Taipan Bisnis Rusia dan Putin Bakal Bertemu untuk Pertama Kalinya Sejak Perang
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia , Vladimir Putin berencana bertemu dengan para pemimpin bisnis top di Kremlin minggu ini untuk pertama kalinya sejak melancarkan invasi ke Ukraina . Hal ini seperti dilansir Bloomberg, berdasarkan sumber anonim yang mengetahui rencana tersebut.
Pertemuan pada 16 Maret 2023, mendatang diagendakan bersama dengan anggota teratas Uni Industrialis dan Pengusaha Rusia (RSPP). Rencana ini mencuat saat pemerintah Rusia berusaha menekan pengeluaran akibat perang yang memasuki tahun kedua, lewat peningkatan tekanan terhadap perusahaan untuk membayar pajak lebih banyak.
Sebelumnya agenda ini pernah disebut tahun lalu, namun pertemuan Putin dengan para taipan Rusia dibatalkan di tengah pertempuran yang semakin sengit.
Dalam pidatonya tahun ini, Putin berencana untuk fokus menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi seperti disebutkan sumber itu. Sementara itu ada semacam kekhawatiran tentang meningkatnya liberalisasi lingkungan bisnis, kata mereka.
Hal itu termasuk mencabut hukuman pidana untuk beberapa kejahatan ekonomi, termasuk pencucian uang. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak mengomentari rencana Putin itu seperti dikutip dari Bloomberg.
Menghadapi defisit anggaran yang melebar karena pengeluaran untuk perang terus bertambah, pemerintah telah mendorong perusahaan untuk membayar sebanyak 300 miliar rubel (USD3,9 miliar) dalam pungutan tambahan tahun ini.
Tahun lalu, banyak taipan khawatir bahwa tampil di depan umum dengan Putin dapat menjadikan mereka target sanksi, dimana sebagian besar anggota dewan utama RSPP sekarang tunduk pada pembatasan.
Sementara itu Taipan Deripaska memperingatkan Rusia terancan kehabisan uang pada 2024, mendatang. Salah satu anggota dewan RSPP, Alisher Usmanov mengundurkan diri tahun lalu, mengutip keinginannya untuk pensiun dan fokus pada filantropi.
Pada pertemuan RSPP, Putin biasanya memberikan pidato dan kemudian melakukan diskusi tertutup. Putin bulan lalu meminta pemilik bisnis besar yang tinggal di luar negeri untuk berkontribusi lebih ke negara asal mereka.
"Setiap kali para pemimpin atau pemilik bisnis menjadi tergantung pada pemerintah yang mengadopsi kebijakan tidak bersahabat dengan Rusia, ini merupakan ancaman besar bagi kami, bahaya bagi negara kami," kata Putin dalam pidato kenegaraannya.
Baca Juga
Pertemuan pada 16 Maret 2023, mendatang diagendakan bersama dengan anggota teratas Uni Industrialis dan Pengusaha Rusia (RSPP). Rencana ini mencuat saat pemerintah Rusia berusaha menekan pengeluaran akibat perang yang memasuki tahun kedua, lewat peningkatan tekanan terhadap perusahaan untuk membayar pajak lebih banyak.
Sebelumnya agenda ini pernah disebut tahun lalu, namun pertemuan Putin dengan para taipan Rusia dibatalkan di tengah pertempuran yang semakin sengit.
Dalam pidatonya tahun ini, Putin berencana untuk fokus menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi seperti disebutkan sumber itu. Sementara itu ada semacam kekhawatiran tentang meningkatnya liberalisasi lingkungan bisnis, kata mereka.
Hal itu termasuk mencabut hukuman pidana untuk beberapa kejahatan ekonomi, termasuk pencucian uang. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak mengomentari rencana Putin itu seperti dikutip dari Bloomberg.
Menghadapi defisit anggaran yang melebar karena pengeluaran untuk perang terus bertambah, pemerintah telah mendorong perusahaan untuk membayar sebanyak 300 miliar rubel (USD3,9 miliar) dalam pungutan tambahan tahun ini.
Tahun lalu, banyak taipan khawatir bahwa tampil di depan umum dengan Putin dapat menjadikan mereka target sanksi, dimana sebagian besar anggota dewan utama RSPP sekarang tunduk pada pembatasan.
Sementara itu Taipan Deripaska memperingatkan Rusia terancan kehabisan uang pada 2024, mendatang. Salah satu anggota dewan RSPP, Alisher Usmanov mengundurkan diri tahun lalu, mengutip keinginannya untuk pensiun dan fokus pada filantropi.
Pada pertemuan RSPP, Putin biasanya memberikan pidato dan kemudian melakukan diskusi tertutup. Putin bulan lalu meminta pemilik bisnis besar yang tinggal di luar negeri untuk berkontribusi lebih ke negara asal mereka.
"Setiap kali para pemimpin atau pemilik bisnis menjadi tergantung pada pemerintah yang mengadopsi kebijakan tidak bersahabat dengan Rusia, ini merupakan ancaman besar bagi kami, bahaya bagi negara kami," kata Putin dalam pidato kenegaraannya.
(akr)