Naik 28,15%, BTN Bukukan Laba Bersih Rp3,04 Triliun

Kamis, 16 Februari 2023 - 20:20 WIB
loading...
Naik 28,15%, BTN Bukukan...
BTN menggelar konferensi pers memaparkan kinerja tahun sepanjang tahun lalu. FOTO/Cahya Puteri Abdi Rabbi
A A A
JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mencatatkan kinerja positif tahun lalu. Perseron membukukan laba bersih Rp3,04 triliun naik 28,15% dari perolehan tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,37 triliun.

"Peningkatan tersebut didukung pertumbuhan kredit yang solid, perbaikan proses bisnis dan kualitas kredit, serta kenaikan simpanan," ungkap Direktur Utama BBTN Haru Koesmahargyo dalam konferensi pers, di Jakarta, Kamis (16/2/2023).

Lihat Foto:BTN Pasang Target KPR Rumah Subsidi Rp27,3 Triliun di 2023

Adapun, kredit dan pembiayaan yang tumbuh solid menjadi penopang perolehan laba bersih perseroan. Di mana, kredit dan pembiayaan tumbuh sebesar 8,53% secara tahunan menjadi Rp298,28 triliun dari sebelumnya Rp274,83 triliun. Sementara itu, kredit pemilikan rumah (KPR) masih menjadi motor terbesar pergerakan bisnis Bank BTN. Secara total, KPR di Bank BTN tumbuh 9,23% secara tahunan menjadi Rp233,68 triliun per 31 Desember 2022.

Pada segmen ini, KPR subsidi tumbuh 11,61% secara tahunan menjadi Rp145,86 triliun pada akhir 2022. Dengan kinerja tersebut, perseroan tercatat masih memimpin pasar KPR subsidi dengan pangsa sebesar 83%. Tidak terlepas dari racikan strategi manajemen Bank BTN untuk berlayar di tengah kondisi pandemi. Haru merinci, Bank BTN telah melakukan relokasi kantor sejak 2020 ke daerah potensial.

Selain itu, perseroan berinovasi meluncurkan produk inovatif untuk menjawab kebutuhan pasar seperti KPR BTN Rent to Own dan KPR BTN Gaess. Kemudian, ujar Haru, Bank BTN juga memaksimalkan lini ekosistem perumahan digital dengan berbagai aplikasi yang mudah digunakan.

Di samping akselerasi pada kredit, Bank BTN juga berhasil meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,77% yoy dari Rp295,97 triliun menjadi Rp321,93 triliun per 31 Desember 2022. Peningkatan DPK tersebut didorong oleh kenaikan dana murah (current account savings account/CASA) perseroan sebesar 19,13% yoy menjadi Rp156,2 triliun pada akhir Desember 2022. Dengan peningkatan tersebut, biaya dana (cost of fund/CoF) perseroan turun 53 basis poin (bps) yoy dari 3,13% pada akhir 2021 menjadi 2,60%.

Penurunan biaya dana juga ikut mengerek turun beban bunga (interest expense) hingga 14,94% yoy pada akhir tahun lalu. Dengan kinerja positif kredit dan DPK, aset bank yang berfokus pada pembiayaan rumah rakyat ini juga naik 8,14% yoy dari Rp371,86 triliun menjadi Rp402,14 triliun per 31 Desember 2022.

"Capaian kinerja tersebut juga disumbang oleh dukungan besar pemerintah, dalam mendorong penyediaan rumah rakyat yang layak huni dan terjangkau di Indonesia," ujar Haru.

Ia menjelaskan bahwa, peran besar pemerintah dalam mendukung perumahan rakyat, serta menjaga kestabilan perekonomian nasional turut menjadi pendorong bisnis perseroan. Haru mengungkapkan, dukungan pemerintah berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) dan peningkatan alokasi dana untuk perumahan subsidi, juga menjadi bukti nyata dukungan pemerintah untuk rumah rakyat.

Lihat Foto: BTN Penggerak Ekonomi Bangsa

Dengan adanya penambahan modal dari pemerintah, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perseroan akhir tahun lalu tercatat mencapai 16,13% atau naik 233 basis poin (bps). Selanjutnya, perbaikan proses bisnis turut menekan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross perseroan tercatat sebesar 32 basis poin secara tahunan menjadi 3,38%. Serta, rasio pencadangan atau coverage ratio perseroan pun tetap naik sebesar 1.383 bps secara tahunan menjadi 155,65% hingga akhir tahun lalu.

"Pertumbuhan bisnis tersebut juga diimbangi dengan penguatan modal, perbaikan kualitas serta peningkatan pencadangan, sehingga bisnis Bank BTN diharapkan terus tumbuh berkelanjutan," ujar Haru.

Lebih lanjut, hingga akhir tahun lalu, loan to deposit ratio (LDR) Bank BTN juga tetap stabil di level 92,65%. Di samping itu, rasio kecukupan likuiditas atau liquidity coverage ratio (LCR) tercatat berada di level yang sehat sebesar 238,50%.

Ke depan, perseroan berupaya untuk terus memberikan hasil terbaik di tengah situasi ekonomi yang kondusif saat ini. “Hal itu bertujan agar perseroan dapat terus mendukung pemerintah dalam memberikan akses pembiayaan yang terjangkau dan layak huni bagi masyarakat Indonesia,” pungkas Haru.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1754 seconds (0.1#10.140)