Riset Membuktikan Konsumen Akan Memilih Produk yang Lebih Ceria di 2023
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ceria, menyenangkan atau fun akan menjadi kunci utama untuk mencuri hati konsumen Indonesia, terlebih di tengah tantangan resesi ekonomi dan biaya hidup yang kian meningkat di tahun ini. Riset Mintel Global Consumer mengungkapkan, bahwa satu dari tiga (33%) konsumen Indonesia merasa kondisi keuangan mereka cukup baik, namun tidak memiliki cukup tabungan karena sudah habis untuk memenuhi berbagai kebutuhan dasar.
Meskipun begitu, ketertarikan konsumen Indonesia besar untuk mencoba hal baru (adventure) dan menyenangkan (playfulness). Di ajang Mintel Big Conversation di Jakarta, para periset dari perusahaan intelijen pasar dan konsumen ini memaparkan analisis dan prediksi perihal minat konsumen Indonesia pada kategori makanan dan minuman serta kecantikan dan perawatan pribadi, dari saat ini hingga beberapa tahun mendatang.
Paparan tersebut menunjukkan bahwa brand perlu lebih konsisten dalam mengkomunikasikan nilai-nilai produknya dengan cara yang ceria dan menyenangkan, di tengah masyarakat yang semakin sadar harga (price conscious).
Kategori Makanan dan Minuman: Enak tanpa rasa bersalah dan kedamaian luar angkasa
“Konsumen akan cenderung menghibur diri dengan memilih produk makanan dan minuman yang enak di masa-masa sulit, tapi sayangnya produk makanan dan minuman yang enak atau menyenangkan kerap dipasarkan sebagai produk yang berdosa atau tidak sehat,” kata Senior Food and Drink Analyst APAC, Heng Hong Tan di Jakarta, Kamis (2/3/2023).
"Brand bisa menggunakan cara baru dalam mempromosikan rasa enak pada produknya ke konsumen sehingga bisa dikonsumsi di rumah tanpa rasa bersalah (unguilty pleasure)," paparnya.
Sementara itu data Mintel menunjukkan, peningkatan minat terhadap pola hidup sehat yang dipengaruhi pandemi, dan lebih dari sepertiga (35%) masyarakat Indonesia mengonsumsi makanan yang enak untuk mengurangi stres.
"Ini waktunya bagi brand untuk memposisikan ulang produknya sebagai salah satu cara untuk menghibur diri, misalnya sebagai teman saat bersantai, suplemen kecantikan (edible beauty regimen) hingga waktu memasak di rumah," terangnya.
Mengenai kedamaian luar angkasa (cosmic comfort), Heng Hong memaparkan bahwa akan semakin banyak brand makanan dan minuman yang terinspirasi dari luar angkasa (bayangkan protein bubuk dan fermentasi tanpa gravitasi), tidak hanya dari segi inovasi produk, tapi juga dalam tema komunikasi pemasarannya.
“Hal ini akan sangat menarik, terutama bagi Gen Z yang tertarik pada hal-hal misterius di luar angkasa sana. Dari palet warna kosmik hingga rasa “luar angkasa”, brand dapat memenuhi keinginan generasi muda ini akan penemuan baru (discovery) dan kedamaian spiritual (spiritual wellness)," jelas Heng Hing
Kategori Kecantikan dan Perawatan Pribadi: Produk Perawatan Diri Terus Berevolusi
“Seperti halnya makanan dan minuman, produk kecantikan dan perawatan diri juga akan berkontribusi pada pemulihan stress pasca pandemi. Kesehatan kulit adalah salah topik menarik yang bisa diangkat oleh brand, di mana 59% dari konsumen Indonesia mengatakan bahwa berpenampilan menarik membuat mereka merasa lebih percaya diri," ujar KinShen Chan, Senior Beauty and Personal Care Analyst, South APAC.
"Suplemen kecantikan dengan klaim fungsional juga dianggap bermanfaat, sehingga produk ini bisa diintegrasikan ke dalam rutinitas perawatan kecantikan sehari-hari konsumen Indonesia,” sambungnya.
Chan menambahkan, bahwa kategori perawatan pribadi akan berkembang ke arah pembentukan komunitas, di mana konsumen ingin merasa terhubung dengan individu lain yang memiliki minat yang serupa.
“Gagasan tentang komunitas perawatan pribadi akan meningkat seiring dengan meningkatnya semangat bahu-membahu antar individu. Ekspektasi konsumen terhadap brand akan semakin meningkat mengenai bahasan topik-topik umum (misalnya masalah hormonal),” katanya.
Apa Selanjutnya?
Konsumen sadar finansial (financially-conscious) akan membatasi pengeluaran mereka dan lebih mengutamakan brand yang memiliki dan mempraktekkan nilai baik, tak terkecuali untuk kategori makanan dan minuman ataupun kecantikan dan perawatan pribadi.
“Riset Mintel menunjukkan bahwa mengkomunikasikan nilai baik dengan cara-cara yang ceria dan menyenangkan (fun) akan diterima dengan lebih baik oleh konsumen Indonesia," terang Senior Consumer Lifestyle Analyst APAC, Huiqi Ong.
"Dan ketika kondisi keuangan membaik, mereka akan lebih bersedia untuk membelanjakan uangnya pada brand yang telah menemani mereka melewati masa-masa sulit. Brand yang memiliki dan konsisten mengamalkan nilai baiknya akan menuai hasil yang paling besar,” pungkas Huiqi Ong.
Meskipun begitu, ketertarikan konsumen Indonesia besar untuk mencoba hal baru (adventure) dan menyenangkan (playfulness). Di ajang Mintel Big Conversation di Jakarta, para periset dari perusahaan intelijen pasar dan konsumen ini memaparkan analisis dan prediksi perihal minat konsumen Indonesia pada kategori makanan dan minuman serta kecantikan dan perawatan pribadi, dari saat ini hingga beberapa tahun mendatang.
Paparan tersebut menunjukkan bahwa brand perlu lebih konsisten dalam mengkomunikasikan nilai-nilai produknya dengan cara yang ceria dan menyenangkan, di tengah masyarakat yang semakin sadar harga (price conscious).
Kategori Makanan dan Minuman: Enak tanpa rasa bersalah dan kedamaian luar angkasa
“Konsumen akan cenderung menghibur diri dengan memilih produk makanan dan minuman yang enak di masa-masa sulit, tapi sayangnya produk makanan dan minuman yang enak atau menyenangkan kerap dipasarkan sebagai produk yang berdosa atau tidak sehat,” kata Senior Food and Drink Analyst APAC, Heng Hong Tan di Jakarta, Kamis (2/3/2023).
"Brand bisa menggunakan cara baru dalam mempromosikan rasa enak pada produknya ke konsumen sehingga bisa dikonsumsi di rumah tanpa rasa bersalah (unguilty pleasure)," paparnya.
Baca Juga
Sementara itu data Mintel menunjukkan, peningkatan minat terhadap pola hidup sehat yang dipengaruhi pandemi, dan lebih dari sepertiga (35%) masyarakat Indonesia mengonsumsi makanan yang enak untuk mengurangi stres.
"Ini waktunya bagi brand untuk memposisikan ulang produknya sebagai salah satu cara untuk menghibur diri, misalnya sebagai teman saat bersantai, suplemen kecantikan (edible beauty regimen) hingga waktu memasak di rumah," terangnya.
Mengenai kedamaian luar angkasa (cosmic comfort), Heng Hong memaparkan bahwa akan semakin banyak brand makanan dan minuman yang terinspirasi dari luar angkasa (bayangkan protein bubuk dan fermentasi tanpa gravitasi), tidak hanya dari segi inovasi produk, tapi juga dalam tema komunikasi pemasarannya.
“Hal ini akan sangat menarik, terutama bagi Gen Z yang tertarik pada hal-hal misterius di luar angkasa sana. Dari palet warna kosmik hingga rasa “luar angkasa”, brand dapat memenuhi keinginan generasi muda ini akan penemuan baru (discovery) dan kedamaian spiritual (spiritual wellness)," jelas Heng Hing
Kategori Kecantikan dan Perawatan Pribadi: Produk Perawatan Diri Terus Berevolusi
“Seperti halnya makanan dan minuman, produk kecantikan dan perawatan diri juga akan berkontribusi pada pemulihan stress pasca pandemi. Kesehatan kulit adalah salah topik menarik yang bisa diangkat oleh brand, di mana 59% dari konsumen Indonesia mengatakan bahwa berpenampilan menarik membuat mereka merasa lebih percaya diri," ujar KinShen Chan, Senior Beauty and Personal Care Analyst, South APAC.
"Suplemen kecantikan dengan klaim fungsional juga dianggap bermanfaat, sehingga produk ini bisa diintegrasikan ke dalam rutinitas perawatan kecantikan sehari-hari konsumen Indonesia,” sambungnya.
Chan menambahkan, bahwa kategori perawatan pribadi akan berkembang ke arah pembentukan komunitas, di mana konsumen ingin merasa terhubung dengan individu lain yang memiliki minat yang serupa.
“Gagasan tentang komunitas perawatan pribadi akan meningkat seiring dengan meningkatnya semangat bahu-membahu antar individu. Ekspektasi konsumen terhadap brand akan semakin meningkat mengenai bahasan topik-topik umum (misalnya masalah hormonal),” katanya.
Apa Selanjutnya?
Konsumen sadar finansial (financially-conscious) akan membatasi pengeluaran mereka dan lebih mengutamakan brand yang memiliki dan mempraktekkan nilai baik, tak terkecuali untuk kategori makanan dan minuman ataupun kecantikan dan perawatan pribadi.
“Riset Mintel menunjukkan bahwa mengkomunikasikan nilai baik dengan cara-cara yang ceria dan menyenangkan (fun) akan diterima dengan lebih baik oleh konsumen Indonesia," terang Senior Consumer Lifestyle Analyst APAC, Huiqi Ong.
"Dan ketika kondisi keuangan membaik, mereka akan lebih bersedia untuk membelanjakan uangnya pada brand yang telah menemani mereka melewati masa-masa sulit. Brand yang memiliki dan konsisten mengamalkan nilai baiknya akan menuai hasil yang paling besar,” pungkas Huiqi Ong.
(akr)