Bidik Pasar Potensial, Kemenlu Dorong BNI Garap Proyek Strategis di Afrika

Senin, 06 Maret 2023 - 07:57 WIB
loading...
Bidik Pasar Potensial,...
Sekjen Kemenlu, Cecep Herawan dalam Business Meeting 2023 dengan tema Winning Marketshare Through Digital and Collaboration Mindset di Bali, pertengahan Februari 2023 lalu. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI punya potensi besar untuk melebarkan sayap bisnis ke mancanegara, salah satunya di benua Afrika.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memproyeksikan Afrika akan menjadi tujuan investasi di masa depan dengan pertumbuhan ekonomi mumpuni.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cecep Herawan dalam Business Meeting 2023 dengan tema Winning Marketshare Through Digital and Collaboration Mindset di Bali, belum lama ini, menyampaikan, Kemenlu memiliki misi menyasar pasar potensial dan memperkuat jaringan di benua Afrika.

Dia pun mendorong perusahaan milik negara seperti BNI dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya untuk bersinergi menggarap proyek strategis di wilayah tersebut.

Adapun skemanya bisa melalui kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) atau Public Private Partnership (PPP), di mana BUMN hadir bersama baik melalui pembiayaan, konstruksi, dan jasa lainnya.

Sebagai gambaran, tahun lalu BNI mampu mendorong peningkatan angka perdagangan sebesar 76,7% dan satu-satunya Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang cukup luas jaringannya secara internasional hingga memiliki delapan kantor cabang di luar negeri.

“Saya rasa ini modal luar biasa yang bisa kita lakukan bersama, kita punya peran BNI dan teman-teman BUMN bersama Kemenlu, bagaimana bisa melakukan ekspansi bersama ke negara-negara yang memiliiki pasar potensial. Kita bisa berpartisipasi aktif bersama di forum internasional,” ujarnya, dikutip Senin (6/3/2023).



Di sisi lain, sambung Cecep, hubungan Kemenlu dengan BNI terjalin cukup lama sehingga bisa menyatukan visi untuk mengupayakan pembangunan infrastruktur di ASEAN dan Indo-Pasifik.

Hal ini berkaitan dengan pengembangan infrastruktur hijau atau green infrastructure, digital transformation, dan innovative financing yang sejalan dengan program BNI.

“Kami ingin bekerja sama dengan BNI karena kita mempunyai flagship program ini dalam Keketuaan ASEAN. BNI bersama kami ikut menyelenggarakan forum ini sebagai window display produk-produk dan inovasi yang kita peroleh,” ungkapnya.

Cecep mencatat, terdapat 266 proyek multilateral senilai USD238 miliar dan 140 proyek bilateral senilai USD71,4 miliar khusus dengan Indonesia.

“Ini peluang besar di mana BNI bisa menjadi pemain utama di dalamnya. Target kami pada akhir Agustus minggu kedua, kita sudah punya list concret project hasil akhir Keketuaan ASEAN, di sini kolaborasi kita menjadi sesuatu yang baik,” tandasnya.

Cecep menambahkan, BNI juga sangat proaktif mengembangkan program di luar negeri yaitu Diaspora Loan yang diluncurkan bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo dan pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

“Saya sangat meyakini kolaborasi Kemenlu dan BNI memiliki manfaat nyata, bisa kami rasakan di tengah tantangan, ada secercah harapan,” tuturnya.



Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, perkembangan geopolitik dunia dan kebijakan moneter ekonomi global dapat menimbulkan tekanan pada kinerja perbankan.

Meski begitu, dengan melihat peluang yang ada, masih banyak area yang perlu dikembangkan perseroan melalui sinergi dan kolaborasi lintas segmen, divisi/satuan dalam melakukan eksekusi bisnis.

“Kondisi perekonomian dunia akan semakin penuh tantangan pada tahun 2023 ini. Namun kita berharap semua bisa dilalui dengan penuh kesiapan dan kehati-hatian,” ucapnya.

Komisaris Utama BNI Agus Martowardojo menambahkan, Indonesia tetap optimistis bisa melewati tantangan peekonomian dunia. Sebagaimana diketahui, saat negara-negara lain mengalami perlambatan ekonomi, Indonesia merupakan salah satu dari sedikit negara yang mampu mengakselerasi pertumbuhannya.

Hal itu didukung fundamental ekonomi yang relatif baik, pulihnya permintaan masyarakat dan kinerja positif ekspor komoditas. “Kita harus yakini bahwa ketidakpastian dan volatilitas global akan membaik di tahun 2023,” kataAgus.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1942 seconds (0.1#10.140)