kita telah menyelesaikan proses assesmen untuk 10 pelabuhan, dan ke depannya ada 149 pelabuhan yang didorong untuk memenuhi standard Green Port dan Smart Port, agar pelabuhan Indonesia mampu bersaing di kancah Internasional,” ujar Luhut.
(uka)
tulis komentar anda