Update Proyek Garuda, BI Bakal Kenalkan Desain Rupiah Digital di Juli 2023

Senin, 20 Maret 2023 - 19:28 WIB
loading...
Update Proyek Garuda,...
BI akan mengenalkan desain proyek rupiah digital pada Juli 2023. Foto/pexels/ahsanjaya
A A A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo membeberkan perkembangan terkini pembentukan rupiah digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC). Adapun saat ini bank sentral sudah menerbitkan dokumen resmi terkait proyek rupiah digital.

“Kami proses juga terbitkan digital rupiah, bahwa digital rupiah sebagaimana kami sampaikan consultative paper sudah kami terbitkan. Juli akan kami berikan project design-nya," paparnya saat melakukan fit and proper test dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Senin (20/3/2023).

Dia menerangkan, pembentukan rupiah digital itu akan dinamai Proyek Garuda. Rencananya desain proyek dari rupiah digital akan diperkenalkan secara umum pada Juli 2023 mendatang. Kemudian proyek ini akan dikembangkan selama 1,5 tahun yang berfokus pada transaksi wholesale rupiah digital.

"Akan dikembangkan dengan industri 1,5 tahun ke depan yaitu fokus kepada wholesale digital rupiah kepada pelaku besar," ungkap Perry yang baru saja terpilih kembalisebagai Gubernur BI untuk periode 2023-2028.

Nantinya setelah tahap pengembangan selama 1,5 tahun selesai, barulah rupiah digital bisa dikembangkan untuk alat pembayaran secara luas. "Setelah itu, tahap ke dua baru tahapan untuk transaksi lain ke sektor riil," ucapnya.



Dikutip dari berbagai sumber, CBDC dinilai sebagai solusi prospektif untuk mewujudkan pembayaran antarnegara yang lebih cepat, mudah, transparan, dan inklusif.

CBDC diyakini mampu mengatasi berbagai friksi yang selama ini terjadi dalam pembayaran antarnegara seperti biaya yang mahal, format data yang terfragmentasi, compliance yang kompleks, jam operasional yang terbatas, dan tingginya biaya konversi mata uang.

Kemudian CBDC, sebagai sebuah platform multicurrency memungkinkan sejumlah pihak untuk bertransaksi dan saling membayar dalam mata uang yang berbeda secara langsung, tanpa memerlukan perantara seperti bank koresponden.



Hal ini sejalan dengan survei BIS tahun 2022, bahwa efisiensi pembayaran antarnegara menjadi motif utama bagi pengembangan CBDC wholesale, baik di negara maju maupun negara berkembang. Demikian pula, inisiatif pengembangan CBDC ritel antarnegara juga mulai dilakukan.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2382 seconds (0.1#10.140)