Transformasi Digital Pos Indonesia Dinilai Berada di Jalur yang Tepat
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pos Indonesia (Persero) mulai melakukan transformasi digital sejak 26 Agustus 2022 lalu, atau bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke 276. Transformasi digital yang dilakukan oleh BUMN tertua di Indonesia tersebut dinilai sudah berada di jalur yang tepat.
“Saya lihat PT Pos sudah berada di jalan yang benar, on the right track. Tinggal masalahnya adalah kecepatan dan agilitas (kelincahan), keduanya berjalan bersama karena perubahan cepat sekali,” kata Rektor Universitas Pradita Richardus Eko Indrajit dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/2/2023).
Menurut guru besar IT ini, kecepatan dan agilitas ini juga masalah pola pikir. Kalau merasa kurang cepat, kita dituntut bermitra dengan yang cepat. “PT Pos saya bilang sudah berada di jalur yang benar karena banyak bermitra untuk meningkatkan agilitas atau kelincahan,” katanya.
(Baca juga:Pos Indonesia Luncurkan Nomor Halo Pos Baru)
Lebih lanjut, Eko Indrajit menjelaskan transformasi digital pada dasarnya adalah suatu usaha perubahan dari sebuah institusi menuju kondisi yang jauh lebih baik ke masa depan karena adanya tawaran manfaat dari komunikasi. Ujungnya adalah memberikan value kepada customer, kepada orang-orang yang dilayaninya.
Jadi transformasi digital itu bukan gaya-gayaan, tetapi karena teknologi digital menawarkan institusi untuk bisa berkinerja lebih baik, melayani customer lebih baik, dan bisa berkembang jauh lebih cepat. “Saya melihat PT Pos sudah berbeda dari sebelumnya,” jelas Eko Indrajit.
Menurut Eko Indrajit, apresiasi Presiden Joko Widodo pada PT Pos Indonesia khususnya dalam penyaluran bantuan sosial berupa bantuan langsung tunai, menjadi poin yang sangat krusial. “Pak Jokowi kan filosofinya adalah melayani masyarakat. Saya yakin dia memberikan anugerah ini karena dia menanyakan langsung ke masyarakat,” katanya.
(Baca juga:Perluas Market Internasional, Pos Indonesia Luncurkan Pos Migran Indonesia)
Eko Indrajit juga mengapresiasi super apps dari PT Pos Indonesia, yaitu Pospay. Aplikasi Pospay dinilai mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat akan layanan jasa keuangan yang cepat dan aman.
Dia mencontohkan kalau membeli suatu barang ada tiga flow yang terjadi. Pertama, flow of product yaitu barang dikirim dari gudang sampai ke rumah. Kedua, flow of money yaitu bagaimana uang yang dimiliki kemudian diberikan kepada perusahaan penjual barang. Ketiga, flow of information yaitu barang sudah sampai atau belum, pengirimnya siapa.
“PT Pos itu punya ketiganya. Kalau ketiganya konvergensi ke dalam satu aplikasi yang sekarang dikenal dengan super apps Pospay, itu merupakan sesuatu yang luar biasa. Semua itu tidak bisa dilakukan tanpa transformasi digital dan teknologi informasi,” kata dia.
Eko Indrajit memberikan catatan penting agar PT Pos Indonesia dapat terus bertahan pada masa mendatang, yakni pentingnya berinovasi dan menjalin relasi dengan customer.
“PR (pekerjaan rumah) PT Pos ke depan, yaitu harus berinovasi. Setelah memberikan layanan, harus menjalin relasi. Customer kalau sudah dijalin relasi, maka akan loyal. Puas (tapi) kalau tidak loyal, (maka) dia bisa pindah. Kalau sudah loyal, misalnya harga akan naik pun dia tidak masalah karena sudah loyal. Relasi lebih penting daripada transaksi,” katanya.
“Saya lihat PT Pos sudah berada di jalan yang benar, on the right track. Tinggal masalahnya adalah kecepatan dan agilitas (kelincahan), keduanya berjalan bersama karena perubahan cepat sekali,” kata Rektor Universitas Pradita Richardus Eko Indrajit dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/2/2023).
Menurut guru besar IT ini, kecepatan dan agilitas ini juga masalah pola pikir. Kalau merasa kurang cepat, kita dituntut bermitra dengan yang cepat. “PT Pos saya bilang sudah berada di jalur yang benar karena banyak bermitra untuk meningkatkan agilitas atau kelincahan,” katanya.
(Baca juga:Pos Indonesia Luncurkan Nomor Halo Pos Baru)
Lebih lanjut, Eko Indrajit menjelaskan transformasi digital pada dasarnya adalah suatu usaha perubahan dari sebuah institusi menuju kondisi yang jauh lebih baik ke masa depan karena adanya tawaran manfaat dari komunikasi. Ujungnya adalah memberikan value kepada customer, kepada orang-orang yang dilayaninya.
Jadi transformasi digital itu bukan gaya-gayaan, tetapi karena teknologi digital menawarkan institusi untuk bisa berkinerja lebih baik, melayani customer lebih baik, dan bisa berkembang jauh lebih cepat. “Saya melihat PT Pos sudah berbeda dari sebelumnya,” jelas Eko Indrajit.
Menurut Eko Indrajit, apresiasi Presiden Joko Widodo pada PT Pos Indonesia khususnya dalam penyaluran bantuan sosial berupa bantuan langsung tunai, menjadi poin yang sangat krusial. “Pak Jokowi kan filosofinya adalah melayani masyarakat. Saya yakin dia memberikan anugerah ini karena dia menanyakan langsung ke masyarakat,” katanya.
(Baca juga:Perluas Market Internasional, Pos Indonesia Luncurkan Pos Migran Indonesia)
Eko Indrajit juga mengapresiasi super apps dari PT Pos Indonesia, yaitu Pospay. Aplikasi Pospay dinilai mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat akan layanan jasa keuangan yang cepat dan aman.
Dia mencontohkan kalau membeli suatu barang ada tiga flow yang terjadi. Pertama, flow of product yaitu barang dikirim dari gudang sampai ke rumah. Kedua, flow of money yaitu bagaimana uang yang dimiliki kemudian diberikan kepada perusahaan penjual barang. Ketiga, flow of information yaitu barang sudah sampai atau belum, pengirimnya siapa.
“PT Pos itu punya ketiganya. Kalau ketiganya konvergensi ke dalam satu aplikasi yang sekarang dikenal dengan super apps Pospay, itu merupakan sesuatu yang luar biasa. Semua itu tidak bisa dilakukan tanpa transformasi digital dan teknologi informasi,” kata dia.
Eko Indrajit memberikan catatan penting agar PT Pos Indonesia dapat terus bertahan pada masa mendatang, yakni pentingnya berinovasi dan menjalin relasi dengan customer.
“PR (pekerjaan rumah) PT Pos ke depan, yaitu harus berinovasi. Setelah memberikan layanan, harus menjalin relasi. Customer kalau sudah dijalin relasi, maka akan loyal. Puas (tapi) kalau tidak loyal, (maka) dia bisa pindah. Kalau sudah loyal, misalnya harga akan naik pun dia tidak masalah karena sudah loyal. Relasi lebih penting daripada transaksi,” katanya.
(dar)