Investor Iran Bidik Batam Jadi Hub Asia Pasar Aspal

Selasa, 19 Mei 2015 - 13:32 WIB
Investor Iran Bidik Batam Jadi Hub Asia Pasar Aspal
Investor Iran Bidik Batam Jadi Hub Asia Pasar Aspal
A A A
BATAM - Investor asal Iran yang bergerak di bidang minyak dan gas (migas) berniat mengembangkan pabrik pengolahan aspal di Batam yang berpotensi menjadi hub Asia bagi jalur pelayaran dunia dan pasokan aspal di Selat Malaka.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, Badan Pengusahaan (BP) Batam mengundang investor asal Iran pada tahun ini untuk mengembangkan pabrik di kawasan Kabil yang memang untuk peruntukan sektor industri migas.

Direktur Promosi dan Humas BP Batam Purnomo Andiantono menjelaskan, dari rencana pembangunan pabrik aspal, investor Iran setidaknya membutuhkan luas lahan sekitar 40-80 hektare di kota ini. Jika pembangunan pabrik itu terwujud, ditaksir akan membuat Batam menjadi hub bagi negara-negara pembeli aspal dari Iran.

"Saya mengantar langsung investor Iran yang mau membangun pabrik aspal untuk melihat lahan. Lahan sudah ada di Kabil dan sesuai peruntukannya, semoga terwujud," ujarnya, Selasa (19/5/2015).

Meski tidak menyebut nama perusahaan asal Iran tersebut, namun Purnomo mengatakan bahwa investor itu bergerak di bidang migas. Sementara produk aspal sendiri merupakan varian industri migas.

Pembangunan pabrik aspal ini diprediksi akan menjadi titik pasokan aspal untuk beberapa negara pembeli di Asia termasuk untuk memenuhi kebutuhan domestik.

Batam selama ini mendapat pasokan aspal yang dibeli dari Singapura. Sementara Singapura mendapat pasokan dari Iran, sama seperti China yang juga menyerap pasokan aspal dari negara itu.

"Selama ini kita beli dari Singapura. Padahal Singapura beli dari China dan Iran. China juga beli dari Iran," sebutnya.

Adapun rencana investasi itu sampai saat ini berada dalam tahap negosiasi sewa lahan di lahan milik Pertamina. Iran juga berniat membangun tangki pemanas aspal atau Asphalt Oriented Refinery Plant sendiri di atas lahan itu setelah tangki milik Pertamina tidak bisa dipakai untuk menjaga suhu panas aspal di 180 derajat celcius.

"Sekarang lagi negosiasi sewa lahan. Mereka juga akan bangun tangki sendiri jika ini terwujud," ujar dia.

Di luar itu, Purnomo juga menegaskan ketertarikan investor Iran itu menunjukkan bahwa free trade zone (FTZ) Batam masih menarik di mata dunia global.

Hanya saja butuh banyak insentif bagi industri sektoral dan revisi kebijakan mulai dari hutan lindung sampai ketenagakerjaan untuk membuat kawasan perdagangan dan investasi ini semakin menarik.

Masalah lahan untuk menyerap investasi juga diyakini tidak menjadi masalah besar kecuali dengan status hutan lindung yang masih diproses untuk diselesaikan. Sementara luas lahan dirasa masih cukup untuk investasi dengan pertimbangan sisa lahan di kawasan industri masih tersedia sekitar 30% dan masih banyak lahan kepemilikan yang bisa dipakai.

"Lahan untuk menyerap investasi di Batam masih bisa. Masalah hutan lindung yang belum selesai selama dua tahun, meski sekarang masih diproses Komisi VI DPR," tandasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4375 seconds (0.1#10.140)