Sektor Properti Tetap Jadi Primadona, Begini Strategi Industri di 2023

Rabu, 08 Maret 2023 - 15:05 WIB
loading...
Sektor Properti Tetap...
Ilustrasi perumahan
A A A
JAKARTA - Sektor properti tahun ini diyakini masih bergerak positif sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023 di kisaran angka 5%.

Meski suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sudah mengalami kenaikan 225 basis point dalam 7 bulan terakhir, sektor properti tetap menjadi primadona karena didukung oleh tingginya kebutuhan akan property, baik hunian maupun komersial.

Selain itu, dengan tingginya inflasi dunia dan Indonesia di tahun lalu, masyarakat semakin sadar akan manfaat investasi di sektor properti yang dapat berfungsi juga sebagai hedging atau perlindungan terhadap kenaikan inflasi tinggi.

Meski begitu, kondisi pasar properti tahun 2023 terutama di pasar primer masih sangat bergantung pada stimulus pemerintah untuk meningkatkan permintaan dan juga mendukung perusahaan properti dalam memberikan produk yang sesuai kebutuhan konsumen.

Pemulihan ekonomi Indonesia yang resilient dan daya beli konsumen yang mulai kembali menguat pasca pandemi dinilai akan menjadi sejumlah katalis yang mendorong stabilnya permintaan di sektor properti.

Hal itulah yang menyebabkan diterapkannya kebijakan pemerintah untuk mendukung pemulihan sektor ini, seperti kebijakan relaksasi rasio loan to value (LTV) untuk kredit properti dari perbankan menjadi maksimal 100% (tanpa DP).

Dengan relaksasi tersebut, KPR diprediksikan akan bertumbuh sebesar 10-12%. Hal ini didukung pula dengan besarnya kebutuhan akan hunian sebesar 12,75 Juta backlog (kurangnya pasokan) perumahan.

Ditambah lagi dengan 700.000 sampai dengan 800.000 potensi keluarga baru terutama dari generasi millennial yang timbul setiap tahunnya. Para pelaku industri properti dan pendukungnya pun optimistis menghadapi tahun penuh harapan ini.

Country Director of Ray White Indonesia, Johann Boyke Nurtanio, dalam sambutannya pada acara Annual Awards 2023 bertajuk “Bigger, Stronger, Together”, Jumat (3/3) mengatakan, di tahun ke-26 hadirnya Ray White di Indonesia, sudah banyak tantangan dan krisis yang dilalui.

Pandemi Covid-19 menjadi salah satu tantangan terbesar di samping krisis moneter 1998 dan krisis keuangan global 2008. “Tapi yang luar biasa, di masa pandemi itu, bisnis kita justru berhasil menjual jenis properti yang mungkin beberapa di antara kita berpikir impossible untuk dilakukan,” ujarnya melalui siaran pers, dikutip Rabu (8/3/2023).
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1971 seconds (0.1#10.140)