Shell Belum Mundur dari Blok Masella, Masih Hitung-hitungan

Senin, 13 Juli 2020 - 19:20 WIB
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan Shell belum tentu mundur dari Blok Masela. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Proyek pengembangan Blok Masela banyak diperbincangkan belakangan ini, pasalnya Royal Dutch Shell Plc (Shell) dikabarkan bakal melepas saham partisipasi di blok tersebut. Menanggapi hal ini, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan Shell belum tentu mundur dari Blok Masela, semua akan tergantung dari hitung-hitungan keekonomian.

“Tadi Rapat Dengar Pendapat (RDP) mengenai Masela, kan belum tentu (mundur) semua tergantung hitung-hitungan keekonomian,” ujarnya selepas RDP dengan Komisi VII DPR RI, Senin (13/7/2020).

( )



Menurutnya ini akan menyangkut kebijakan investasi dari Shell. Dwi kembali menegaskan rencana divestasi dari hak partisipasi atau participating interest (PI) Shell sangat tergantung dari hitung-hitungan keekonomiannya. Ia menggambarkan kepemilikan barang apapun misalnya ada yang bisa dibeli mahal, tidak ada masalah.

“Kita punya barang saja misalnya ada yang bisa beli mahal, why not? Kan gitu, dan itu sebenarnya sesuatu hal yang biasa saja, orang punya PI seperti Medco punya mau dijual, punya ini dijual,” kata Dwi mencontohkan.

Lebih lanjut ia mengatakan, yang terpenting adalah proyek ini akan terus jalan, di mana Inpex berkomitmen untuk terus memimpin siapapun konsorsium agar proyek masih bisa berjalan, meskipun misalnya bukan Shell.

“Yang penting proyek ini tetap jalan terus, makanya bagi kami di SKK, kami komunikasi dengan Inpex, komitmen Inpex untuk terus memimpin siapapun konsorsium untuk proyek ini bisa jalan. Iya misal (bukan Shell),” tegasnya.

( )

Ia menargetkan proyek ini bakal produksi pada tahun 2027 mendatang, meski sebelumnya ia sempat optimis proyek ini akan bisa dipercepat di tahun 2026. “Tadinya harapannya optimis, tapi selalu dalam perjalanan ada aja ya,” papar Dwi.

Seperti diketahui, Shell melalui Shell Upstream Overseas memiliki saham partisipasi Lapangan Abadi, Blok Masela, Laut Arafuru, Maluku, sebesar 35%. Sedangkan sisanya dimiliki oleh Inpex via Inpex Masela sebanyak 65%. Dari blok itu ditargetkan produksi LNG 9,5 juta ton. SKK Migas memproyeksikan Blok Masela untuk onstream pada tahun 2027 mendatang.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More