Realisasi Indikator Makro RI Dipaparkan DPR, Ekonomi Masih Terbebani Corona

Rabu, 15 Juli 2020 - 14:37 WIB
loading...
Realisasi Indikator...
Realisasi perkembangan indikator ekonomi makro secara keseluruhan dalam Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN) pada semester I-2020 dipaparkan oleh DPR. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Realisasi perkembangan indikator ekonomi makro secara keseluruhan dalam Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN) pada semester I-2020 dipaparkan oleh DPR. Di mana, pertumbuhan ekonomi pada semester I diperkirakan minus 0,4 sampai dengan minus 1,1%.

Dalam rapat kerja bersama pemerintah, Badan Anggaran DPR RI menyoroti hal tersebut. Wakil Ketua Banggar DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal menyampaikan hal itu dalam pembahasan realisasi perkembangan indikator ekonomi makro secara keseluruhan dalam APBN di semester I-2020.

"Adanya sejumlah tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih akan berlanjut semakin dalam pada triwulan II-2020," kata Cucun di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (15/7/2020).

( )

Ia meyakini bahwa hal itu juga dipengaruhi oleh sejumlah aspek yang timbul dari penanganan COVID-19. Misalnya seperti adanya pemberlakuan PSBB di tingkat daerah, dalam upaya pengendalian wabah COVID-19 tersebut. "Pertumbuhan ekonomi RI pada semester I-2020, diperkirakan akan berpotensi minus 0,4 sampai dengan minus 1,1%," jelasnya.

Cucun menjelaskan, hal tersebut dapat didasarkan pada pertumbuhan ekonomi RI di kuartal I-2020, yang hanya mencapai 2,97% akibat menurunnya aspek konsumsi masyarakat. "Khususnya di sektor perhotelan, restoran, dan transportasi, sebagai dampak dari masa awal merebaknya wabah COVID-19," ujar Cucun.

Di sisi lain, Ia membeberkan rendahnya tingkat inflasi semester I-2020, yang hanya mencapai 1,96% (year-on-year) per Juni 2020. Dimana secara kumulatif mencapai 1,09% (year-to-date), atau lebih rendah dari pola historis tiga tahunan dengan 2,11% (year-to-date).

( )

"Jadi inflasi pada bulan Ramadan dan Lebaran (Idul Fitri) kali ini sangat rendah. Padahal kalau dilihat dari pola historis tahun-tahun sebelumnya, itu biasanya tinggi," ujarnya.

Lebih lanjut diperkirakan olehnya bahwa perlambatan inflasi di semester I-2020 itu dipengaruhi oleh melemahnya permintaan masyarakat di tengah wabah COVID-19. "Bahkan, adanya momentum Ramadan dan Idul Fitri pun dinilai tidak berdampak terlalu signifikan, akibat dipengaruhi oleh adanya pemberlakuan PSBB," jelasnya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1615 seconds (0.1#10.140)