Konon, Garuda Hanya Bisa Terbang Empat Tahun Lagi

Rabu, 15 Juli 2020 - 14:48 WIB
loading...
Konon, Garuda Hanya...
Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dinilai hanya akan mampu bertahan empat tahun atau hingga 2024 meski mendapat dana talangan pemerintah sebesar Rp8,5 triliun. Anggaran itu dianggap hanya memperpanjang napas perseroan.

Pengamat penerbangan dari Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati mengatakan, beban utang yang ditanggung maskapai penerbangan nasional pelat merah yang mencapai US2 miliar dolar AS atau Rp31,9 triliun membuat kondisi perusahan tidak akan bertahan lama.

Walau pemerintah akan menggelontorkan dana Rp8,5 triliun, kata dia, anggaran tersebut justru hanya bermanfaat dalam jangka pendek saja. Sementara, pada jangka panjang, bunga pinjaman justru menjadi beban baru bagi Garuda indonesia.

"Saya menilai kemampuan Garuda hanya mampu bertahan minimal sampai 2024 saja. Walau ada dana talangan, itu hanya memperpanjang napas saja. Setahun ini ada pandemi, keuangan Garuda memang berdarah-darah," ujar Arista saat, di Jakarta, Rabu (15/7/2020).

Menurut Arista, dana talangan yang diberikan pemerintah kepada Garuda Indonesia pada dasarnya bersifat membantu. Meski begitu, ada dimensi bisnis yang tidak bisa dilepaskan dari bantuan tersebut.

Artinya, pemerintah berharap ada keuntungan yang nanti diperoleh, yakni bunga pinjaman. Harapan itu, kata dia, manakala Garuda mampu keluar dari fase krisisnya. ( Baca juga:Tiga Tahun Lagi Sayap-Sayap Garuda Baru Bisa Mengepak )

Saham Garuda Indonesia, lanjut dia, tidak secara penuh dimiliki negara. Ia memperkirakan setidaknya 32% saham perseroan dimiliki swasta dan sisanya dimiliki negara. Karena itu, faktor bisnis dalam bantuan tidak bisa dipungkiri.

Arista mencatat, walau saat ini Kementerian BUMN sudah mengambil sejumlah langkah strategis untuk menyelamatkan perseroan dari tekanan keuangan. Tapi persoalan akan berbeda jika langkah tersebut tidak dilakukan pemerintah setelahnya.

"Pak Erick full membantu Garuda, bahwa sampai 2024 masih aman karena di backup full BUMN. Tapi gak tau di tahun 2025? Kemungkinan sesuatu yang akan terjadi," ujarnya.

Sebelumnya, Komisi VI DPR Deddy Sitorus mengatakan, dana talangan pemerintah tidak akan menyelesaikan masalah di Garuda Indonesia. Dia menilai selain persoalan dampak yang terjadi akibat pandemi Covid-19 terdapat persoalan lain.

Menurutnya pandemi tidak hanya memberikan dampak kepada Garuda Indonesia, namun juga ekosistem penerbangan yang harus segera diadaptasi. Memang, dana talangan dipilih untuk menyelamatkan ekuitas Garuda Indonesia, tapi itu tak menyelesaikan masalah yang diihadapi Garuda.
"Ini tidak hanya selesai dengan menginjeksi itu saja,” kata Deddy.

Dia menjelaskan, Garuda Indonesia mesti memperhatikan aspek keuangan, operasional, produk yang dipasarkan, dan ekosistem industri. Seharusnya terdapat perbaikan yang bersifat menyeluruh dan konsisten.

Sementara itu, Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, bahwapihaknya tetap berupaya mengambil langkah strategis untuk menyelamatkan perusahaan penerbangan nasional dari tekanan utang dan Covid-19. Dia juga optimis bahwa Garuda mampu mencatatkan EBITDA dan laba positif pada 2022 hingga 2023. Dengan begitu maskapai penerbangan mampu keluar dari masa kritisnya.

"Kita harap 2022 sudah positif EBITDA-nya, dan kita bisa bukukan net income positif di 2023," ungkapnya.
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0850 seconds (0.1#10.140)