Dibayangi Resesi, Pelaku Bisnis RI Paling Optimistis Sedunia Sambut 2023
loading...
A
A
A
Hal itu sejalan dengan data dari Kementerian Koordinator bidang Perekonomian Indonesia yang menyebutkan volume perdaganganIndonesia-India pada periode Januari-Juni 2022 menyentuh USD16,6 Miliar atau naik 81% dari periode sama tahun 2021.
CEO Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani mengatakan, memasuki tahun 2023, banyak skenario pesimis dan skeptis mengenai perekonomian dunia yang sangat menurun. Sebut sajainvasi Rusia ke Ukraina, perubahan kebijakan moneter Amerika Serikat (AS),dan lonjakan Covid-19 di China.
“Namun, laporan IBR Grant Thornton di awal tahun ini membawa kabar baik di mana pelaku usaha Indonesia sangat optimistis menyambut tahun 2023," ujarnya melalui siaran pers, dikutip Kamis (24/2/2023).
Pihaknya berharaplaporan survei ini dapat menularkan semangat dan optimisme untuk pelaku usaha lainnya dalam menumbuhkan bisnis mereka di tengah ekonomi global yang diprediksi akan bergejolak.
Sebelumnya, IMF bahkan menyebut Indonesia sebagai 'titik terang di tengah kesuraman ekonomi global’. Hal ini merujuk angka - angka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif stabil dan positif. Terbukti, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2022 mencapai 5,72%.
“Pencapaian ini mencerminkan terus menguatnya pemulihan ekonomi nasional di tengah peningkatan ketidakpastian prospek ekonomi global,”sambung Johanna.
Meskipun begitu, kata dia, pemerintah harus tetap mempunyai kebijakan-kebijakanguna meningkatkan penguatan ekonomi nasional dalam mengantisipasi ancaman resesi.
CEO Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani mengatakan, memasuki tahun 2023, banyak skenario pesimis dan skeptis mengenai perekonomian dunia yang sangat menurun. Sebut sajainvasi Rusia ke Ukraina, perubahan kebijakan moneter Amerika Serikat (AS),dan lonjakan Covid-19 di China.
“Namun, laporan IBR Grant Thornton di awal tahun ini membawa kabar baik di mana pelaku usaha Indonesia sangat optimistis menyambut tahun 2023," ujarnya melalui siaran pers, dikutip Kamis (24/2/2023).
Pihaknya berharaplaporan survei ini dapat menularkan semangat dan optimisme untuk pelaku usaha lainnya dalam menumbuhkan bisnis mereka di tengah ekonomi global yang diprediksi akan bergejolak.
Sebelumnya, IMF bahkan menyebut Indonesia sebagai 'titik terang di tengah kesuraman ekonomi global’. Hal ini merujuk angka - angka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif stabil dan positif. Terbukti, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2022 mencapai 5,72%.
“Pencapaian ini mencerminkan terus menguatnya pemulihan ekonomi nasional di tengah peningkatan ketidakpastian prospek ekonomi global,”sambung Johanna.
Meskipun begitu, kata dia, pemerintah harus tetap mempunyai kebijakan-kebijakanguna meningkatkan penguatan ekonomi nasional dalam mengantisipasi ancaman resesi.