President University Gandeng PT Nirwana Persada Cipta Kembangkan Moulding Competency Center
loading...
A
A
A
JAKARTA - President University (Presuniv) menandatangani Perjanjian Kesepahaman (Memorandum of Understanding atau MoU) dan sekaligus Perjanjian Kerja Sama dengan PT Nirwana Persada Cipta (NPC), Jumat pekan lalu. Dokumen perjanjian kerja sama tersebut ditandatangani oleh Rektor Presuniv Prof. Dr. Chairy dan Direktur NPC Fauzi Iskandar di Laboratorium Teknik Mesin, Jababeka Medical Sciene Center di Jl. Dr. Satrio, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi.
Usai penandatanganan MoU dan Perjanjian Kerja Sama, acara dilanjutkan dengan serah terima Injection Moulding Machine (NPC 160). Fauzi Iskandar menyerahkan mesin injection moulding tersebut kepada Chairy, yang mewakili Presuniv.
Chairy mengungkapkan rasa senangnya bisa berkolaborasi dengan NPC. Apalagi mesin NPC 160 memiliki beberapa kelebihan. Di antaranya, kapasitas produksinya yang terbilang besar. “Melalui kolaborasi ini saya optimistis akan semakin banyak kegiatan Tri Dharma perguruan tinggi, yakni pendidikan, riset dan pengabdian kepada masyarakat, yang bisa dilakukan oleh Presuniv, termasuk yang akan kami lakukan secara bersama-sama dengan NPC,” kata Chairy dalam keterangan tertulisnya, Selasa (28/3/2023).
(Baca juga:Kemitraan Danacita-President University Beri Solusi Pembiayaan Pendidikan)
Adanya mesin ini, lanjut Chairy, juga akan bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi para mahasiswa, khususnya dari Prodi Teknik Mesin, dan secara umum untuk Fakultas Teknik, terutama dalam hal keterampilan injection moulding yang berbasis plastik.
“Kami berharap Injection Moulding Machine (NPC 160) ini dapat digunakan secara produktif baik oleh Presuniv maupun masyarakat. Saya berharap ke depan kami, Presuniv dan NPC, akan bisa melakukan sinergi untuk secara bersama-sama menyusun langkah yang strategis guna mengembangkan moulding competency center yang berbasis plastik,” ujar Chairy.
Sementara, Fauzi Iskandar mengungkapkan bahwa kerja sama antara NPC dengan Fakultas Teknik, khususnya Prodi Teknik Mesin, sebetulnya sudah digagas sejak setengah tahun silam. NPC memiliki visi yang sama dengan Presuniv, yakni ingin memberikan pengalaman praktis kepada para mahasiswa sebagai generasi masa depan.
(Baca juga:Lolos Seleksi PKKM Kemendikbudristek, President University Punya Rencana Ini)
Salah satunya adalah dengan memberi pengalaman praktis dalam bidang plastic injection moulding. “Keterampilan mengoperasikan mesin semacam ini banyak dibutuhkan oleh kalangan industri,” papar Fauzi.
Fauzi, yang sudah menekuni industri plastik selama sekitar 20 tahun, mengamati bahwa sejauh ini dia belum melihat adanya lembaga yang bergerak dalam bidang pelatihan plastic injection moulding. “Itu sebabnya saya bermimpi suatu saat harus ada lembaga yang memberikan pelatihan tersebut,” tegas Fauzi.
Dirinya sepakat dengan gagasan Chairy tentang pengembangan moulding competency center yang berbasis plastik. “Kami di NPC siap bersinergi dengan Presuniv untuk mewujudkan hal tersebut,” katanya.
Kepala Program Studi (Prodi) Teknik Mesin Dr.Eng. Lydia Anggraini, ST, M.Eng mengatakan hadirnya mesin NPC 160 akan semakin melengkapi berbagai fasilitas yang sudah ada di laboratorium Prodi Teknik Mesin. “Sebelumnya laboratorium Teknik Mesin sudah memiliki sejumlah perangkat pelatihan. Di antaranya, perangkat digital manufacturing design, material laboratory, termasuk 3D printer. Adanya Injection Moulding Machine (NPC 160) membuat perangkat yang ada di laboratorium Teknik Mesin menjadi semakin lengkap,” katanya.
Lydia juga antusias dengan gagasan pengembangan moulding competency center bersama-sama dengan NPC. “Dengan adanya moulding competency center, kelak pengguna peralatan Injection Moulding Machine (NPC 160) bukan hanya terbatas pada mahasiswa Presuniv, tetapi bisa juga masyarakat luas, termasuk para pelaku bisnis plastik dan bisnis-bisnis lainnya yang berada di kawasan industri Jababeka dan kawasan-kawasan industri sekitarnya,” ungkap Lydia Anggraini.
(Baca juga:President University, Kampus dengan Jumlah Mahasiswa Asing Terbanyak se-Indonesia)
Selain untuk pelatihan mahasiswa dan masyarakat, mesin Injection Moulding Machine (NPC 160) bisa dikomersialisasikan. “Dengan adanya mesin tersebut, kami juga siap mencetak berbagai produk plastik kemasan sesuai dengan permintaan customer,” ungkap Direktur Teknik Fabrication Laboratory (Fablab) Nanang Ali Sutisna, M.Eng, yang juga dosen Prodi Teknik Mesin.
Plastik dan Ekonomi Sirkular
Nanang mengatakan mesin ini membutuhkan bahan baku yang berupa biji plastik. Biji-biji plastik tersebut kemudian dimasukkan ke dalam mesin untuk dipanaskan pada suhu tertentu sampai meleleh.
Setelah meleleh, plastik cair tersebut kemudian diinjeksikan ke dalam mesin cetak (moulding). Plastik cair yang telah dicetak tersebut kemudian akan didiamkan selama beberapa waktu sampai mendingin dan bentuknya tidak berubah. Setelah itu, plastik tersebut dikeluarkan dari mesin cetak dalam bentuk produk jadi.
Injection Moulding Machine (NPC 160) tersebut dapat dioperasikan secara manual, semi-otomatis, dan otomatis. “Selama cetakan dirancang dengan wajar, mesin injeksi dapat bekerja secara otomatis dari injeksi ke pencetakan dan keluar dalam bentuk produk jadi,” kata Nanang.
Saat ini industri plastik sudah memainkan peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional maupun internasional. Industri plastik kini menjadi pendukung utama bagi industri-industri lainnya, seperti industri makanan dan minuman, medis dan farmasi, kosmetik, elektronik, pertanian, automotif, konstruksi dan masih banyak lagi bidang industri lainnya. “Ini menunjukkan kian meluasnya penggunaan plastik untuk berbagai produk industri,” katanya.
Contohnya, industri automotif semakin banyak menggunakan plastik untuk berbagai komponennya. Misalnya, banyak bagian interior kendaraan yang kini menggunakan plastik. Plastik juga digunakan untuk mengganti komponen yang terbuat dari baja.
“Penggunaan plastik ini dinilai lebih menguntungkan, karena dapat menurun bobot kendaraan dan lebih tahan karat ketimbang baja,” papar Nanang.
Plastik juga kian banyak digunakan dalam industri elektronika. Semakin banyak produk elektronik, seperti TV, radio, komputer dan berbagai perangkat elektronik lainnya komponennya terbuat dari plastik. Dengan semakin meluasnya industri pengguna, permintaan akan plastik bisa terus berkembang dan meluas. “Jadi, plastik tak hanya dijadikan sebagai bahan untuk mengemas produk,” katanya.
Belakangan seiring dengan berkembangnya penerapan konsep ekonomi sirkular, peran plastik menjadi lebih strategis lagi. Berkat konsep ekonomi sirkular, plastik yang dahulu dianggap sampah yang sulit diurai oleh lingkungan, lewat berbagai skema pengelolaan ternyata mampu memberikan nilai tambah.
Ada empat skema pengelolaan sampah plastik yang saat ini diterapkan dalam konsep ekonomi sirkular, yakni recycle (daur ulang), reuse (penggunaan kembali), redesign (desain ulang) dan jika sudah tak terhindarkan harus dilakukan reduce atau kurangi penggunaannya.
Lewat konsep tersebut, yang intinya mengoptimalkan pemanfaatan plastik dan meminimalkan dampak negatifnya terhadap lingkungan, penggunaan plastik bukan hanya dapat meningkatkan nilai ekonomi, tetapi juga menciptakan proses bisnis yang berkelanjutan.
Lihat Juga: Pembekalan Menteri dan Wamen, Borobudur International Golf & Country Club Siapkan Fasilitas Pendukung
Usai penandatanganan MoU dan Perjanjian Kerja Sama, acara dilanjutkan dengan serah terima Injection Moulding Machine (NPC 160). Fauzi Iskandar menyerahkan mesin injection moulding tersebut kepada Chairy, yang mewakili Presuniv.
Chairy mengungkapkan rasa senangnya bisa berkolaborasi dengan NPC. Apalagi mesin NPC 160 memiliki beberapa kelebihan. Di antaranya, kapasitas produksinya yang terbilang besar. “Melalui kolaborasi ini saya optimistis akan semakin banyak kegiatan Tri Dharma perguruan tinggi, yakni pendidikan, riset dan pengabdian kepada masyarakat, yang bisa dilakukan oleh Presuniv, termasuk yang akan kami lakukan secara bersama-sama dengan NPC,” kata Chairy dalam keterangan tertulisnya, Selasa (28/3/2023).
(Baca juga:Kemitraan Danacita-President University Beri Solusi Pembiayaan Pendidikan)
Adanya mesin ini, lanjut Chairy, juga akan bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi para mahasiswa, khususnya dari Prodi Teknik Mesin, dan secara umum untuk Fakultas Teknik, terutama dalam hal keterampilan injection moulding yang berbasis plastik.
“Kami berharap Injection Moulding Machine (NPC 160) ini dapat digunakan secara produktif baik oleh Presuniv maupun masyarakat. Saya berharap ke depan kami, Presuniv dan NPC, akan bisa melakukan sinergi untuk secara bersama-sama menyusun langkah yang strategis guna mengembangkan moulding competency center yang berbasis plastik,” ujar Chairy.
Sementara, Fauzi Iskandar mengungkapkan bahwa kerja sama antara NPC dengan Fakultas Teknik, khususnya Prodi Teknik Mesin, sebetulnya sudah digagas sejak setengah tahun silam. NPC memiliki visi yang sama dengan Presuniv, yakni ingin memberikan pengalaman praktis kepada para mahasiswa sebagai generasi masa depan.
(Baca juga:Lolos Seleksi PKKM Kemendikbudristek, President University Punya Rencana Ini)
Salah satunya adalah dengan memberi pengalaman praktis dalam bidang plastic injection moulding. “Keterampilan mengoperasikan mesin semacam ini banyak dibutuhkan oleh kalangan industri,” papar Fauzi.
Fauzi, yang sudah menekuni industri plastik selama sekitar 20 tahun, mengamati bahwa sejauh ini dia belum melihat adanya lembaga yang bergerak dalam bidang pelatihan plastic injection moulding. “Itu sebabnya saya bermimpi suatu saat harus ada lembaga yang memberikan pelatihan tersebut,” tegas Fauzi.
Dirinya sepakat dengan gagasan Chairy tentang pengembangan moulding competency center yang berbasis plastik. “Kami di NPC siap bersinergi dengan Presuniv untuk mewujudkan hal tersebut,” katanya.
Kepala Program Studi (Prodi) Teknik Mesin Dr.Eng. Lydia Anggraini, ST, M.Eng mengatakan hadirnya mesin NPC 160 akan semakin melengkapi berbagai fasilitas yang sudah ada di laboratorium Prodi Teknik Mesin. “Sebelumnya laboratorium Teknik Mesin sudah memiliki sejumlah perangkat pelatihan. Di antaranya, perangkat digital manufacturing design, material laboratory, termasuk 3D printer. Adanya Injection Moulding Machine (NPC 160) membuat perangkat yang ada di laboratorium Teknik Mesin menjadi semakin lengkap,” katanya.
Lydia juga antusias dengan gagasan pengembangan moulding competency center bersama-sama dengan NPC. “Dengan adanya moulding competency center, kelak pengguna peralatan Injection Moulding Machine (NPC 160) bukan hanya terbatas pada mahasiswa Presuniv, tetapi bisa juga masyarakat luas, termasuk para pelaku bisnis plastik dan bisnis-bisnis lainnya yang berada di kawasan industri Jababeka dan kawasan-kawasan industri sekitarnya,” ungkap Lydia Anggraini.
(Baca juga:President University, Kampus dengan Jumlah Mahasiswa Asing Terbanyak se-Indonesia)
Selain untuk pelatihan mahasiswa dan masyarakat, mesin Injection Moulding Machine (NPC 160) bisa dikomersialisasikan. “Dengan adanya mesin tersebut, kami juga siap mencetak berbagai produk plastik kemasan sesuai dengan permintaan customer,” ungkap Direktur Teknik Fabrication Laboratory (Fablab) Nanang Ali Sutisna, M.Eng, yang juga dosen Prodi Teknik Mesin.
Plastik dan Ekonomi Sirkular
Nanang mengatakan mesin ini membutuhkan bahan baku yang berupa biji plastik. Biji-biji plastik tersebut kemudian dimasukkan ke dalam mesin untuk dipanaskan pada suhu tertentu sampai meleleh.
Setelah meleleh, plastik cair tersebut kemudian diinjeksikan ke dalam mesin cetak (moulding). Plastik cair yang telah dicetak tersebut kemudian akan didiamkan selama beberapa waktu sampai mendingin dan bentuknya tidak berubah. Setelah itu, plastik tersebut dikeluarkan dari mesin cetak dalam bentuk produk jadi.
Injection Moulding Machine (NPC 160) tersebut dapat dioperasikan secara manual, semi-otomatis, dan otomatis. “Selama cetakan dirancang dengan wajar, mesin injeksi dapat bekerja secara otomatis dari injeksi ke pencetakan dan keluar dalam bentuk produk jadi,” kata Nanang.
Saat ini industri plastik sudah memainkan peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional maupun internasional. Industri plastik kini menjadi pendukung utama bagi industri-industri lainnya, seperti industri makanan dan minuman, medis dan farmasi, kosmetik, elektronik, pertanian, automotif, konstruksi dan masih banyak lagi bidang industri lainnya. “Ini menunjukkan kian meluasnya penggunaan plastik untuk berbagai produk industri,” katanya.
Contohnya, industri automotif semakin banyak menggunakan plastik untuk berbagai komponennya. Misalnya, banyak bagian interior kendaraan yang kini menggunakan plastik. Plastik juga digunakan untuk mengganti komponen yang terbuat dari baja.
“Penggunaan plastik ini dinilai lebih menguntungkan, karena dapat menurun bobot kendaraan dan lebih tahan karat ketimbang baja,” papar Nanang.
Plastik juga kian banyak digunakan dalam industri elektronika. Semakin banyak produk elektronik, seperti TV, radio, komputer dan berbagai perangkat elektronik lainnya komponennya terbuat dari plastik. Dengan semakin meluasnya industri pengguna, permintaan akan plastik bisa terus berkembang dan meluas. “Jadi, plastik tak hanya dijadikan sebagai bahan untuk mengemas produk,” katanya.
Belakangan seiring dengan berkembangnya penerapan konsep ekonomi sirkular, peran plastik menjadi lebih strategis lagi. Berkat konsep ekonomi sirkular, plastik yang dahulu dianggap sampah yang sulit diurai oleh lingkungan, lewat berbagai skema pengelolaan ternyata mampu memberikan nilai tambah.
Ada empat skema pengelolaan sampah plastik yang saat ini diterapkan dalam konsep ekonomi sirkular, yakni recycle (daur ulang), reuse (penggunaan kembali), redesign (desain ulang) dan jika sudah tak terhindarkan harus dilakukan reduce atau kurangi penggunaannya.
Lewat konsep tersebut, yang intinya mengoptimalkan pemanfaatan plastik dan meminimalkan dampak negatifnya terhadap lingkungan, penggunaan plastik bukan hanya dapat meningkatkan nilai ekonomi, tetapi juga menciptakan proses bisnis yang berkelanjutan.
Lihat Juga: Pembekalan Menteri dan Wamen, Borobudur International Golf & Country Club Siapkan Fasilitas Pendukung
(dar)