Sri Mulyani Ungkap Bahaya Volatilitas Harga Komoditas
Senin, 16 Januari 2023 - 16:20 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa APBN 2022 telah menjadi instrumen yang sangat strategis untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi pada saat dunia dihadapkan pada kondisi yang sangat volatile. Sepanjang tahun 2022, harga komoditas melonjak sangat tinggi dan volatile naik turunnya, seperti harga gas alam yang naik ke 155% dan kemudian turun lagi ke 18% dari kenaikannya.
"Harga CPO kita pernah menduduki level tertinggi, naik 54% mencapai USD1.926 kemudian merosot turun 27% di USD915. Harga batu bara kita juga melonjak sangat tinggi 191%, harga minyak mentah naik 71% dan turun kembali," ungkap Sri dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (16/1/2023).
Dia mengatakan bahwa volatilitas menjadi salah satu karakter di tahun 2022 yang mengancam pemulihan ekonomi RI. Kenaikan harga dan volatilitasnya itu menyebabkan inflasi tinggi di berbagai negara dan kemudian menyebabkan daya beli masyarakat juga menurun.
Hal ini kemudian direspons dengan melonjaknya suku bunga di semua negara. Sri mencontohkan Meksiko yang sudah menaikkan hingga 500 basis poin (bps), Brazil 450 bps, dan Amerika Serikat (AS) menaikkan 450 bps, dan Inggris 350 bps.
"Ini semua akan berpotensi menciptakan pelemahan ekonomi. Nah APBN selama 2022 menjadi faktor untuk menstabilkan dan menjaga masyarakat dan ekonomi dari guncangan-guncangan tadi," ungkap Sri.
Baca Juga
"Harga CPO kita pernah menduduki level tertinggi, naik 54% mencapai USD1.926 kemudian merosot turun 27% di USD915. Harga batu bara kita juga melonjak sangat tinggi 191%, harga minyak mentah naik 71% dan turun kembali," ungkap Sri dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (16/1/2023).
Dia mengatakan bahwa volatilitas menjadi salah satu karakter di tahun 2022 yang mengancam pemulihan ekonomi RI. Kenaikan harga dan volatilitasnya itu menyebabkan inflasi tinggi di berbagai negara dan kemudian menyebabkan daya beli masyarakat juga menurun.
Hal ini kemudian direspons dengan melonjaknya suku bunga di semua negara. Sri mencontohkan Meksiko yang sudah menaikkan hingga 500 basis poin (bps), Brazil 450 bps, dan Amerika Serikat (AS) menaikkan 450 bps, dan Inggris 350 bps.
"Ini semua akan berpotensi menciptakan pelemahan ekonomi. Nah APBN selama 2022 menjadi faktor untuk menstabilkan dan menjaga masyarakat dan ekonomi dari guncangan-guncangan tadi," ungkap Sri.
(uka)
tulis komentar anda