Setelah Mati Suri Selama Satu Dekade, PIM Kini Siap Dukung Kebutuhan Pupuk NPK Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pabrik Pupuk Iskandar Muda (PIM) 1 yang sudah mati selama satu dekade sejak 2012 berhasil dihidupkan kembali oleh PT Pupuk Indonesia (persero). Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengatakan, pengoperasian kembali pabrik PIM 1 diumumkan pada saat proses peresmian pengoperasian pabrik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri BUMN Erick Thohir pada Jumat pekan lalu (10/2/2023) di Lhokseumawe, Aceh.
“Kami sangat berterima kasih atas upaya pemerintah, dalam hal ini Menteri BUMN Erick Thohir yang intens berkomunikasi dengan Kementerian ESDM, SKK Migas, dan pihak terkait sehingga PIM 1 beroperasi kembali dan mendapat suplai gas,” ungkap Bakir dikutip, Rabu (15/2/2023).
Dengan beroperasinya pabrik PIM 1, dikatakan Bakir, kapasitas produksi urea terpasang Pupuk Indonesia Grup pun bertambah sekitar 570.000 ton per tahun. PIM 1 turut melengkapi pabrik PIM 2 yang juga berkapasitas 570.000 ton per tahun. Dengan demikian, total produksi pupuk urea pada PIM 1 dan PIM 2 mencapai 1,14 juta ton per tahun. Pupuk Indonesia juga menambah kapasitas produksi pupuk jenis NPK melalui pengoperasian pabrik NPK PIM yang berkapasitas 500.000 ton per tahun.
Keberadaan pabrik NPK PIM yang baru secara langsung menambah kemampuan negara dalam memenuhi kebutuhan NPK nasional menjadi sekitar 3,7 juta ton dari total kebutuhan yang diperkirakan mencapai 13,5 juta ton per tahun, yang sebagian besar dipenuhi oleh produsen pupuk swasta dan produk impor.
Bakir menjelaskan bahwa pabrik NPK PIM adalah karya anak bangsa, karena mengadopsi teknologi proses milik PT Petrokimia Gresik yang juga anak usaha Pupuk Indonesia. Produksi NPK dari pabrik dengan nilai investasi sekitar Rp1,7 triliun ini akan memenuhi kebutuhan wilayah Sumatira Bagian Utara (Sumbagut) dan Aceh.
Selain pengoperasian pabrik, Bakir mengungkapkan bahwa Pupuk Indonesia melalui Pupuk Iskandar Muda juga akan berkontribusi dalam memajukan perekonomian Aceh melalui pengembangan klaster industri hijau atau Green Industry Cluster (GIC) di KEK Arun. Salah satu upayanya dengan melibatkan PIM sebagai konsorsium BUMN Bersama PT Pertamina, PT Pelindo, dan PT Pembangunan Aceh (PEMA).
Konsorsium ini telah melakukan penandatanganan head of agreement (HoA) dengan penyertaan modal di PT Patriot Nusantara Aceh selaku Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP) KEK Arun.
Melalui Pupuk Iskandar Muda, Bakir mengungkapkan bahwa Pupuk Indonesia Grup akan mengembangkan hub energi masa depan, yaitu blue dan green ammonia, serta biomethane. Sementara anggota konsorsium lainnya akan mengembangkan KEK sebagai LNG hub untuk mendukung produksi gas yang dihasilkan dari Blok Andaman.
“Klaster industri hijau ini nantinya akan berkontribusi dalam pencapaian komitmen net-zero emission pada 2060 atau sesuai Visi Indonesia 2045 mengenai ketahanan energi,” tutup Bakir.
Pabrik PIM 1 yang memproduksi urea sempat berhenti beroperasi akibat tidak mendapat pasokan gas yang cukup terkait berhenti beroperasinya ladang gas Arun. Namun demikian, Pupuk Iskandar Muda sudah memperoleh pasokan 1 kargo LNG dengan volume 110.000 m3 dari Bontang dan 5 kargo per tahun dari BP Tangguh.
Direktur Utama Pupuk Iskandar Muda Budi Santoso Syarif mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi yang telah meresmikan pengoperasian Pabrik NPK PIM. Menurut Budi karyawan PIM dan masyarakat Aceh dan Lhokseumawe sangat terharu dan bangga karena baru kali ini pabrik PIM dapat beroperasi penuh secara bersamaan.
"Hal ini merupakan kejadian yang sangat langka, tentunya kami mengucapkan terma kasih kepada Presiden Jokowi, Menteri BUMN, dan pejabat terkait lainnya atas dukungannya kepada PIM,” kata Budi.
“Kami sangat berterima kasih atas upaya pemerintah, dalam hal ini Menteri BUMN Erick Thohir yang intens berkomunikasi dengan Kementerian ESDM, SKK Migas, dan pihak terkait sehingga PIM 1 beroperasi kembali dan mendapat suplai gas,” ungkap Bakir dikutip, Rabu (15/2/2023).
Dengan beroperasinya pabrik PIM 1, dikatakan Bakir, kapasitas produksi urea terpasang Pupuk Indonesia Grup pun bertambah sekitar 570.000 ton per tahun. PIM 1 turut melengkapi pabrik PIM 2 yang juga berkapasitas 570.000 ton per tahun. Dengan demikian, total produksi pupuk urea pada PIM 1 dan PIM 2 mencapai 1,14 juta ton per tahun. Pupuk Indonesia juga menambah kapasitas produksi pupuk jenis NPK melalui pengoperasian pabrik NPK PIM yang berkapasitas 500.000 ton per tahun.
Keberadaan pabrik NPK PIM yang baru secara langsung menambah kemampuan negara dalam memenuhi kebutuhan NPK nasional menjadi sekitar 3,7 juta ton dari total kebutuhan yang diperkirakan mencapai 13,5 juta ton per tahun, yang sebagian besar dipenuhi oleh produsen pupuk swasta dan produk impor.
Bakir menjelaskan bahwa pabrik NPK PIM adalah karya anak bangsa, karena mengadopsi teknologi proses milik PT Petrokimia Gresik yang juga anak usaha Pupuk Indonesia. Produksi NPK dari pabrik dengan nilai investasi sekitar Rp1,7 triliun ini akan memenuhi kebutuhan wilayah Sumatira Bagian Utara (Sumbagut) dan Aceh.
Selain pengoperasian pabrik, Bakir mengungkapkan bahwa Pupuk Indonesia melalui Pupuk Iskandar Muda juga akan berkontribusi dalam memajukan perekonomian Aceh melalui pengembangan klaster industri hijau atau Green Industry Cluster (GIC) di KEK Arun. Salah satu upayanya dengan melibatkan PIM sebagai konsorsium BUMN Bersama PT Pertamina, PT Pelindo, dan PT Pembangunan Aceh (PEMA).
Konsorsium ini telah melakukan penandatanganan head of agreement (HoA) dengan penyertaan modal di PT Patriot Nusantara Aceh selaku Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP) KEK Arun.
Melalui Pupuk Iskandar Muda, Bakir mengungkapkan bahwa Pupuk Indonesia Grup akan mengembangkan hub energi masa depan, yaitu blue dan green ammonia, serta biomethane. Sementara anggota konsorsium lainnya akan mengembangkan KEK sebagai LNG hub untuk mendukung produksi gas yang dihasilkan dari Blok Andaman.
“Klaster industri hijau ini nantinya akan berkontribusi dalam pencapaian komitmen net-zero emission pada 2060 atau sesuai Visi Indonesia 2045 mengenai ketahanan energi,” tutup Bakir.
Pabrik PIM 1 yang memproduksi urea sempat berhenti beroperasi akibat tidak mendapat pasokan gas yang cukup terkait berhenti beroperasinya ladang gas Arun. Namun demikian, Pupuk Iskandar Muda sudah memperoleh pasokan 1 kargo LNG dengan volume 110.000 m3 dari Bontang dan 5 kargo per tahun dari BP Tangguh.
Direktur Utama Pupuk Iskandar Muda Budi Santoso Syarif mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi yang telah meresmikan pengoperasian Pabrik NPK PIM. Menurut Budi karyawan PIM dan masyarakat Aceh dan Lhokseumawe sangat terharu dan bangga karena baru kali ini pabrik PIM dapat beroperasi penuh secara bersamaan.
"Hal ini merupakan kejadian yang sangat langka, tentunya kami mengucapkan terma kasih kepada Presiden Jokowi, Menteri BUMN, dan pejabat terkait lainnya atas dukungannya kepada PIM,” kata Budi.
(uka)