Resmi Melantai di Bursa, KING Incar Pendapatan Rp230 Miliar di 2023
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Hoffmen Cleanindo Tbk (KING) hari ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) . Usai menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), perseroan menargetkan meraih pendapatan sekitar Rp222-230 miliar pada tahun ini.
“Dengan masuk di bursa otomatis ada penambahan modal yang cukup lumayan, jadi target revenue akan ada di angka Rp230 miliar di 2023,” ungkap Direktur Utama PT Hoffmen Cleanindo Tbk, Rudy Japarto saat ditemui di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (16/2/2023).
Dia memproyeksikan kinerja di semua lini bisnis perseroan akan moncer pada tahun ini. Sebagai informasi, Hoffmen memiliki lima lini bisnis utama yaitu penyedia jasa kebersihan atau cleaning service, hygiene service, penyedia jasa keamanan atau security service, employee service, dan penyedia jasa parkir atau parking service.
“Kami punya lini bisnis yang sangat kompetitif untuk masuk ke perkantoran dan apartemen, apalagi nanti ada Ibu Kota Negara baru, Jadi prospeknya cukup besar,” tuturnya.
Dalam IPO ini, Hoffmen Cleanindo menawarkan 520 juta saham atau setara 20,00% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Melalui IPO ini perseroan menargetkan dapat mengantongi dana segar sebesar Rp67,60 miliar.
Bersamaan dengan itu, perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 260 juta Waran Seri I yang menyertai saham baru perseroan atau sebanyak-banyaknya 12,50% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh.
Ihwal penggunaan dana IPO, 95% akan digunakan oleh perseroan sebagai modal kerja dengan rincian sekitar 83% digunakan untuk pembayaran gaji pegawai tidak tetap yang merupakan komponen harga pokok pendapatan perseroan atas kontrak kerja perseroan. Kemudian, sekitar 12% akan digunakan untuk pembelian peralatan penunjang.
Kemudian, sebesar 5% akan digunakan sebagai setoran modal pada anak perusahaan perseroan yaitu PT Hoffmen Parkindo, yang akan digunakan untuk modal kerja.
Rinciannya, sekitar 2% digunakan untuk pembayaran gaji pegawai tidak tetap, yang merupakan komponen harga pokok pendapatan PT Hoffmen Parkindo atas kontrak kerjanya, serta sekitar 3% akan digunakan untuk pembelian persediaan peralatan penunjang.
“Dengan masuk di bursa otomatis ada penambahan modal yang cukup lumayan, jadi target revenue akan ada di angka Rp230 miliar di 2023,” ungkap Direktur Utama PT Hoffmen Cleanindo Tbk, Rudy Japarto saat ditemui di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (16/2/2023).
Dia memproyeksikan kinerja di semua lini bisnis perseroan akan moncer pada tahun ini. Sebagai informasi, Hoffmen memiliki lima lini bisnis utama yaitu penyedia jasa kebersihan atau cleaning service, hygiene service, penyedia jasa keamanan atau security service, employee service, dan penyedia jasa parkir atau parking service.
“Kami punya lini bisnis yang sangat kompetitif untuk masuk ke perkantoran dan apartemen, apalagi nanti ada Ibu Kota Negara baru, Jadi prospeknya cukup besar,” tuturnya.
Dalam IPO ini, Hoffmen Cleanindo menawarkan 520 juta saham atau setara 20,00% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Melalui IPO ini perseroan menargetkan dapat mengantongi dana segar sebesar Rp67,60 miliar.
Bersamaan dengan itu, perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 260 juta Waran Seri I yang menyertai saham baru perseroan atau sebanyak-banyaknya 12,50% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh.
Ihwal penggunaan dana IPO, 95% akan digunakan oleh perseroan sebagai modal kerja dengan rincian sekitar 83% digunakan untuk pembayaran gaji pegawai tidak tetap yang merupakan komponen harga pokok pendapatan perseroan atas kontrak kerja perseroan. Kemudian, sekitar 12% akan digunakan untuk pembelian peralatan penunjang.
Kemudian, sebesar 5% akan digunakan sebagai setoran modal pada anak perusahaan perseroan yaitu PT Hoffmen Parkindo, yang akan digunakan untuk modal kerja.
Rinciannya, sekitar 2% digunakan untuk pembayaran gaji pegawai tidak tetap, yang merupakan komponen harga pokok pendapatan PT Hoffmen Parkindo atas kontrak kerjanya, serta sekitar 3% akan digunakan untuk pembelian persediaan peralatan penunjang.
(ind)