4 Tahun Indonesia Surplus Beras, Mentan: Terakhir Saya Tidak Mengerti Alasan Impor Apa

Jum'at, 27 Januari 2023 - 16:23 WIB
loading...
4 Tahun Indonesia Surplus Beras, Mentan: Terakhir Saya Tidak Mengerti Alasan Impor Apa
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengaku heran soal impor beras yang terjadi pada akhir 2022 dan tidak mengerti apa yang menjadi alasannya. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengaku heran soal impor beras yang dilakukan Bulog pada akhir tahun 2022 lalu. Sebab menurutnya, 4 tahun terakhir produktivitas beras di Indonesia selalu surplus.



Menurutnya kebijakan importasi ini berdampak pada harga jual beras milik petani lokal. Karena harga beras impor cenderung lebih murah dibandingkan dengan beras lokal. Sehingga beras milik petani mau tidak mau harus mengikuti harga pasar dan terpaksa mengikis keuntungannya.

"Kita sudah 4 tahun tidak impor beras, yang terakhir ini impor saya tidak mengerti. Alasannya apa? kita swasembada kok," ujar Mentan SYL dalam Rakernas Badan Karantina, Jumat (27/1/2023)

Sambung Mentan menjelaskan, pada tahun 2019 lalu produktivitas padi surplus 2,38 juta ton, tahun 2020 surplus, 2,13 juta. Kemudian pada tahun 2021 produksi padi juga surplus 1,31 juta ton dan pada tahun 2022 surplus 1,74 juta ton.

"Padi yang dipanen pada tahun 2022 menjadi 54 juta ton gabah, sekarang menjadi beras 32,54 juta ton, ini bukan data saya, data BPS," sambung Mentan.



Seperti diketahui sebelumnya Bulog pada tahun 2022 lalu melakukan impor beras sebanyak 501.700 ton. Alasan impor itu berdasarkan untuk menutupi cadangan beras yang dimiliki pemerintah.

Fenomena impor beras itu juga mendapat sorotan dari Ketua Komusi IV DPR RI, Sudin pada RDP Bersama Jajaran Kementan dan Perum Bulog beberapa pekan yang lalu. Menurutnya Bulog harus melakukan penyerapan terhadap gabah petani agar bisa menciptakan nilai tambah perekonomian untuk para petani.

"Saya sampai tanya ke pakar-pakar yang S3, cuma saya waktu itu nanya S7 tidak ada, surplus apasih pengertiannya, surplus itu kan lebih. Tahun 2019 surplusnya 2,38 juta ton, tahun selanjutnya juga surplus, kalau surplus terus kok harus ada impor?," pungkas Sudin.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.2013 seconds (0.1#10.140)